Di atas itu fotonya Hakim yaaa
Jangan lupa vomentnya....
____________
"Kak Nathan?"
"Kaget?" Tanya Nathan sembari menatap Fira miring.
"Kakak pengirim pesan misterius itu?" Tanya Fira mencoba mencari kebenaran sesungguhnya. Ia berharap Nathan menjawab tidak.
"Iya."
Fira membeku di tempatnya berdiri. Ia menatap kedua mata Nathan, tetapi tak ada satu pun kebohongan yang dapat ia temukan. Tapi kenapa, bukannya Nathan adalah sahabat Hakim.
"Tapi kenapa Kak Nathan nyuruh gue untuk jauhin Kak Hakim? Bukannya Kak Nathan sahabatnya Kak Hakim?" Tanya Fira bertubi tubi.
"Mungkin Hakim bilang iya, tapi gue gak, semua yang gue lakukan itu rekayasa."
Fira menatap nyalang Nathan. Lelaki itu tampak serius mengucapkan kata katanya.
"Lo udah tahu kan rencana gue sama Naya?" Apa? Jadi laki laki yang bersama Naya itu adalah Nathan? Tapi kenapa rasanya sulit untuk Fira percaya.
"Jadi cowok waktu itu Kakak?" Nathan mengangguk singkat.
"Tapi kenapa Kak?"
"Karena Hakim, gue jadi gak dianggap di komunitas seni, padahal gue yang masukin dia, tapi selalu dia yang dibanggain, selalu dia yang disanjung, sedangkan gue hanya sebagai budak suruh," ucap Nathan dengan sedikit membentak. Fira agak kaget mendengar bentakan Nathan, setahunya Nathan adalah kakak kelas yang terkenal ramah dengan semua orang. Tapi apa yang kini ia lihat?
"Semenjak dia ada, semua perhatian anak anak komunitas hanya untuk dia, sebelumnya gue yang di posisi itu."
"Maka dari itu Kakak minta bantuan Naya, buat jalanin rencana kakak?" Nathan mengangguk semangat sembari tersenyum miring.
"Sebenarnya Naya itu pacar gue, kita udah pacaran selama hampir satu tahun, gue juga bantuin dia buat jatuhin reputasi Fariz, jadi seimbang kan?" Fira semakin menatap Nathan tak percaya.
"Tapi kenapa kakak nyuruh Naya buat deketin Kak Hakim?" Nathan melangkah maju mendekati Fira. Otomatis gadis itu melangkah mundur.
"Karena itu rencana nya, setelah Naya buat Hakim tergila gila dengan dia, dan di saat itu pula Naya bakalan ninggalin Hakim dengan cara yang kejam, gue mau dia ngerasain gimana rasanya kehilangan, meski dalam konteks yang berbeda."
Nathan semakin menambah kesan sinis dalam tatapannya pada Fira.
"Terus hubungannya sama gue apa Kak," ucap Fira dengan menaikkan nada dua oktaf.
Nathan terkekeh sumbang.
"Lo tau Fira, Hakim itu bodoh. Dia gak tahu sama perasaannya sendiri, gue aja tahu sebenarnya di hati dia itu bukan Naya, tapi elo. Maka dari itu gue pengen jauhin lo dari Hakim, supaya dia gak akan pernah nyadar sama perasaannya sendiri," apa itu benar? Apa yang Nathan itu katakan benar? Hati Fira tiba tiba menghangat. Tapi rasanya sulit untuk ia percaya.
"Lo itu bencana dalam rencana gue," bentak Nathan pada Fira.
"Sekarang gue mau lo tutup mulut lo rapat rapat, jangan kasih tahu masalah ini atau bukan hanya keluarga lo yang gue targetin tapi juga sahabat sahabat lo."
"Iya Kak, gue bakalan diam," sahut Fira pelan.
"Sekarang lo boleh pergi," setelah Nathan mengucapkan hal demikian. Fira mengeluarkan ponselnya dari belakang tubuhnya. Lelaki itu tak menyadari selama pembicaraan mereka, Fira dengan sengaja merekamnya. Fira memutar kembali rekaman itu hingga membuat Nathan membulatkan matanya. Pintar juga gadis itu, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE [✔]
Fiksi Remaja(HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU) My First Story. 100% imajinasi penulis..... Rank : #4 di Alfira #5 di Hakim #35 di tamat #10 di sepihak Tak perlu kau tanya seberapa tulus rasa ini padamu, bagai hujan yang turun membasahi bumi ini, kau...