25. Morning Kiss

4.3K 354 60
                                    


Selamat membaca kalian. Ada sedikit unsur baper di bagian ini :v.

***

"Khaira nambah lagi, ya. Laper."

Bayu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Dua mangkuk bakso habis dalam hitungan menit, membuat Khaira sangat kekenyangan.

"Makan jangan berlebihan."

"Orang laper juga. Kamu gak mau bayarin, ya? Atau lupa bawa dompet?"

Bayu tak menjawab. Ia beranjak dari duduknya dan berbincang-bincang dengan tukang bakso perihal harga.

***

Di dalam mobil, lagi-lagi keheningan yang terjadi.

Khaira yang sedari tadi sudah puasa bicara, sekarang mulutnya benar-benar tak tahan. Ia memutar otaknya untuk mencari topik pembicaraan.

"Tadi Mbak Adel nya gimana?"

"Ya, gitu."

Khaira mendengus sebal. "Gitunya gimana, ih!"

"Duit Adel udah diabisin sama tu cowok."

"Lah! Kok bisa? Emang dibuat apaan duitnya?"

"Dipake buat judi."

"Astaghfirullahaladzim. Terus Mbak Adel sekarang gimana dong?" cemas Khaira.

"Aku suruh dia pulang ke rumah orang tuanya."

"Kasian banget Mbak Adel, mana harus ngurusin anaknya sendiri, suaminya malah gitu."

Hening. Hanya suara kendaraan yang terdengar.

"Besok temenin Khaira ke super market bisa, gak? Mau belanja, sekalian beli bahan-bahan buat brownies, soalnya tadi aku ke kan--"

"Masalah pelukan itu? Aku gak tega liat dia nangis, dan gak tau mau ngomong apa lagi."

"Tapi ... lain kali jangan gitu lagi, ya. Khaira kan cemburu, masa Khaira yang istri biasa aja, giliran Mbak Adel yang statusnya man--"

"Gak usah memperpanjang masalah, Ra."

"Iya, enggak kok, tapi temenin Khaira besok, ya."

"Besok aku ada meeting."

"Ya udah deh. Kamu yang semangat, semoga perusahaannya bisa kembali normal. Aamiin."

***

Khaira menoel-noel pipi mulus nan tampan milik Bayu. "Bangun, udah mau subuh, nih."

"Lima menit lagi."

"Bayu, ih! Apa kata Abi, laki-laki tu sholat di mesjid, jangan males-malesan gini."

Karena kesal, Khaira menyingkapkan selimut Bayu dan menggoyangkan tubuh lelaki itu dengan geram. "Bangun, gak!"

"Apa sih!?" Bayu mengerjapkan matanya. Orang yang pertama kali ia lihat adalah Khaira. Gadis yang pagi-pagi sudah cerewet. "Udah."

"Buruan! Jangan tiduran lagi."

Lelaki tinggi itu mendudukkan tubuhnya dengan malas. Mata Bayu seperti masih enggan terbuka.

Kekesalan Khaira sudah memuncak. "Ba--"

Ucapan Khaira terhenti. Tubuhnya seakan membeku, rasanya seperti di kutub. Bagaimana tidak, Bayu bangkit dan mencium pipinya sekilas. Sangat sebentar, hanya seperti sekali mengedipkan mata, tapi reaksi Khaira sampai tak dapat bergerak. Ini untuk pertama kalinya bagi Khaira.

Bayu dengan santainya berjalan ke kamar mandi. "Makanya jangan cerewet."

***

Bayu yang baru pulang dari masjid tidak mendapati Khaira. Ternyata Khaira tengah membaca Al-Qur'an di kamar.

Lantunan ayat-ayat itu sangat merdu. Dengan hati-hati Bayu masuk agar Khaira tidak terusik.

Khaira menyudahi membaca Al-Qur'an, lalu ia melipat mukenanya.

Sedetik kemudian Khaira kaget karena Bayu sudah berbaring di kasur. Ia malu karena kejadian tadi pagi.

Tanpa bicara apapun, Khaira langsung keluar menuju dapur.

"Mau masak apa?" tanya Bayu yang sudah berada di belakang Khaira.

"Apa aja, yang penting bisa dimakan," jawab Khaira cepat. "Ngapain ke sini, sih, gak tau orang lagi malu apa?" batin Khaira.

"Kamu kok di sini? Bikin sumpek aja," ketus Khaira.

Bayu menarik kursi dan duduk, sambil memperhatikan Khaira.

"Ra, hp kamu bunyi."

"Tolong liat bentar," kata Khaira yang sibuk memasak.

"Ada yang ngirim foto."

"Siapa?"

"Gak ada namanya."

"Nyasar kali."

"Kamu sering diteror gini, ya?"

"Maksudnya apa, ya? Khaira gak ngerti." Khaira meletakkan makanan di atas meja.

"Kamu sering diancam orang, kan?"

"Bagi Khaira itu gak penting. Nanti kalo capek juga berhenti sendiri."

"Kenapa gak cerita?"

"Khaira gak mau bikin kamu banyak pikiran."

"Lain kali bilang."

"Lagian biasanya Khaira cerita kamu gak dengerin. Makan dulu, nanti telat lagi ke kantornya."

***

Setelah mereka makan lalu bersiap-siap.

Khaira keluar lebih dulu dari rumah.

"Mbak Khaira, ya?"

"Iya Pak, ada apa, ya?"

Pria itu memberikan sebuah kotak. "Ini ada paket."

"Dari siapa, Pak?"

"Saya gak tau."

Kening Khaira berkerut menatap kotak itu.

"Ada apa?" tanya Bayu yang sudah berdiri di samping Khaira.

"Ada paket, tapi gak tau siapa pengirimnya."

"Coba buka."

Dari siapa ya paketnya?
Dan isinya apaan?
Kuy tebak aja.

CEREWET VS CUEK [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang