Gak kebayang kalo respon kalian selalu begitu, mungkin aku bakal up tiap hari😅✌.
Selamat membaca kalian dan jangan lupa kasih komen terbaik serta dukungannya❤.
❤❤❤
Khaira tengah melangkah mundur dengan tubuh yang bergetar. Air matanya seakan sudah menjelma menjadi air terjun kecil.
"Jangan!" mohon Khaira sambil menggeleng pelan.
Lelaki bertubuh jangkung itu tidak memperdulikan Khaira. Dia semakin berjalan mendekat.
"Kamu siapa?! Tolong lepasin aku dari sini. Aku mau pulang. Hiks."
"Sayangnya aku gak mau. Aku ingin menikmati tubuh indah yang selalu kau jaga itu."
Lelaki bertopeng itu hendak mencolek Khaira, namun dengan sigap gadis itu menepisnya.
"Ya Allah, suamiku aja belum pernah menyentuhku," batin Khaira. Dia tidak bisa lagi melangkah mundur. Tubuhnya sudah berbenturan dengan dinding.
Khaira memberanikan diri untuk mendorong tubuh lelaki itu, sehingga sedikit menjauh darinya.
"Mau ke mana kamu? Pintunya udah dikunci." Lelaki itu memamerkan kuncinya, lalu memasukkannya ke kantung celana. "Kita main dulu yuk, sayang.
"Siapa kamu, hah?!"
"Kamu gak perlu tau, yang penting kita bahagia malam ini."
"Tolong!" Khaira mengedor-gedor pintu dengan beringas.
❤❤❤
"Terakhir yang lo tau Khaira di mana, Bay? Ini udah abis jalanan kita masukin, tapi gak ada hasilnya," kata Althaf yang sudah terbangun dari tidurnya.
"Terakhir dia kuliah, abis itu dia gak pulang-pulang. Waktu hari pertama gue kira dia masih marah dan ke rumah orang tuanya. Pas hari kedua gak tau kenapa gue kepikiran dia terus. Mana perusahaan gue lagi kacau." Bayu memegang pelipisnya, seakan beban di otaknya kian bertambah.
"Coba ke kampusnya," usul Althaf.
"Lo yakin?"
"Coba aja dulu."
"Oke," pasrah Bayu karena dia tidak tau harus kemana lagi dan berbuat apa lagi.
❤❤❤
Pagar yang menjulang tinggi itu masih tertutup rapat, karena jam baru saja menunjukkan pukul 03.15 pagi.
"Pagarnya dikunci, Taf."
"Naik dari atas. Buruan! Ntar kita malah disangka maling lagi di sini. Kan gak lucu kalo orang ganteng kayak gue dituduh maling."
Bayu lebih dulu menaiki pagar di susul Althaf.
Althaf terjun ke bawah. "Buset, sakit banget pinggang gue," ringisnya.
"Terus kita mau ke mana?" tanya Bayu kemudian.
"Lo nanya gue mulu deh dari tadi. Mikir juga dong," omel Althaf yang masih memijat pinggangnya.
"Lo enak sempat tidur, lah gue? Ini asli gue ngantuk banget," tutur Bayu yang sudah lelah menahan matanya agar tetap terbuka.
"Mau nyari istri lo nih. Semangat kek!"
"Iya. Buruan, ke mana?"
Althaf berpikir sejenak. "Coba kita cari gudang di kampus ini. Biasanya kan orang kalo nyulik di bawa ke gudang."
"Kebanyakan nonton film lo!" cibir Bayu.
Keduanya berjalan pelan menelusuri koridor. Dan akhirnya mereka menemukan gudang.
Althaf mencoba membuka pintu tersebut.
"Dikuncilah, pinter!"
"Iya tau gue. Setidaknya kalo ada orang di dalem, dia pasti ngeh."
"Kayaknya gak ada deh. Sepi gitu."
Althaf mengintip lewat lubang kunci. Benar, di sana hanya ada tumpukan barang yang dapat ditangkap oleh matanya. "Gak ada Bay."
"Kan udah gue bilang."
Mereka kembali berjalan-jalan dan berniat untuk pulang, tapi Althaf melihat tangga otomatis lelaki itu berhenti melangkah. "Bay, coba ke atas yuk."
Bayu hanya pasrah mengikuti sahabatnnya itu.
"Buset. Gede banget ni kampus. Banyak banget lagi ruangannya." Althaf melihat ganggang pintu bergerak-gerak. Refleks dia meloncat dan berdiri ke belakang Bayu. "Ebust, woy setan gue masih jomblo. Nih, ambil temen gue aja, lumayan kan dapat calon duda ganteng."
Bayu melotot mendengar perkataan tidak bermutu itu. Dia mendorong tubuh Althaf dan berjalan ke arah pintu. "Kayaknya ruangan ini kedap suara," gumamnya.
"Berarti ada orang di dalem dong."
Kali ini Bayu yang melihat dari lubang kunci. Seketika matanya membulat sempurna. "Ada orang, Taf."
"Serius lo?" tanya Althaf menggebu.
"Iya."
"Minggir-minggir, gue mau liat." Althaf memicingkan matanya, lalu berdiri tegak. "Buset, dia mau nganu Bay. Yang cowok mau buka kancing bajunya lagi."
"Kayaknya cewek itu gak suka, Taf, makanya ganggang pintu gerak-gerak. Dobrak aja yuk."
"Ini bukan masalah kita, Bay. Kita di sini mau cari bini lo."
"Gue mau dobrak kalo lo gak mau, gak masalah." Bayu sudah bersiap-siap untuk mendobrak pintu di depannya
"Ebuset, tunggu dulu," cegah Althaf.
"Apa lagi, sih? Keburu mereka ngelakuin nanti."
"Lo liat kan tadi cowoknya ngadep pintu, otomatis si cewek lagi mentok di pintu," jelas Althaf yang memang masuk diakal.
"Iya juga." Bayu mengacak rambutnya frustasi.
Althaf kembali mengintip. "Bay, Bay! Ceweknya gak lagi di pintu, tapi gak keliatan, kehalang badan si cowok. Yang cewek kayak pake gamis warna item." Althaf sibuk mengamati setiap detik yang terjadi.
Lagi-lagi mata Bayu membulat sempurna. Dengan semena-mena dia mendorong kepala Althaf. Kini dia sudah mengintip menggantikan posisi Althaf tadi. "Taf." Napas Bayu mulai tidak beraturan.
Althaf menaikkan sebelah alisnya dan masih dengan raut wajah kesal karena di dorong tanpa perasaan.
"Dua hari yang lalu Khaira ke kampus pake baju item dan sepatunya persis sepatu Khaira."
Althaf pun ikut terbelalak. "Jangan-jangan--"
Yey, yang kemarin jawabnya Khaira diculik benar. Dan sekarang pertanyaannya siapa yang nyulik Khaira?
Kita main tebak-tebakan lagi ya😁.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEREWET VS CUEK [SUDAH TERBIT]
Teen FictionAssalamualaikum. Akan dipublish lagi. Rank #1 in nopacaran (23-06-2019) Rank #1 in cerewet (10-07-2019) Akibat masalah percintaan yang tak sesuai harapan akhirnya tak ingin lagi mengenal cinta. Itulah Bayu Pradana. Manusia yang berubah cuek karena m...