6. 게일 - Game

6K 479 14
                                    

"Tapi aku bisa pulang bersama Haemin."

"Ani, bukankah aku sudah bilang akan menjemputmu?"

"Tapi-"

"Cukup, nona Park. Aku akan sampai 10 menit lagi. Jadi, tunggu pangeranmu ini, oke?"

Tut.

Aku menghela nafas kasar sembari menyingkirkan rambut yang menutupi mataku. Kesal, dengan tingkah 'suami' ku itu.

"Maaf, Haemin. Si tua bangka itu berulah lagi." Ucapku menyesal. Rencanaku dengan Haemin selalu dihancurkan oleh Jimin. Menyebalkan!

"Yaa, gwaenchana." Kata Haemin.

"Tua bangka? Jika aku jadi Jimin aku akan kesal." Sambar Yeonjun.

"Aku juga kesal padanya." Kataku sambil cemberut.

"Bagaimana jika kau panggil dia yeobo? Pasti akan keren." Kata Yeonjun.

"Atau chagi." Lanjut Haemin.

Oh, astaga. Sungguh beruntung diriku. Dua sahabatku itu benar benar pemberi 'saran' yang hebat!

"Yeonjun-ie~ Bagaimana pipimu, apa masih sakit? Atau mau kutambah lagi sensasi itu, hm?" Kataku lagi sambil tersenyum. Membuat bulu kuduk Yeonjun berdiri. Mendengarnya saja Yeonjun sudah bergidik ngeri.

"Sudah cukup, tidak perlu ditambah." Balas Yeonjun dengan senyuman yang tidak kalah manis.

Tin! Tin!

Suara klakson mobil membuyarkan percakapan kami yang jika diteruskan akan menjadi sebuah peperangan.

Kaca mobil itu terbuka dan menunjukan sosok Jimin dengan kacamata hitamnya. Jangan lupakan senyuman yang terukir diwajahnya itu. Rasanya ingin ku tonjok saja rahang lancip itu.

"Kami pergi ya." Kata Yeonjun dan Haemin sambil berlari menjauh. Dengan gelak tawa yang konyol juga.

Aku menatap mereka sampai mereka menghilang dari pandanganku. Kenapa mereka sekonyol itu sih? Tak sadar, aku tertawa sendiri seperti orang gila.

Tin! Tin!

"Masuklah!" Teriak Jimin.

Aku memutar bola mataku, bergumam kesal dan masuk kedalam mobil Jimin.
"Sebenarnya kita mau kemana?"

"Kantorku." Katanya sembari menginjak pedal gad.

Aku menutup mataku pelan, mencoba mengatur emosiku yang sudah hampir meledak. Bagaimana tidak? Kekantornya? Like, what the f##k man?!

"Lalu, untuk apa kau menjemputku?" Kataku lagi dengan penekanan disetiap kata yang kuucapkan.

"Lihat saja nanti. Lagipula aku tidak bisa membiarkanmu berkeliaran diluar pengawasanku dengan rok sependek itu."

Astaga, dia masih mempermasalahkan itu.

"Dan satu lagi. Siapa orang yang merangkulmu tadi pagi? Apa dia sudah pernah di lenpar dengan PC?"

Mischievous | Jimin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang