26. Oh Bakso!

4.3K 390 41
                                    

Jumpa lagi kita😅. Gimana kabar pembaca semuanya, semoga baik-baik aja. Aamiin😊.

❤❤❤

Kening Khaira berkerut menatap kotak itu.

"Ada apa?" tanya Bayu yang sudah berdiri di samping Khaira.

"Ada paket, tapi gak tau siapa pengirimnya."

"Coba buka."

Dengan pelan Khaira membuka paket itu.

Sebuah boneka dengan bercak merah seperti darah, dan ada tulisan dengan tinta merah. 'Jauhi Bayu atau lo siap mati sekarang'.

Seketika Khaira memekik dan melemparkan kotak itu. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kenapa, Ra?"

Bayu memungut kotak itu, lalu melihatnya. Kemudian ia membuangnya ke dalam tempat sampah.

Bayu memeluk Khaira yang sedang menangis. "Jangan takut," bisiknya.

❤❤❤

"Udah dapet paket dari gue?" tanya Tasya yang entah muncul dari mana.

Khaira yang tengah duduk di taman kampus tampak kaget.

"Tasya, kamu-"

"Sorry, gue udah buat lo takut. Kalo lo gak mau tersiksa lo minta pisah sama Pak Bayu, gimana?"

"Aku cinta banget sama Pak Bayu dan aku gak akan pernah minta cerai sama dia."

"Tapi kalo dia yang minta pisah, aku akan coba terima itu." tersirat nada kesedihan dari suara Khaira.

"Heh! Lo gak inget apa gimana? Kalian nikah cuma karena perjodohan."

"Pak Bayu terpaksa nikah sama lo. Kayak gak laku aja, udah jelas-jelas Pak Bayu selalu cuek sama lo."

Kata-kata Tasya tepat sasaran. Semua itu memang benar. Kenapa Khaira tidak sadar?

Entah dari mana datangnya, Bayu menggenggam tangan Khaira. "Kita pulang."

Khaira mendongak untuk melihat lelaki yangg baru saja bersuara itu.

"Jangan macam-macam sama istri saya!"

Hah?! Bayu menyebut Khaira istri? Apakah ini nyata, tapi Khaira berusaha untuk biasa saja.

"Bapak nikah sama dia cuman karena terpaksa, kan? Jujur aja Pak." Tasya menyeringai.

Bayu tak menghiraukannya. Ia menarik Khaira untuk segera pergi dari sana.

Sesampainya di dalam mobil, Khaira ingin menanyakan sederet pertanyaan yang bermunculan di otaknya.

"Kamu nikah sama aku karena terpaksa, ya? Jujur sekali lagi, kamu masih cinta sama Mbak Adel, kan?"

"Apa kata Tasya itu semua benar, kan? Aku emang gak pantes, ya, buat kamu?"

Bayu menghela napasnya. "Semua butuh proses, Ra."

"Berarti benarkan semuanya? Kamu terpaksa nikah sama aku dan masih belum move on dari Mbak Adel. Benar begitu?" tanya Khaira memperjelas.

"Terserah kamu mau ngomong apa," kata Bayu yang fokus menyetir.

"Oke ... ." Ada getaran yang menyakitkan mulai menjalari hati Khaira.

"Kalo gitu aku-" Khaira tertunduk menahan air matanya.

Beginikah rasanya cinta yang dirasakan orang-orang? Kenapa menyakitkan sekali. Mencintai sepihak untuk apa? Hanya diperlukan saat dibutuhkan untuk apa? Argh! Rasanya benar-benar menyakitkan!

CEREWET VS CUEK [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang