D U A

248 11 3
                                    

Kenapa harus ada api yang nantinya juga akan dipadamkan oleh air
Kenapa harus ada terang yang nantinya juga akan digantikan oleh gelap.
Dan kenapa harus ada pertemuan yang nantinya juga akan terpisahkan.

~My Hope

***

Mentari pagi mulai menampakkan wujudnya kembali setelah melepas lelah yang cukup terasa. Hujan gerimis mulai membasahi bumi, dan langit tak kuasa lagi menahan deritanya. Fira terbangun dari tidur cantiknya. Jam weker di kamarnya menunjukkan pukul 05.30 WIB, ia segera beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi yang terletak di kamarnya juga. Selepas mandi Fira akan melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Yakni sholat subuh terlebih dahulu.

Fira melangkahkan kakinya menuruni anak tangga rumahnya, matanya menangkap dua orang paruh baya yang sudah duduk di sana terlebih dahulu, dan juga terdapat seorang pemuda yang telah duduk di salah satu kursi meja makan tersebut sembari mengunyah nasi goreng di hadapannya. Fira segera mendaratkan bokongnya di kursi tepat di samping pemuda bertubuh jangkung.

"Ini, Nak dimakan ya," ucap Ana, mama Fira seraya menyodorkan sepiring nasi goreng buatan sang ibunda sendiri. Fira segera meraih piring tersebut dan menyantap nasi goreng mamanya dengan lahap.

"Ayo, Fir kakak ada jadwal kuliah pagi," ujar Lesmana, Angkasa Lesmana Wirawan.

"Iya kak Les, sebentar," jawab Fira, ia mengambil tasnya lalu menyandengnya.

Suara deruman motor Lesmana mampu membuat Fira terkesiap. Ia segara berlari kecil menuju halaman rumahnya, namun sebelum itu terlebih dahulu ia menyalami tangan mama dan papanya. Fira segera menaiki motor besar milik Lesmana, tak berselang beberapa menit motor itu melaju meninggalkan halaman rumah Fira.

Selama perjalanan hanya ada keheningan, Lesmana sibuk mengendarai motornya dan menyelip di tengah macetnya jalanan Jakarta, sedangkan Fira ia hanya memperhatikan kawasan jalanan yang semakin macet saja. Tatapan Fira tiba-tiba jatuh kepada seorang pemuda yang sedang sibuk mengikuti arus jalanan jakarta. Matanya hanya menampakkan kedinginan dan ketidakacuhan. Ia berseragam sama dengan Fira. Fira terus saja menatap orang tersebut tanpa jenuh. Hingga motor Lesmana telah berhasil melawan arus lalu lintas.

Fira segera turun dari motor Lesmana. Dan mencium tangan laki-laki yang selama ini menjadi kakaknya. Fira berjalan santai di koridor sekolah yang masih sepi. Langkahnya kini menuju ruang Osis karena ia ada janji bersama Fariz dan juga Farah serta yang lainnya.

Langkah Fira berhenti di depan ruang osis, dengan segera ia melepaskan tali sepatunya dan memasuki ruangan tersebut. Terlihat Fariz yang masih berkutat dengan data-data yang diberikan ibu Nur kepadanya. Fira segera mengambil posisi duduk di hadapan Fariz. Merasa ada kedatangan seseorang, Fariz segera menghentikan aktivitasnya dan menatap Fira yang sudah duduk dihadapannya. Sedangkan Fira hanya memainkan ponselnya.

"Fira," lirih Fariz, Fira menatap Fariz dengan maksud,

iya apa.

"Hmmm iya Riz," jawab Fira yang langsung mengalihkan tatapannya pada Fariz. Ponselnya ia selipkan di saku bajunya.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Iya ngomong aja Riz."

"Lo pernah gak suka sama cowok," tanya Fariz. Tak biasanya Fariz bersikap seperti itu gelagapan, dan serius.

MY HOPE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang