19. 집 - Home

4.9K 348 8
                                    

Park Seyeon

Ini sudah 4 hari sejak aku sadar, tapi aku belum diperbolehkan pulang oleh dokter itu.

Aku rindu rumah kami.

Aku menghela nafas. Bosan. Jimin bekerja, Haemin dan Yeonjun baru saja pulang. Aku membanting tubuhku malas. Menatap langit langit kamar rumah sakit ini.

Baru saja menutup mata, tapi suara gaduh dari luar menggangguku.

"Yaa!! Ini bukan jam berkunjung!" Teriak orang diluar sana.

"Perintah dari boss, hyung." Balas orang yang lain.

"Tetap saja jika kau berkunjung jam segini kau mengganggu pekerjaanku!"

Setelah itu perdebatan dua orang didepan sana terus berlanjut. Setelah sekian menit mereka berdebat didepan, akhirnya mereka masuk kedalam.

Jeon Jungkook dan dokter Kim Seokjin.

"Oh, hi, sudah selesai debatnya?" Tanyaku sarkastik.

"Dia yang mulai!" Teriak keduanya sambil menunjuk satu sama lain.

Oh, come on.

Maksudku, Seorang dokter dan petinggi perusahaan. Mereka bertingkah seperti itu. Ada apa dengan dunia?

"Jadi, kalian ada urusan apa?" Tanyaku pada mereka yang masih saling menatap tajam.

"Aku.." kata keduanya bersamaan.

Mereka akan mulai lagi.

"Aku duluan!"

Aku memutar bola mataku.

"Tuan Jeon, duduk dulu. Jadi, dr. Kim, what on earth did you want to do?"

"Apa aku tidak terlihat seperti dokter yang sedang bertugas? Apa lagi yang ingin kulakukan selain memeriksa pasienku? Kesalnya sambil melirik Jungkook.

"Jadi, dokter." Kataku dengan nada meledek.
"Kapan pasienmu ini bisa pulang?"

"Aku akan bicara pada pangeranmu nanti." Katanya sambil mulai memeriksaku.

"Aku ini seratus persen sehat, kenapa aku harus tetap disini?"

"Sehat? Apa kau tahu kau si pemalas ini baru bangun setelah 2 bulan?"
"Jimin, your prince charming. Dia merengek padaku hampir setiap hari selama 2 bulan."

Lalu dia tertawa meledek.
"Mungkin kau harus belajar jalan lagi, nona."

"Why on earth i should do that?" Gunamku.

"Kau tidak beraktivitas selama 2 bulan, bukankah itu masuk akal jika ototmu menjadi kaku?" Katanya sambil tertawa remeh.

"Well, well, you said it, doctor."

Tidak lama kemudian dia selesai dengan pemeriksaannya.
"Jangan banyak gerak dulu. Dan lagi, berbicaralah dengan lebih halus." Kata Jin sambil menatapku kesal.

"Yah, aku mengerti."

Aneh jika disebut hubungan pasien dan dokter. Entah sejak kapan temannya Jimin jadi temanku juga. Ah, mungkin lebih tepatnya kakak.

"Sampai nanti, seyeon. Jangan lupa minum obatmu atau kau terkurung lebih lama disini. And Jeon, I'm watching you." Katanya lalu menghilang.

Jungkook memutar bola matanya sambil mendengus kesal.

"And now what did mr. Jeon want to do?" Kataku meminta kejelasan.

Mischievous | Jimin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang