31. 가족 - Family

4.2K 271 25
                                    

Author POV

"Tunggu, Seyeon bagaimana?" Ekspresi wajah Jimin jadi serius tiba-tiba.

Perawat itu tersenyum kecil menahan tawa.
"Dia baik-baik saja, tapi butuh banyak istirahat. Kami akan segera memindahkannya ke ruang rawat setelah ini."

Jimin menghela nafas lega. Bayangan situasi terburuk dari otak cemilangnya itu langsung hilang seketika.
"Syukurlah." Senyum Jimin lega.

"Kami akan memindahkan Minsae ke ruang bayi, dulu. "Anda bisa menengok istri anda setelah kami memindahkannya." Ujar perawat itu lagi.

"Ah, ne." Jimin langsung memberikan Minsae pada perawat tadi.
"Tolong jaga dia, ya." Ujar Jimin.

"Tidak perlu khawatir." Tawa perawat itu gemas akan tingkah Jimin.

"Annyeong, Minsae-ah!" Jimin asik melambai-lambai kearah Minsae sampai sebuah suara menghancurkan kelakuan bocahnya itu.

"Ya!" Teriak Jin sambil memukul ringan bisep kekae Jimin.

"Mworago, hyung-ah?" Ujar Jimin sinis sambil memajukan bibir.

"Selamat Jimin, akhirnya kau jadi ayah."

Jimin tertawa geli.
"Gomawo, hyung. Aku senang sekali hari ini."

"Jaga Minsae baik-baik. Jangan ajak dia main console sampai tengah malam, nanti."

"Iya, iya aku tahu itu, hyung. Aku masih punya otak." Kesal Jimin.

"Ini untukmu." Jin menyodorkan sebuah paper bag biru muda kepada Jimin.

"Wah, apa ini?" Tanya Jimin bersemangat.

"Unboxingnya nanti saja, Jimin. Tengok Seyeon, sana. Dia sudah dipindahkan ke ruang rawat."
"Oh, yang lain akan kesini nanti sore. Aku pergi dulu ya. Banyak pekerjaan." Lambai Jin sambil mrnjauh.

-

Jimin

Sejak kapan Seyeon semanis ini, maksudku bahkan dengan rambut berantakan dan wajah lelah seperti ini dia cantik sekali.

Apa ini efek menjadi ibu? Kata orang seorang wanita akan tampak lebih cantik setelah menjadi ibu.

Rasanya aku bisa gila. Terus tersenyum tidak jelas begini sampai mulutku pegal.

Rasanya De Javu, ya?
Hanya saja kali ini perasaanku senang sekali.

"Kau suruh aku menepati janjiku, tapi kau memang tukang tidur rupanya." Gumamku gemas sambil memainkan pipi tembam Seyeon.

"Aku tidak bisa pergi ke toilet atau bahkan mandi untuk menepati janji itu." Gumamku lagi sedikit kesal.
"Ireonaaayoooo." Bisikku di telinganya.

"Aku bosan, payah. Padahal aku masih mau main dengan Minsae."
"Lalu kau juga tidak bisa diajak ngobrol sekarang, aku benar-benar bosan, huh."

"Kau mau makan apa nanti? Aku bisa minta Taehyung atau Jungkook belikan."
"Jangan bangun saat mereka datang, mereka berisik." Omelanku masih terus berlanjut.

"Emh," saat sedang asik melihat kesekitar, suara Seyeon membuyarkan lamunanku.

"Hei."
Aku langsung mendekat kewajahnya.
"Ya, kau sudah bangun?"

Perlahan, dia membuka matanya.
"Bagaimana perasaanmu?" Tanyaku lagi.

"Hai, sayang." Senyumnya lemah.

Mischievous | Jimin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang