16. 사고 - Accident

5.1K 356 5
                                    

Hanya suara hujan yang terdengar di telingaku. Rumah ini benar benar terasa sepi belakangan ini.

Sejak Jimin menceritakan segalanya, dia menjadi sangat murung. Aku tahu dia berusaha terlihat baik baik saja didepanku, tapi dia berbeda, he isn't the one that I've known.

Dan semua ini berkat dirimu, Seyeon. Seharusnya kau tidak boleh egois, bodoh.

Aku menghela nafasku. Aku melirik kebelakang dimana Jimin sudah tertidur.
Aku masih tidak menyangka orang seperti Jimin mempunya masa lalu sekelam itu. Pasti dia sangat ketakutan kan? Pasti dia benar benar sedih?

Bayangkan saja, aku tidak habis pikir bagaimana anak berumur 6 tahun melihat kematian ibunya dengan begitu tragis.

Lagi lagi aku menghela nafas.
Aku bahkan tidak bisa tidur dengan tenang. Jimin selalu pulang larut. Kurasa dia menyibukan dirinya agar tidak terus bersedih. Tapi tampaknya itu tidak membantu.

Aku ingin menghiburnya, tapi, aku tidak bisa. Aku masih bingung tentang apa yang harus kuperbuat pada Jimin. Bukankah dia begini karena aku aku yang kelewat penasaran?

Aish, look what you've done Park Seyeon.

Disamping aku kecewa karena dibentak oleh Jimin juga, setidaknya, bukankah aku harus memikirkan perasaannya?

Tapi, aku merasa sangat bersalah. Maksudku, ayolah, jika aku tidak menanyakan hal bodoh itu kemarin, harusnya keadaannya tidak seperti ini, kan?

Aku merebahkan tubuh lelahku disebelah Jimin. Aku menatap wajahnya yang tampan itu. Dia terlihat sangat lelah.

Kenapa juga aku membentak Jimin kemarin? Berlebihan sekali..

Aku menggaruk kepalaku frustasi. Aku lelah, bodoh! Aku ingin istirahat. Tapi otak ini tidak bisa membiarkanku istirahat barang 30 menit pun.

Aku menatap Jimin dengan mata yang mulai memanas. Aku tidak tahu kenapa, tapi air mata mulai jatuh dari pelupuk mataku.

"Jimin, I'm really sorry.." isakku dengan suara parau.

-

It had been several days.

Tidak ada kemajuan sedikitpun. Jimin masih saja murung, dan aku semakin menyesali perbuatanku.

Jimin tidak hanya murung, dia seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya. Dia mulai gila kerja untuk melupakan kesedihannya, pergi subuh pulang tengah malam.

Sekarang sudah jam 10 malam, tapi dia belum pulang. Aku menatap handphoneku. Aku membaca chat yang baru dikirimnya beberapa menit lalu.

Cocky : Sassy? Mungkin aku tidak bisa pulang malam ini. Aku perlu membicarakan beberapa hal demgan hyungku. Is that okay?

Seyeon : it's okay. Take care.

Aku membanting handphoneku ke tempat kosong disebelah aku berbaring. Aku menggeliat diatas tempat tidur ini dengan kepala penuh pikiran.

Aku menatap langit langit. Setelah aku memikirkan hal ini selama beberapa menit, ugh, i think it's okay to buy some soju.

Akhirnya aku bangkit berdiri, aku membeli beberapa botol soju di mini market dekat apartemen. I'm 20 in Korean age. So, i think it's okay.

Mischievous | Jimin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang