L I M A

141 7 0
                                    

Fira merutuki dirinya sendiri sembari mendudukkan bokongnya di salah satu kursi yang ada di halte sekolah. Kakaknya, Lesmana sudah meninggalkannya dikarenakan dirinya telat keluar dari gerbang sekolah. Ia menggoyangkan kakinya malas melirik ke arah jalanan yang terlihat begitu ramai.

Banyak motor maupun mobil berlalu lalang menambah kesan ramai di jalan tersebut. Satu persatu orang yang ada di halte mulai beranjak meninggalkan kawasan halte tersebut. Sebuah bus berwarna biru tepat berhenti di hadapan Fira, semua orang yang ada di halte mulai bergegas memasuki bus tersebut. Termasuk Fira. Gadis itu kini telah duduk di bangku paling belakang dekat jendela bus. Ia meraih ponsel beserta headseatnya lalu memasangkan sempurna di kedua telinganya.

Bus yang ditaiki Fira tepat berhenti di halte dekat komplek rumah Fira. Ia melangkahkan kakinya keluar dari bus tersebut. Tepat di ambang pintu bus seorang pria paruh baya sudah berdiri disana, dengan cepat Fira meraih yang selembar sepuluh ribu lalu memberikannya ke pria tersebut.

"Bang kembalian saya mana," ucap Fira seraya menyodorkan sebelah telapak tangannya yang kosong.

"Wah neng gak ada semuanya uang besar," balas pria tersebut.

"Maaf ya neng."

"Yaudah bang gak apa apa," Fira melangkahkan kakinya meninggalkan halte tersebut. Moodnya berubah drastis setelah mendapat pesan tak jelas dari sang kakak laknatnya itu.

Ia membuka gerbang rumahnya dan menghentakkan kakinya malas menuju pintu utama rumahnya sendiri. Saat kakinya telah menapaki tepat di lantai depan pintu, dengan segera tangannya mengetuk pintu berkali kali. Matanya menangkap sesosok wanita paruh baya yang sudah berdiri di ambang pintu utama.

"Kenapa pulangnya telat Ra," tanya sang ibunda tampak raut wajahnya begitu mengkhawatirkan sang buah hati.

"Tadi Fira dipanggil bu Tina dulu Ma" satu Fira. Wajahnya tampak pucat menandakan raga serta hatinya sedang dilanda kelelahan.

"Yaudah Fira masuk ganti baju terus makan ya nak Mama udah siapin," ujar sang ibunda dengan penuh kasih sayang di setiap katanya. Fira hanya menangguk kecil tanpa berniat membantah ucapan sang mama.

Fira menaiki satu persatu tangga yang akan membawanya ke kamar tempatnya merenggangkan segala kepenatan yang dirasakan tubuhnya saat ini. Ia memutar knop pintu kamarnya dan segera menghempaskan tubuhnya di kasur empuk kamarnya. Tangannya merogoh ponselnya yang berada di saku roknya. Kesepuluh jarinya menari manis di keyboard ponselnya. Kedua sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman yang sempurna. Diletakkannya kembali ponsel miliknya ke sisi kasur di samping tubuh seorang Fira.

Ting......

Ponselnya bergetar menandakan pesan masuk. Dengan cepat ia meraih ponsel bersarung biru muda itu.

BilaNabila
ini nomornya hakim gue tau lo pasti mau kan....... 087685******. Kalo Id linenya itu Hakim_Stria

Fira menautkan kedua alisnya bagaimana bisa Bila mengetahui isi benaknya. Tapi biarlah, hal ini sudah mampu membuat hati Fira dikunjungi beribu kupu kupu yang beterbangan dengan corak yang beribu ragam. Tanpa pikir panjang, dengan gerakan jari tangannya yang lentik, ia langsung meng-add akun line milik Hakim. Jari jarinya pun kini mulai bermain manis di atas keyboard ponselnya.

