Waa! Huee! Waa.. Waa!!
Ini tengah malam. Yah, sudah subuh lebih tepatnya. Minsae tidak mau berhenti menangis malam ini.
Sudah seminggu Minsae mewarnai kehidupan kami, rasanya aku masih bermimpi, kebahagiaan yang bisa kurasakan saat ini seperti di film-film yang kutonton.
Seiring berjalannya waktu, aku semakim mencintai keluarga kecil kami dan rasa takut kehilangan mereka semakin besar.
Lucu sekali, bukan?
Padahal awalnya kami saling membenci. Saling melontarkan kesal dan ejekan satu sama lain.Skenario terjaga karena anak menangis di malam hari tidak pernah terbayang di kepalaku sebelumnya.
"Minsae-ah ada apa? Apa kau tidak bisa tidur, hm? Appamu mau bekerja besok, dia jadi terbangun tuh." Ujar Seyeon masih sambil menggendong Minsae disebelahku.
"Sini, biar aku yang gendong. Mungkin dia ingin bersama appanya."
Seyeon menatapku dengan ekspresi lucu.
"Bukannya lebih baik kau tidur saja? Aku tidak mau ya besok pagi kau malas-malasan lalu bikin alasan habis begadang." Omelnya."Iya iya, besok aku pasti ke kantor kok, Taehyung hampir membobol rumah kita karena kesal mengurus semuanya sendiri."
"Sudah, sini dulu minsaenya."Dia langsung membiarkanku menggendong Minsae. Tidak butuh waktu yang lama setelah aku menggendongnya, Minsae mulai tenang dan tertidur.
"Dipikir-pikir, aku sedang mencari nickname yang bagus untuk Minsae, kau cocky, aku sassy, lalu Minsae apa?" Ocehnya sambil menguap.
"Snazzy?" Ujarku begitu saja, kata itulah yang pertama muncul di kepala jeniusku setelah ocehan panjang dari Seyeon.
"Oke, jadi, Cocky, Sassy dan Snazzy. Perfect." Komentarnya sambil tersenyum menunjukan deretan giginya.
Setelah itu, dia menempatkan kepala mungilnya diantara leher dan bahuku.
"Kepalamu berat, sayang." Komplenku gemas pada tingkahnya."I love you too much, getting addicted day by days." Ujarnya pelan.
Aku meliriknya, menahan tawaku. Aku segera mengembalikan Minsae ke ranjangnya disebelah tempat tidur kami, lalu kembali menghampiri Seyeon yang sedang memajukan bibirnya.
"I thought Big baby need a hug?" Senyumku sambil membuka kedua tangan lebar-lebar.
"Absolutely!" Dia tersenyum lebar, tanpa aba-aba menjatuhkan tubuhnya pada pelukanku.
"Serasa punya dua bayi yang harus diurus." Komentarku meledek Seyeon.
"Once you said CEO won't take the responsibilities of taking care children. It's a lie."
"And once you said you're adult. You're lying too. We're equal now."
"Once I thought i won't fall for you."
"And i never ever think i would be addicted this bad into you."
"That's a freaking long journey of us." Tawa Seyeon kembali memecah suasana.
"Aku menikmati perjalanan penuh rintangan itu, sassy. Every steps have given us strength."
"Now let us have some sleep.""Sweet dreams, babygirl."
-
Seyeon
"Minsae masih tidur?" Ujar Jimin yang baru keluar dari kamar mandi, bertelanjang dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous | Jimin ✔️
FanficJang Seyeon adalah seorang gadis biasa, kehidupannya cukup baik, keluarga yang sayang padanya, sahabatnya yang konyol dan menyenangkan. Masa muda yang ingin dihabiskannya tinggal rencana sekarang, bagaimanapun, dia harus menikah dengan Park Jimin. T...