Setelah melewati malam njus-njus yang hot, Jungkook akhirnya pulang sama suaminya dan ga lupa jemput anak semata wayangnya yang dititipin ke Mingyu. Untungnya Suryadi ga nanyain macem-macem ke bundanya perihal kepergian bunda selama satu malam. Bunda pun bersyukur karena Suryadi terlalu kecil untuk mengetahui apa itu Cinta Satu Malam. Jadi hari ini rencananya bunda sama anaknya mau pindahan ke rumah si om. Sebenernya sebagian barang udah diangkut ke rumah sana, sisa barang kecil-kecil yang dimasukkin koper doang. Kayak beha, kancut, dan lain-lain.
"Bundaaaa! Ini dibawa juga ga?" Teriak Suprapto dari depan rumahnya.
Bunda yang lagi sibuk masukkin koleksi beha kancutnya ke dalam koper cuma teriak, "iyaaa masukkin aja semua barang kamu, sayang."
Tunggu.
Ini agak sedikit ambigu.
Tapi mari lupakan.
Setelah bunda selesai nge-pack kancut renda-renda warna merah bling-bling-nya, bunda pun jalan ke depan, dengan maksud dan tujuan untuk mencari hasil sperma suaminya itu. Dan bunda pun kaget, karena ternyata yang daritadi mau di-pack sama anaknya adalah—
"ADUH SURYONO! YANG DIBAWA ITU BARANG-BARANG KAMU, JANGAN RUMPUT DEPAN RUMAH JUGA KAMU PACKING!!!"
♥ ♥ ♥
"Ini barang terakhir?"
Jungkook noleh, suaminya lagi naruh koper gede ke lantai. Sekarang mereka lagi beresin barang-barang, mindahin isi kardus dan koper ke rumah baru, alias rumah si om. Sebenernya si om nawarin buat beli rumah baru, secara rumah ini 'kan rumah lama si om, penuh kenangan bertahun-tahun sama mantan istrinya, tapi Jungkook nolak dengan tegas. Bilangnya,
"Gapapa, mas. Kenangan lama mas bisa diganti sama kenangan baru. Nanti kita bikin sama-sama."
Iya manggilnya sekarang kalo ga, "beb", "yang", atau "mas". Katanya Jungkook sih biar lebih menghargai Taehyung yang lebih tua aja.
Alasan aja itu si bunda mau bikin kenangan baru, padahal,
"'Kan di rumah ini juga kita pertama deket."
Tepatnya di dapur, pertama kalinya kegiatan laknat dimulai. Kalo inget itu Jungkook suka terharu. Terharu aja tiap inget keseksiannya bisa menggaet om-om tampan nan kaya yang sekarang berhasil jadi suaminya. Ga sia-sia perawatan hasil morotin om-om terdahulu.
Duh, jadi inget masa lalu 'kan...
"Aku bantuin apa lagi nih?" Tanya mas Taehyung. Sekarang ga pake embel-embel om lagi dong. Hehe.
"Beresin barang-barang Taebin aja. Aku tinggal masukkin baju ke lemari doang kok."
"Oke."
Lalu suaminya pun pergi bantuin anak semata wayang mereka yang entah lagi ngapain di kamarnya. Jungkook lagi sibuk masukkin baju-bajunya ke lemari ketika bel rumah berbunyi. Jungkook pun berdiri, terus jalan ke pintu depan, bukain pintu. Sesosok wanita tua berdiri disana, natap Jungkook dengan dahi berkerut.
"Ng... siapa, ya?"
Si wanita tua malah makin micingin matanya ga seneng. Terus malah ngebentak,
"Mana Taehyung?! Kamu pembantu baru disini?!"
Wanjay, semok gini dikira pembantu. Ga tau apa di jidat Jungkook ada tulisan tak kasat mata yang tulisannya, "nyonya besar".
"A-Anu, s-saya bukan pembantu... Saya—"
"Ada ribut-ribut apa, sayang?"
Jungkook noleh, ada suaminya yang lagi jalan sambil gendong anak mereka. "Oh, ini, mas—"