FiraSyaila
hai kak! Save ya gue Fira anak kelas XI Ipa 2. Salam kenal kak :')

Tak menunggu waktu yang lama, ponselnya kini mulai bergetar menandakan
Sebuah pesan masuk.

Hakim_Stria
iya Btw yang mana ya?

FiraSyaila
nanti juga kakak tahu kok. Hehehe :v

Dan malam itu menjadi malam pertama bagi seorang Alfira Syaila Natasha bahagia menerima pesan dari seorang cowok yang bahkan belum sepenuhnya ia kenali. Namun apakah benar cinta itu datang dari mana saja tak memandang apa pun. Jika memang iya, itulah yang kini terjadi pada diri Fira. Mungkin ini bukan yang pertama kalinya namun ini lebih bahagia dari masa lalu yang ia rasakan. Semoga rasa ini akan mendatangkannya kebahagiaan bukan malah kepiluan yang begitu mendalam. Karena Fira bukanlah seseorang yang mudah untuk melupakan.

***

Sinar mentari pagi mulai menyeruak menyinari sang bumi. Suasana masih terasa dingin. Satu persatu insan mulai beranjak dari alam mimpinya. Fira mengucek matanya lagi, ia telah bangun sejak 5 menit yang lalu. Namun hasrat serta raganya enggan untuk bangkit. Setelah dirasa semua nyawa terkumpul, Fira menurunkan satu persatu kakinya ke lantai kamarnya dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Tak lupa tangannya meraih handuk yang sebelumnya tergeletak di atas pintu kamar mandi.

Tak butuh waktu lama Fira segera turun ke bawah dengan seragam batik sekolah berwarna biru tua dengan rok abu abu setinggi lutut. Ia melihat sudah ada tiga insan yang selama ini menemani hari harinya siapa lagi kalau bukan mamanya, papanya, dan kakaknya yang ia judge kakak ternyebelin.

"Sini nak makan dulu," ucap mama Fira membuka percakapan yang sebelumnya terasa hening.

"Iya Ma," balas Fira seraya mengambil sepotong roti yang telah dilumuri selai coklat kesukaannya sendiri. Fira segera melahap roti tersebut dan beralih ke segelas susu coklat yang telah disiapkan sang ibunda tercinta.

"Ma, hari ini kakak bawa mobil ya?" Tanya Lesmana dengan tatapan memelas agar sang bunda mengiyakan tawarannya itu.

"Emangnya kenapa kak?, motor kakak rusak ya?" Alih alih menjawab, Mamanya malah melontarkan pertanyaan lain yang hanya disambut cengiran khas Lesmana.

"Alah Ma palingan kak Les mau jemput kak Sekar?, iya kan kak?" Pertanyaan tersebut keluar begitu saja dari mulut Fira. Sedangkan Lesmana hanya mengangguk sembari tersenyum miring.

"Emang Sekar itu siapa sih kak?, kok mama gak tahu ya?, kalo pacar kakak kenalin dong."

"Iya Ma, nanti Les kenalin kok."

"Yaudah kakak sama adek berangkat gih takut telat," Lesmana dan Fira serentak mengangguk cepat dan beranjak dari tempat duduknya itu.

"Kita berangkat ya Ma, Pa, Assalamualaikum," ujar Lesmana seraya menyalami kedua punggung tangan sang ayahanda dan ibunda terkasih.

"Waalaikumuussalam belajar yang bener ya kak," balas sang ayahanda sembari membalas salaman lembut dari sang anak.

"Yaudah ma kita duluan ya," Fira maupun Lesmana keluar dari rumah menuju garasi tempat mobil Lesmana terparkir. Tak berselang waktu lama, mobil tersebut sudah melongos meninggalkan kawasan halaman rumah keduanya.



Hai semua, aku kembali nih..........

Jangan lupa Votte dan Comment jika kalian suka ya,,,,,,

Papay

MY HOPE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang