Pagi begitu cerah, sang mentari turut hadir menyambut indahnya pagi dengan memberikan cahayanya pada setiap insan di muka bumi ini.
Jam menunjukkan pukul 07.30 WIB, suasana semua kelas di SMA Prestasi begitu riuh dan berisik. Mengapa tidak? Hari ini seluruh kelas dibebaskan dari belenggu mata pelajaran karena sekolah mengadakan acara besar Indonesia yakni lomba-lomba yang akan diikuti oleh seluruh murid sekolah tersebut.
Para osis pun sudah bergegas menuju lapangan untuk mempersiapkan semua keperluan lomba. Guru-guru pun turut hadir membantu acara persiapan tersebut. Adapun lomba yang diadakan juga bervariasi mulai dari permainan tradisional, fashion show dengan menggunakan baju kebaya asli Indonesia serta lomba kuliner khas masyarakat Indonesia yang bercita ragam rasa.
"Arkan ini data yang diberikan Bu Nur tadi," ucap Keisya, Keisya Nadia Ulfa. Sembari menyodorkan setumpuk kertas kepada Arkan, Arkan Jonathan Abraham, yang notabene nya adalah ketua osis.
"Lo taruh aja di meja lo sana," jawab Arkan ketus tanpa ada niatan sedikit pun untuk memperhatikan wajah Keisya. Gadis hanya mengangguk pelan dan berjalan meninggalkan Arkan yang masih sibuk dengan peralatan sound sistem yang akan digunakan nanti pada saat acara berlangsung. Matanya langsung tertuju pada seorang gadis yang sibuk menata meja-meja para dewan juri dengan meletakkan sedikit hiasan. Senyuman pun terukir di bibirnya, lelaki tampan itu melangkahkan kakinya mendekati gadis tersebut.
"Fir, ada yang perlu gue bantuin gak?" Tanya Arkan ramah. Ia kembali tersenyum kepada gadis yang ada di hadapannya saat ini.
"Hmm gak usah Ar, ini bentar lagi kelar kok, santai," ucap Fira, Alfira Syaila Natasha.
"Arkan, gue duluan ya ke kelas, soalnya tadi gue lupa kalau gue bakal mewakili kelas ikut lomba kuliner, kalau gitu gue duluan ya, Ar," ucap Fira sembari pergi meninggalkan Arkn dengan seulas senyuman yang mengembang.
"Iya, Fir," lirihnya pelan, matanya tetap terfokus kepada Fira yang mulai berlari kecil menuju kelasnya.
***
Fira melangkahkan kakinya memasuki area kelasnya yang terdengar riuh dan sangat berisik. Ia berjalan menghampiri beberapa murid kelasnya yang sibuk mempersiapkan berbagai kuliner khas Indonesia.
"Ada yang perlu gue bantuin gak?" Tanya Fira tiba-tiba yang membuat lawan bicaranya kaget setengah mati.
"Lo apa-apaan sih, Fir ngagetin aja, dasar!" Cibir Izah, Faizah Intan Natya.
"Tau lo, Fir! datang gak diundang pulang gak diantar kayak jailangkung aja," sambung Imel, Imelda Anindya Sabila.
"Udah udah," celetuk Cahya, Cahya Aqilla Senja.
"Lo bisa kupasin buah gak?, dari tadi si Izah gak bisa terus, kesel gue lihatnya," ujar Evan, Kevan Nathan Adrian, sembari menatap malas Izah, sedangkan Izah hanya dapat memanyunkan bibirnya kesal mendengar penuturan Evan.
"Kenapa bibir lo? Mau gue gesrep hah?" Ujar Evan dengan nada ketusnya sembari melirik Izah malas.
"Ogah gue mah, kalo sama Jungkook BTS sih gue rela kalo sama lo no way," jawab Izah tak kalah ketusnya.
"Udah berisik tau, males gue dengernya, ribut terus lo berdua setiap hari, lama-lama jodoh lho," kata kata tersebut keluar begitu saja dari mulut Alta, Sulthan Jiranda Putrawan. Tak lama pekikan keras terdengar di mulut Izah dan Evan hampir bersamaan, mereka sama-sama membuang pandangannya. Sungguh hal yang sangat menggelikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE [✔]
Teen Fiction(HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU) My First Story. 100% imajinasi penulis..... Rank : #4 di Alfira #5 di Hakim #35 di tamat #10 di sepihak Tak perlu kau tanya seberapa tulus rasa ini padamu, bagai hujan yang turun membasahi bumi ini, kau...