10. Berdua

4.1K 402 29
                                    


Selamat membaca😊.

❤❤❤

Rara

Kok telepon Khaira gak diangkat?

Pak tolong jemput Khaira di halte deket kampus.

Pak Khaira takut sendirian di sini, gak ada temen ngobrol juga.

Bapak sibuk ya di kantor?

Liat dong chat Khaira😣

Pak

Pak

Pak

Kendaraan gak ada yang lewat pak.

Pak hujannya tambah deras.

Pak barusan gemuruh sama petir-petirnya lagi, Khaira takut Pak, gak boong😭.

Khaira gak bisa main hp lagi, Khaira masih sayang sama nyawa takut kesambar petir. Semoga Bapak liat chat Khaira.

Khaira masih nunggu di halte😊.

Dengan cepat Bayu mengambil kunci mobilnya.

❤❤❤

Bayu melihat seorang gadis memeluk tubuhnya sendiri. Hal itu membuatnya tidak tinggal diam. Bayu menerobos hujan untuk menghampiri Khaira.

"Ra."

"Eh, Pak Bayu akhirnya datang juga," ucap Khaira dengan senyuman dan tatapan mata yang sayu. Gadis itu tampak pucat dan menggigil.

"Ayo pulang."

"Iya Pak." Khaira hendak bangkit, namun kembali terduduk karena kepalanya sangat pusing.

Tidak ada pilihan lain, Bayu segera menggendong gadis itu dan membawanya ke dalam mobil.

Khaira terus menggigil. Bayu ingin melepas jasnya tapi percuma jika diberikan kepada Khaira. Entah sejak kapan dia dibuat pusing sendiri oleh gadis itu.

Akhirnya, entah dorongan dari mana Bayu menarik tubuh Khaira ke dalam pelukannya.

Jantung Khaira rasanya berhenti berdetak sekarang. Dia sangat kaget! Seketika kesadarannya pulih. Denyut jantungnya sangat kencang. Khaira yakin pasti Bayu menyadarinya. "Tutup mata ajalah daripada malu," batinnya.

❤❤❤

"Kenapa malah ke halte, sih? Kenapa gak nunggu di kampus aja, pesan taxi online kek," ucap Bayu dingin.

"Khaira gak kepikiran ke arah situ Pak, dipikiran Khaira cuman ada Bapak," ucap Khaira polos.

"Tidur sana!"

Tiba-tiba saja ponsel Bayu berbunyi. Dia segera mengangkatnya.

"Nak, Mama sama Papa udah di depan apartemen kamu."

Bayu terdiam sejenak sambil meneguk salivanya. "Mau ngapain?"

"Mau nginep, Mama kangen banget sama kamu, sama Khaira juga."

"Kamarnya cuman ada satu loh, Ma, Mama gak inget apa gimana?"

"Mama inget kok, Mama sama Papa gak masalah kalo harus tidur di sofa."

"Nanti kalo pinggang Mama encok gimana?"

"Enggak bakal."

"Kalo yang encok pinggang Papa? Pasti Mama juga yang dibikin repot, kan?"

"Kamu ini, kayak gak senang disamperin orang tua. Udah ah, Mama tutup teleponnya. Tungguin Mama sama Papa."

Bayu melemparkan ponselnya ke sofa. Dia mengusap wajahnya gusar.

"Ada apa?" tanya Khaira.

"Mama sama Papa bakal nginep di sini."

"Terus kenapa Bapak kayak orang banyak utang gitu mukanya?" tanya Khaira dengan wajah yang sungguh polos nan lugu.

"Itu artinya kita bakal tidur berdua."

"Oh ... Iya Khaira lupa, Bapak kan jijik sama Khaira. Gapapa Pak, Khaira tidur di bawah aja nanti, bereskan?"

Pembicaraan mereka terhenti karena Salma dan Pradana sudah tiba. Mereka bersalaman dan saling melepas rindu.

❤❤❤

Khaira dan Bayu duduk di kasur dengan posisi saling membelakangi. Khaira dengan perasaan bahagianya sedangkan Bayu tengah berpikir mati-matian.

"Khaira capek diem-dieman terus, Bapak jijik sama Khaira karena apa, sih? Apa Khaira bau ketek? Perasaan enggak deh," oceh Khaira.

"Berisik! Kamu gak bau."

"Terus kenapa? Kenapa Bapak gitu sama Khaira? Bapak seperti nyembunyiin sesuatu yang Khaira gak tau, atau ... Bapak sedang mencintai orang lain?"

"Gak usah banyak omong, mending kamu tidur."

"Terus Bapak mau tidur di mana? Di bawah gak muat kayaknya."

Lagi-lagi hening. Khaira tak tau lagi harus berbuat apa.

"Yang ada sampe pagi juga gak bakalan tidur kalo kayak gini," omel Khaira.

"Bisa diam, gak?!"

Khaira mendengus kesal. Rasanya dia gemas sekali. Kenapa mulut Bayu begitu tahan tidak berbicara sedangkan mulutnya terasa ingin komat-kamit terus.

Tanpa Khaira duga Bayu perlahan berbaring menjadikan kedua tangan kekarnya sebagai tumpuan kepala. "Jaga jarak!" perlahan Bayu menutup matanya.

Khaira melihat wajah damai itu dengan saksama. Ah! Benar-benar tampan dan saat itulah tidak ada raut wajah dingin yang selalu Bayu tunjukkan. Dia begitu menikmatinya, sampai ikut terlelap menuju alam mimpi.

"Umi, Rara kangen," lirih Khaira dengan mata terpejam. Dia mendusel-dusel dada bidang Bayu.

"Ngigo, ya?" batin Bayu. Kenapa imut sekali? Bayu menggeleng cepat. Apa-apaan pikiran Bayu sepertinya tidak jernih lagi. Apakah dia sudah mulai melupakan masa lalunya yang begitu pahit?

Khaira semakin memeluk tubuh Bayu erat.

Tangan Bayu perlahan mengelus kepala yang tertutup mukena itu. Jujur Bayu belum pernah melihat Khaira tanpa jilbab, karena dia sendiri yang melarang gadis itu untuk tidak membuka jilbab ketika di depannya.

Abis😂:v

Makasih yang udah vote dan komen.

CEREWET VS CUEK [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang