24. 바다 - Beach

4.2K 278 2
                                    

Seyeon

Jimin menyodorkan sekaleng cola ke depan wajahku. Aku mengucapkan terima kasih dan tersenyum lalu mengambil kaleng itu dan membukanya.

"Jadi, where're we going next?"
Dia duduk disebelahku sambil meminum cola miliknya.

"Pantai?"

Jimin tertawa remeh Sambil menatapku.
"Memangnya siapa yang beberapa menit lalu mengatakan hal semacam tidak membutuhkan pantai?"

Aku melirik Jimin dengan ujung mataku. Menahan senyum.
"Terbawa suasana saja, maybe?"

"Okay. Tuan putri, aku yakin pantai yang akan kita kunjungi ini akan menjadi tenpat favorit mu di Busan." Katanya ala-ala tour guide.

"Benarkah? Bagaimana jika tidak menurutku?"

Jimin menarik senyuman kecil dan menepuk puncak kepalaku.
"Maka kau akan menarik kata-kata tadi. Come on, Sassy!"

Jimin melirikku sebentar lalu berlari meninggalkanku kearah mobil kami. Aku tersenyum, benar-benar merasa beruntung telah memiliki sosok Jimin di sisiku.

"Jadi kau ikut atau tidak?" Teriaknya yang sudah didalam mobil.

-

Angin sepoi-sepoi yang sejuk, pantai yang membentang dari ujung ke ujung dengan pasir putih yang indah, dan jangan lupakan laut biru emerald yang indah itu. Ombak yang saling berkejaran juga seakan mengajak kami untuk ikut menari bersamanya.

Kurasa Jimin benar. Aku akan menarik kata-kataku tadi. Pantai ini adalah pantai terindah yang pernah kukihat seumur hidupku.

"Welcome, princess." Kata Jimin yang baru menyusul dengan dua tas berisi makanan kecil.

"Aku menarik kata-kataku tadi." Tawaku.
"Maksudku, look! Ini benar-benar keren." Kataku sambil menunjuk ke arah laut.

"Aku tahu." Senyumnya.

"Kenapa sepi sekali, yah? Padahal tenpat ini keren sekali." Komentarku sambil mengambil salah satu tas dari tangan Jimin.

"Kemana kau pergi saat pelajaran geografi? Ini adalah pantai paling terkenal di Busan. Mana mungkin hanya kita berdua yang ada disini?"

"Aku tidur. Dan lagi, kau belum menjawab pertanyaanku, ice bear."

"Aku menyewa pantai ini, tentu saja."

"Hah?" Bingungku.

"Memang, CEO Park itu berbeda. Sudahlah, aku akan membereskan barang-barang ini dulu. Main duluan sana! Aku tahu kau itu anak kecil yang jarang berlibur."

Aku mengerutkan dahi.
"Aku tidak seperti itu. Yah, yasudah, dah!" Lalu aku pergi kearah laut yang sedari tadi kutatap dengan kagum.

Bisa kudengar kekehan Jimin dari sini. Tapi memang ya, kurasa Jimin jadi lebih banyak tertawa sekarang. Baguslah.

-

"Tangkap saja kalau bisa!" Aku berteriak. Berlari menjauh dari Jimin yang sejak tadi bersusah payah mengejarku yang berlarian diantara para ombak.

"Ya!! Kau menantangku?" Balasnya dengan teriakan.

"Ne!!!" Aku berteriak membalasnya.

Aku berlari, terus berlari sampai sebuah tangan berhasil menangkapku tepat dipinggang.

"Oh man what the fu-."

"Sampai kapan mau terus mengumpat seperti itu?" Kata Jimin, meletakkan dagunya diantara leher dan bahuku.
"Aku berhasil menangkapmu. Kau kalah, payah."

Mischievous | Jimin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang