Strategi Bunda

6.2K 432 1
                                    

"Hhh... hhh... ahh..."

Suara desahan bunda terdengar menggoda iman. Bukan bapak-bapak bernama Pak Iman, ya, tapi menggoda keimanan dan ketaqwaan maksudnya. Jika kalian pikir bunda lagi desah diatas ranjang, maka buanglah pikiran kotor kalian. Faktanya, bunda tidak sedang di ranjang. Bukan pula berarti bunda lagi main sambil berdiri, bukan. Percayalah, meskipun bunda mantan jablay elit tanah air beta, tapi bunda tetap tau adat istiadat dalam proses njus-njusan.

"Kuk, desah lo yang selow napa." Bambam bersabda.

Loh, loh? Kenapa bunda desah sama si jablay?

Tidak.

Bunda masih waras.

"Diem lo, kuah siomay." Umpat bunda, sembari tangannya makin mempercepat gerak benda yang sedari tadi membuat bunda mendesah merdu. Persis Elvi Sukaesih kalo lagi dangdutan. Merdu amat.

Bambam pun berjalan deketin bunda, ngematiin benda yang bikin si bunda desah daritadi. Pas dimatiin, bunda berhenti gerak. Desahannya juga berhenti.

"Lo lari di treadmill aja berasa disodok vibrator."

Iya, saudara-saudari. Yang bikin Jungkook desah-desah manja itu adalah treadmill. Ngerti, 'kan? Itu loh, alat yang buat lari-lari di tempat.

Jungkook pun turun dari treadmill, langsung duduk ngelonjorin kaki di lantai sambil neguk minumannya. Bambam ngikut di sebelahnya. Seketika tempat gym berasa warung siomay langganan mereka, tempat buat ngerumpi bareng.

"Lo kenapa sih tiba-tiba ngajakin nge-gym sore-sore? Biasa juga kita senam gratisan di kelurahan."

"Enak aja lo. Gue kan mantan jablay elit. Enak aja gratisan." Sergah Jungkook, membela diri dengan sangat elitnya. "Gue tuh mau makin mempercantik diri. Lemak gue mulai rada numpuk nih gara-gara skip olahraga mulu."

"Bukannya lo rajin senam di kecamatan?"

"Ya kan itu seminggu sekali doang. Malem sih gue olahraga."

"Olahraga apaan?"

"Olahraga malem dong. Di ranjang." Jawab Jungkook dengan cengiran dan kedipan manja.

Bambam ngedengus. "Itu juga gue tiap malem begituan. Terus kenapa sekarang tiba-tiba? Mau balik ke dunia perjablayan lo ya?"

Jungkook syok, naruh tangan di nenen, natap sahabatnya dengan mulut terbuka. "Astagfirullah, dasar syaiton abad milenial. Lo lupa gue udah tobat nasuha? Asal ngomong aja lo. Gue sentil nih ya pentil lo!"

Bambam mundur, nutup dua nenennya yang tertutup beha. Nutup doang, tapi kalo dipencet isinya kosong.

"Heh! Pelecehan seksual lo! Gue lapor kak Seto baru tau rasa lo!"

Jungkook berusaha nggak ngeladenin sanggahan dan perlawanan sahabatnya. Doi kemudian lanjut curhat, dengan ekspresi se-sinetron mungkin.

"Gue tuh harus jaga penampilan, Bam. Gue harus cantik. Harus sempurna. Biar laki gue ga noleh-noleh ke yang lain. Mana tau ada celah terus pelakor masuk."

Bambam manggut-manggut doang. Bilang, "iya, ya. Kayak waktu lo masuk ngelakor ke lakinya tante Irene."

Habis ngomong gitu pentil Bambam beneran disentil sama bunda. Setelah berhasil menyelamatkan pentilnya, Bambam akhirnya mengemukakan pendapatnya.

"Saran gue ya, Kuk, lo ga perlu kayak gini sebenernya. Ada cara paling gampang biar si om ga berpaling dari lo."

Jungkook natap sahabatnya serius. "Apaan?"

"Caranya,"

♥ ♥ ♥

Jungkook lagi sibuk masak di dapur ketika si om masuk dan langsung meluk pinggang istrinya dari belakang. Seketika flashback ketika mereka pertama kali saling tergoda.

AKU SIMPENAN OM (ASO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang