CEREWET VS CUEK [SUDAH TERBIT]

14. Hilang

Aku suka heran. Kenapa yang baca sekian ribu dan gak sebanding sama vote dan komentarnya.

Khaira menangis tersendat-sendat membuat Bayu menghentikan mobilnya. "Kenapa?" tanyanya panik.

"Ceritanya bikin baper, hiks."

Bayu melongo dengan jawaban Khaira yang begitu ajaib.

Klakson kendaraan di belakang mobil mereka sudah bersahut-sahutan. Bayu segera menjalankan mobilnya.

"Gimana ceritanya kamu bisa ketemu Adel?"

"Bapak gak perlu tau."

"Jangan panggil Bapak, aku belum tua."

"Tumben pake aku, biasanya juga pake saya," ketus Khaira. Dia lebih memilih melihat ke arah luar.

"Ra."

Yang dipanggil sama sekali tidak menyahut membuat Bayu menghela napasnya.

"Rara."

Khaira menoleh ke arah Bayu dengan tatapan garang. "Rara siapa lagi, sih? Mantan kamu banyak banget kayaknya, mentang-mentang ganteng," semprotnya.

Bayu tersenyum tipis. Rasanya bahagia sekali saat Khaira sudah mulai banyak bicara. "Itu panggilan sayang."

Khaira memutar bola matanya malas. "Ke siapa?"

"Khaira."

Pipi Khaira sudah merah merona. Jantungnya sudah meronta-ronta. "Umi tolong Khaira!" batinnya menjerit, tapi sebisa mungkin dia menormalkan ekspresi wajahnya.

"Mau makan bakso dulu?"

"Gak."

Satu alis Bayu terangkat. "Yakin? Enak loh baksonya gede lagi."

Khaira meneguk salivanya. "Lain kali aja deh makan kamu bakso, Khaira lagi ngambek nih, jangan menggoda iman dulu," batinnya menguatkan.

"Mau pulang," kata Khaira datar.

"Oke."

Hening lagi untuk beberapa saat. Bayu berpikir sejenak, rupanya mencari topik pembicaraan itu sangatlah sulit.

"Mama sama Papa udah pulang tadi pagi," ucap Bayu akhirnya memberitahu.

"Oh."

❤❤❤

Khaira tengah asik membaca novelnya yang bertema romantis. Dia sibuk dengan dunianya.

"Ra," panggil Bayu.

Khaira menoleh sebentar, lalu kembali fokus ke novelnya.

"Ra, udah dong marahnya. Maafin aku," tutur Bayu tulus dari hati yang paling dalam, sedalam samudra.

"Udah dimaafin."