5. 학교 - School

6.7K 462 10
                                    

Sinar yang menerobos masuk membuatku terbangun dari tidurku. Rasanya aku ingin tidur lagi saja. Mata ini tidak mau diajak bekerja sama, aku benar-benar mengantuk.
Aku bisa terjaga semalaman karena perkataan asal-asalan yang terucap oleh mulut Jimin kemarin.

'Aku mencintaimu, aku tidak berbohong."

Sialan, kalimat itu terus muncul di pikiranku. Entah bagaimana dan kenapa.

Saat aku membuka mata, aku hampir tersedak air liurku sendiri saat melihat sosok didepanku. Rambut berantakan dan wajahnya yang sedekat ini. Aku bahkan baru merasakan tangannya yang melingkar di perutku dan menimbulkan sensasi geli ini. Padahal, kemarin dia tidur jauh diujung ranjang dan aku memunggunginya.

Sebenarnya aku ingin marah, tapi, daripada membuat keributan dengan orang ini dan terlambat masuk sekolah, lebih baik aku pergi diam diam.

Baru menggerakan tanganku, tiba tiba Jimin sudah mempererat pelukannya. Dan sepersekian detik setelah itu, dia menahan tanganku.

"Kemana?" Katanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"aku harus sekolah." Kataku sambil berusaha membebaskan diriku.

"Bolos sesekali bukanlah masalah besar."

"Ah, sudahlah. Aku bisa telat." Kataku masih berusaha membebaskan diri.

"Kalau begitu.." kata Jimin lalu melepaskan pelukannya dan membenarkan posisinya.
"Mau sarapan apa?" Katanya sambil menguap.

"Apa saja. Memangnya kau bisa masak?" Kataku sambil duduk.

"Apa kau meremehkanku? Mandi saja sana." Kata Jimin lalu turun dari tempat tidur dan keluar.

"Aku tahu aku ini CEO yang tampan, dan aku yakin kau tak percaya aku bisa masak. Tapi, sana mandi dan jangan ngiler saat sarapannya sudah jadi." Katanya yang tiba muncul lagi di daun pintu, beberapa detik kemudian, dia menghilang. membuatku kehabisan kata kata akan tingkah lelaki 26 tahun itu.

-

Aku sudah rapi dengan seragam dan coat kuningku, aku melangkah menuju dapur untuk sarapan. Dan aku menemukan Jimin disana, sudah rapi dengan kemejanya.

"Kenapa lama sekali?" Katanya.

Aku tidak menjawab, durasi mandiku memang lama. Aku tidak bisa apa-apa tentang hal itu.

"Makanlah, setelah itu aku akan mengantarmu." Katanya yang kali ini meraih sendok dan garpu dihadapannya.

Akupun ikut menyantap sarapan yang dibuat Jimin, roti panggang dengan keju dan telur diatasnya. Jujur saja, dia lebih berbakat dalam masak memasak daripada aku. Kau lihat saja, betapa indahnya roti panggang ini.

Keadaannya sangat hening, karena ini sangat canggung, dan aku benci itu, jadi aku berusaha mencairkan suasana.

"Um, dimana kantormu?"

"Aku?" Katanya yang tiba tiba menatapku.

"Ya." Jawabku singkat.

"Kantorku didekat sekolahmu. Sekitar 10 menit kalau jalan kaki. Oh ya, bagaimana jika kau memanggilku dengan lebih sopan? Aku kan lebih tua." Katanya.

"Ahjussi?" Tanyaku.

"Ya! Jangan ahjussi. Aku masih 26 tahun."

"Lalu?" Tanyaku.

"Oppa? Chagi? Atau Yeobo?" Katanya sambil terkekeh.

"Jangan bermimpi." Kataku lalu memalingkan wajah.

Mischievous | Jimin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang