23. 노래 - Song

4.5K 284 4
                                    

Seyeon

"Hah?" Aku mengusap mata perlahan ketika melihat Jimin dengan jaket denim dan kacamata hitamnya.
"Jadi, kau menyuruhku bolos?"

"Aniya, ini bukan bolos."

"Kita mau kemana?" Kataku lagi, kali ini sambil mengambil handukku.

"Busan. Kutebak, kau mau kesana, ya kan?"

"Bagaiamana bisa kau tahu itu?"

"Karena aku Jimin."
"By the way, sebelum mandi, kemari." Jimin melambaikan tangannya agar aku mendekati dia.

"Why?"

Dia memelukku, erat sekali. Menyembunyikan wajahnya dileherku.
"Happy anniversary, sayang."

Aku tidak bisa menyembunyikan senyumku. Kupikir dia lupa.

"Happy anniversary, ice bear!"
Tawaku.

"I love you more than anything." Jawabnya. Matanya berbinar seperti anak anjing. Anjing bulldog. Dia jelek. Tidak tidak, aku hanya bercanda.

"Jadi kita mau ke Busan? Aku mau ke.."

"Pantai." Jawabnya, memasukan kedua tangan itu kedalam saku.

"Apakah kau menghipnotisku? or something else like that?" Kataku curiga kali ini.

"Tidak. So, Princess, today is our day. I'm yours, and you're mine."
"Siapkan koper kita dan mandi, kita akan liburan. seharusnya kau senang."

"Oke, pertama, lepas kacamata ini. Ini indoor. Jangan kebanyakan gaya." Aku melepas kacamatanya lalu terkekeh remeh.

"I'm trying to looking good in front of you!" Kesal Jimin sambil bertolak pinggang.

"Kau keren bahkan saat menggunakan kaos yang jelek."

Jimin tertawa renyah.
"Apa itu pujian? Itu terlihat seperti ledekan untukku."

"Aku memujimu, sayang."

"Kalau begitu aku akan memujimu juga." Balasnya.

"Kau cantik bahkan setelah 2 bulan tidak mandi."

"aku tahu aku cantik."

Jimin menatapku dingin.
"Kau membuatku merinding."
"Siapa yang mengajarimu seperti itu?"

"Jin. Dia berbicara begitu tiap hari." Aku menutup koperku.

"Dokter sok ganteng itu." Jimin mendengus.
"Mandilah, belum tentu aku bisa berlibur selama ini dalam waktu singkat. Aku kebawah dulu." Jimin mengelus kepalaku, lalu dia membawa koper kami keluar.

-

Jimin

"Ya! Ya! Lihat! Pantai!! Pantai!" Teriaknya sambil melihat keluar jendela.

"Ara. Aku punya mata. Memangnya kau belum pernah melihat pantai, ya? Norak sekali." Kataku sambil menahan tawa.

"Ayo turun, turun! Aku mau kesana." Katanya setengah berteriak, menunjuk kearah pesisir pantai.

Aku menyentil kepalanya.

"Ya!" Teriaknya.
"Neo mwoyaa, Park Jimin!"

"Sabar, tuan putri. Kita taruh barang-barang kita dihotel, kesuatu tempat, setelah itu baru kita kepantai, oke?"

"Berhenti merahasiakan hal hal aneh dariku, Jimin. Suatu tempat? Yang benar saja?" Omelnya.

"Kenapa susah sekali untukmu hanya untuk mengikutiku?"

Mischievous | Jimin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang