Assalamualaikum semuanya. Aku balik lagi nih sama kisah Khaira dan Pak Bayu. Mungkin banyak yang udah lupa atau bahkan udah minggat dari lapak ini yak😂. Tapi ya sudahlah ini aku mau up lagi. Semoga tetap suka dan kasih tau juga sama temen-temen kalian biar rame lagi hehe.
"Khaira ikut ke kantor boleh, ya?" mohonnya sambil menaruhkan makanan di atas meja.
"Mau ngapain?"
"Mau ikulah. Emangnya Khaira gak boleh ikut, ya? Khaira gak bakal ganggu kerjaan kamu kok. Ikut, ya?"
"Hm."
"Beneran boleh ikut?"
"Iya, Ra," pasrah Bayu.
***
Sesampainya di kantor pasangan itu menjadi pusat perhatian para karyawan.
"Wah, kayaknya Pak Bayu udah cinta sama Khaira, ya?"
"Bisa jadi. Soalnya dulukan Khaira selalu dicuekin tapi sekarang akur banget."
"Kerja!"
Khair spontan menyentuh pundak suaminya. "Kamu ih! Sama karyawan tu yang ramah. Kan udah Khaira bilangin." Khaira tersenyum ke arah tiga wanita itu. "Maaf, ya, sekarang kalian boleh lanjut kerjanya."
"Permisi." Ketiga wanita itu berebut-rebut untuk pergi.
Khaira mencubit pinggang Bayu. "Yang ramah kek. Besok-besok senyum, cukup Khaira aja yang dicuekin."
Bayu meringis merasakan cubit kecil namun sangat menyakitkan itu. "Sakit, Ra."
Khaira menghentikan aksinya dan terdiam sesaat ketika melihat sosok perempuan. "Itu Mbak Adel, kan? Ngapain dia ke sini?"
Bayu mengedikkan bahunya.
"Bayu, hiks ... Aku dimarahin sama orang tuaku dan aku ... Aku diusir dari rumah. Aku gak punya siapa-siapa lagi selain anak ini. Tolong aku Bay."
Khaira menatap Bayu yang hanya terdiam. Dia tidak tahu apa yang dipikirkan lelaki itu.
"Maaf Del, bukannya aku gak mau bantu tapi aku gak tau harus bantu apa," ucap Bayu.
"Bay tolong aku. Hiks ...."
"Dulu kamu ninggalin aku gara-gara cowok itu dan sekarang aja baru cari aku."
"Maaf Bay, aku tau aku salah tapi cuman kamu yang selalu ngertiin aku."
Khaira menyentuh tangan Bayu lalu menganggukkan kepalanya samar.
"Gak, aku gak bisa bantu kamu."
"Bayu kamu tega liat aku dan anak aku di jalanan?" Wajah Adel benar-benar tampak menyedihkan.
"Kenapa kamu gak cari kos-kosan aja?"
"Kan udah aku bilang, aku gak punya apa-apa lagi."
Bayu menghela napasnya. "Oke. Tapi aku gak bisa bantu banyak dan aku harus bicarain ini dulu sama Khaira. Silakan duduk dulu." Dia menarik tangan Khaira.
Mereka sudah berada di dalam ruangan milik Bayu. "Kalo aku bantu dia dengan uang, gimana?"
"Khaira sih terserah aja, pokoknya kalo bisa kita harus bantu Mbak Adel, kasian dia. Khaira ngebayangin aja kalo ada diposisi Mbak Adel, pasti berat banget."
Bayu sedikit takjub dengan kepolosan dan kebaikan hati istrinya itu. "Gak cemburu?"
"Cemubur sikit tapi ngeliat Mbak Adel gitu Khaira gak tega. Sesama manusia, kan harus saling membantu."
***
Bayu dan Khaira keluar kemudian menghampiri Adel yang masih setia menunggu.
Bayu memberikan amplop berisikan uang kepada Adel. "Cari kos-kosan yang murah aja sekalian buka usaha kecil-kecilan."
Saking bahagianya Adel hendak memeluk Bayu, namun lelaki itu malah mundur.
"Tolong hargai Khaira, istriku."
"Ma-maaf. Sekali lagi makasih, ya, nanti kalo aku udah punya uang bakal aku ganti kok."
"Gak usah pikirin cara gantinya, kamu usaha aja dulu."
"Khaira makasih juga, ya."
"Iya sama-sama. Mbak yang kuat, ya."
"Iya, Ra."
***
Diperjalanan pulang, Khaira terus saja bercerita. Entah kenapa mulutnya sama sekali tidak menemui titik lelah. Dia berbicara dari hal penting sampai ke hal yang paling tidak penting sama sekali.
"Kemaren temen Khaira makan bakso yang pake level-level itu terus dia milih level yang terpedas samapi akhirnya dia dilarang makan cabe lagi. Khaira jadi kasian."
"Salah dia sendirilah, berlebihan."
"Iya bener dan coba aja waktu itu dia gak usah sok sombong, gak bakal kayak gitu pasti kejadiannya."
"Kita ke rumah sakit dulu."
Khaira melotot. "Mau ngapain? Kamu sakit? Kok gak bilang sama Khaira, sih?"
"Bukan, Ra."
"Terus apaan dong?"
"Mau liat kamu udah hamil apa belum?"
"Jangan dong, takutnya nanti kamu kecewa kalo dedek bayinya masih gak ada."
"Gak masalah, berarti masih harus lebih berusaha lagi."
"Janji gak bakal kecewa, ya?"
"Iya, Ra," kata Bayu sedikit menekankan intonasinya.
"Tapi Khaira takut kamu kecewa."
Tanpa kata Bayu memutar arah mobilnya.
"Loh?! Kok muter balik. Gak jadi ke rumah sakit?"
"Gak."
"Kamu marah, ya?" cemas Khaira.
"Gak."
"Kok jawabmnya gak mulu, sih? Yang bener dong."
"Enggak Khaira."
"Tapi kenapa puter balik?"
"Jangan cerewet!"
***
Sesampainya mereka di apartemen, Bayu langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa karena tenaganya tersa terkuras habis.
Khaira pun melakukan hal yang sama. "Mau Khaira pijit, gak?"
"Hm." Bayu duduk membelakangi Khaira.
Khaira mulai memijit punggung tegap Bayu, tapi tiba-tiba saja dia merasa mual. Dia berlari secepat kilat ke kamar mandi.
Bayu segera menyusulnya tapi dia menunggu di luar.
Setelah melalui beberapa menit, Khaira keluar dengan wajah lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEREWET VS CUEK [SUDAH TERBIT]
Teen FictionAssalamualaikum. Akan dipublish lagi. Rank #1 in nopacaran (23-06-2019) Rank #1 in cerewet (10-07-2019) Akibat masalah percintaan yang tak sesuai harapan akhirnya tak ingin lagi mengenal cinta. Itulah Bayu Pradana. Manusia yang berubah cuek karena m...