Ughh, aku merasa lelah sekali. Padahal aku tidak melakukan apapun yang berarti hari ini. Hanya seperti biasa, pergi ke kampus.
Aku menyembunyikan kepalaku disela-sela lengan. Aku ingin tidur saja.
"Ya, ada apa denganmu?" Kata Yeonjun sambil menyenggol lenganku.
"Diamlah, aku lelah. Kemana Haemin?" Tanyaku tiba-tiba.
Suara kekehan Yeonjun terdengar.
"Sedari tadi kau hanya duduk, bagaimana bisa lelah, hah?"
"Dan aku juga tidak tau kemana nenek sihir itu pergi. Mungkin dia bolos.""Argh, dasar meyebalkan. Pusing sekali." Ucapku lagi sambil menahan sakit.
Suara dosen didepan sana seperti suara lebah yang mendengung, tulisan di bukuku tidak bisa kulihat dengan jelas.
Padahal aku sehat-sehat saja minggu lalu. Pusing ini tidak hilang dari kemarin.
"Kau harus makan setelah ini." Balas Yeonjun sambil menghela nafas.
"Aku tidak nafsu makan. Aihh, sudahlah." Rengekku.
"Jangan mengadu padaku. Lapor saja pada suamimu yang sering cemburu itu." Kesal Yeonjun.
Memang, beberapa kali saat aku keluar bersama Yeonjun tanpa Haemin, Jimin selalu tampak kesal. Manis bukan? Padahal aku dan Yeonjun pergi untuk mengerjakan tugas.
Oh ya, bukan saatnya membahas itu.
"Jimin sedang meeting dengan para pemegang saham. Tidak mungkin aku meneleponnya seperti itu." Ucapku lagi.
"Ya, percayalah, dia bahkan rela meninggalkan konfrensi pers saat menerima kabar kalau kau jatuh. Padahal hanya lecet. Dasar bucin."
"Biarkan saja, aku yakin dia sibuk."
"Kalau terjadi apa-apa padamu, lalu aku mengantarmu pulang, aku bertaruh sepuluh ribu won kalau dia akan kesal lagi."
Aku meringis, entah kenapa sakit kepala ini semakin parah.
"Biarkan aku tidur dulu." Hanya itu yang keluar dari mulutku.-
"Yeon, bangun. Kelasnya sudah selesai."
"Ugh, apa kau masih ada kelas?" Kataku sambil berusaha mengangkat kepalaku yang rasanya semakin berat saja.
"Tidak ada. Kutemani pulang, ya? Kau benar-benar pucat, loh."
"Beritahu Jimin hyung dulu, sana. Aku belum mau mati. Paling tidak dia lebih berpengaruh dariku.""Nanti saja, ayo kita jalan dulu." Aku memegang pundak Yeonjun, berusaha berdiri.
"Ya, tolong reflekmu diperkuat, lantai ini rasanya berguncang." Ketusku.Baru sebentar berjalan, rasa sakit itu menyerang lagi. Ini bukan seperti goncangan biasa. Rasanya seperti gempa bumi!
Tampaknya tubuhku tidak kuat lagi menahannya, hingga akhirnya aku ambruk dan kehilangan kesadaranku.
"YA! Seyeon-ah!" Teriakan Yeonjun itulah yang terakhir kuingat.
-
Jimin POV
"Begitulah, berdasarkan report akhir bulan ini, kondisi sudah mulai stabil dan mengalami peningkatan. Sekali lagi, saya minta maaf sempat terjadi penurunan saham yang cukup banyak, tetapi itu semua juga diluar keinginan pihak kami. Dan masalah ganti rugi juga sudah diurus."
"Bulan depan kami akan meluncurkan game terbaru yang sempat kontroversial ini, saya sudah menggelar konfrensi pers beberapa minggu lalu dan respon publik positif. Karena adanya kasus kemarin, bahkan orang awam sudah mengetahui tentang game ini. Mari kita ambil sisi positifnya, bahwa kita bisa meningkatkan pemasaran dengan memanfaatkan kondisi yang ada saat i.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous | Jimin ✔️
FanfictionJang Seyeon adalah seorang gadis biasa, kehidupannya cukup baik, keluarga yang sayang padanya, sahabatnya yang konyol dan menyenangkan. Masa muda yang ingin dihabiskannya tinggal rencana sekarang, bagaimanapun, dia harus menikah dengan Park Jimin. T...