Bel istirahat baru saja berbunyi yang artinya pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Ipa 2 baru saja selesai. Fira segera merogoh kotak makan di bawah laci mejanya dan membawanya tergesa gesa keluar kelas.
"Ca, Fira mau kemana?" Tanya Izah pada Cahya yang masih membereskan buku buku yang berserakan di mejanya.
"Palingan juga mau ketemu Kak Hakim," sahut Cahya. Izah hanya mengangguk paham seraya beroh ria.
"Kantin yuk laper gue," Izah dan Cahya tersenyum sambil mengangguk anggukan kepala mereka serempak. Mereka akhirnya memilih melangkahkan kaki menuju kantin sekolah sambil diiringi candaan di sepanjang perjalanannya.
***
"Kim, ada yang nyariin lo di luar, adek kelas kayaknya sih," ucap Nathan yang baru saja mendudukkan tubuhnya di kursi yang berdampingan dengan Hakim. Hakim
Hakim melangkahkan kakinya menuju depan kelasnya tanpa berniat menjawab ucapan Nathan barusan. Matanya langsung terfokus pada Fira yang sedang menyandar di tembok depan kelasnya sembari memegang sebuah kotak makan.
"Fira, ngapain?" Fira langsung menyunggingkan senyumnya manis pada Hakim.
"Nih Kak, gue bawain bekal, dimakan ya, maaf kalo rasanya gak terlalu enak, soalnya baru belajar Kak," ujar Fira seraya menyodorkan kotak makan itu pada Hakim. Lelaki itu sontak meraih kotak makan tersebut sambil ikut mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas.
"Makasih ya," Fira mengangguk senang, senyum di bibirnya semakin mengembang. Jantung Fira terus berpacu.
"Iya sama sama Kak, kalau gitu gue duluan ya Kak, mau ke kantin," pamit Fira pelan, ia memilih melangkah menjauh dari Hakim yang masih menatap lurus punggungnya yang semakin menjauh. Di dalam lubuk Hakim, ada perasaan senang yang tak dapat ia gambarkan.
Dengan masih tersenyum, Hakim memasuki kelasnya sambil membawa kotak makan yang Fira berikan kepadanya tadi.
"Wiihh, dapet dari mana nih?" Tanya Nathan, lelaki itu menatap binar ke arah kotak makan berwarna biru muda itu.
Hakim hanya berdeham sambil tangannya sibuk membuka kotak makan itu. Hakim tersenyum melihat isinya. Nasi goreng biasa yang dihiasi dengan beberapa potongan timun dan juga tomat, ada juga telur goreng sebagai pelengkap di atasnya. Jika di lihat dari luar, tampangnya sangat lucu.
"Nasi goreng, bagi dong Kim," Hakim menatap Nathan tajam. Enak saja, Fira memberikan nasi goreng ini untuknya bukan untuk Nathan.
"Enak aja, beli sono di kantin," Nathan yang mendengar hal itu hanya dapat mencebikkan bibirnya kesal.
Hakim memasukkan satu sendok nasi goreng buatan Fira ke dalam mulutnya. Hakim memejamkan sejenak matanya, menikmati rasa nasi goreng yang kini berada dalam mulutnya. Sedikit asin, tapi Hakim tetap memakan habis nasi goreng Fira.
"Kim, Naya nanya akun ig lo apa?" Hakim menyodorkan ponselnya pada Nathan yang langsung diambil cepat oleh lelaki itu.
"Oke nih Hp lo," Ujar Nathan sembari memberikan kembali ponsel milik Hakim pada si empu.
"Lo mau ikut ke kantin gak?, soalnya gue mau nyamperin yang lain nih di kantin," Hakim menggeleng pelan sebagai jawabannya. Nathan akhirnya melangkahkan kakinya menuju kantin tanpa ditemani oleh Hakim. Ia sudah kenyang untuk apa pergi ke kantin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOPE [✔]
Fiksi Remaja(HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU) My First Story. 100% imajinasi penulis..... Rank : #4 di Alfira #5 di Hakim #35 di tamat #10 di sepihak Tak perlu kau tanya seberapa tulus rasa ini padamu, bagai hujan yang turun membasahi bumi ini, kau...