'Rumah Pelangi?' kening Reina berkerut bingung. Gadis itu kini berdiri tepat didepan sebuah bangunan yang terlihat cukup tua namun masih berdiri kokoh. Tak jarang pula Reina melihat anak anak kecil berlarian serta beberapa anak usia SD yang sibuk mondar mandir. Ada yang keluar untuk merawat tanaman, ada yang bercanda sambil membersihkan jendela. Dan semua terlihat bahagia.
"Mau masuk?" tanya Hyunjin.
Reina mengangguk lalu mengikuti Hyunjin yang berjalan masuk kedalam.
"Kak,"
"Hm?"
"Lo tinggal disini?"
"Kadang."
"Kok kadang?"
"Eh Hyunjin," kata So Jung kemudian melirik kearah Reina lalu tersenyum, "Ini cewe kamu Hyun?"
"Bukan bu, temen aja." jawab Hyunjin.
"Lah sejak kapan gue temenan sama dia angzi?"-Reina.
"Temen tapi demen ya Hyun?" tanya So Jung.
"Apasih bu....oh iya belom kenalan, ini Na Reina bu. Reina, ini bu So Jung pengurus rumah kecil ini." kata Hyunjin.
Reina senyum terus nunduk sopan kearah So Jung.
So Jung ikut senyum.
"Iya bu, saya Reina temannya kak Hyunjin." ucap Reina sopan.
"Udah lama temenannya?" tanya So Jung.
"Bel-mphh"
"Udah bu, kan dia Hyunjin yang ngeMOS." kata Hyunjin sambil ngebekep mulut Reina.
So Jung terkekeh, "Udah udah Hyun, kasian itu Reina."
Hyunjin nyingkirin tangannya.
"Ehee sorry." katanya.
Reina udah emosi sendiri, untung ada So Jung. Kalo gaada mungkin Hyunjin udah dilarung disungai Han.
"Yaudah Reina temenin ibu ngobrol yuk?" ajak So Jung.
"Hyunjin ga diajak nih bu?" tanya Hyunjin.
"Gausah! Ga penting!" ketus Reina.
"Dih dih..."
"Udah udah, ayok Rei kita kehalaman belakang aja." kata So Jung.
"Lah bu! Kan Hyunjin ajak Reina kesini mau maen malah Hyunjin ditinggal sih?" rengek Hyunjin.
Reina nahan tawa liat Hyunjin ngerengek.
"Terserah ibu dong Hyun, kamu ini udah besar kok masih suka ngerengek? Ga malu sama ototmu?" tanya So Jung. "Ayo nak Reina."
Reina natap Hyunjin, "Malu kak sama otot. Otot doang digedein, jiwanya masih hello kity!" bisiknya lalu pergi mengikuti So Jung.
Sebenernya Hyunjin kesel, tapi keselnya selalu kalah sama rasa sayangnya.
/Ululuh Hyunjin...sini ketjhup dulu:*/
/Ditampol stay:')/Sekarang Reina lagi duduk santai bareng bu So Jung sambil ngeliatin anak anak kecil yang lagi lari larian dihalaman belakang.
"Bu, Kak Hyunjin sering kesini ya?" tanya Reina.
"Lumayan sering. Dia kesepian dirumah, makanya kesini." jawab So Jung.
Reina mengangguk paham.
"Setelah kehilangan mamanya, Hyunjin berubah drastis. Dulunya periang, sekarang buat senyum pun susah." kata So Jung.
"Kak Hyunjin kehilangan mamanya?"
So Jung mengangguk, "Mamanya meninggal waktu Hyunjin SMP. Hyunjin itu kesepian, papanya pun sibuk kerja."
"Kak Hyunjin ga pernah ketemu papanya?"
"bukan engga pernah, tapi jarang. Kadang papanya Hyunjin kesini buat makan bareng Hyunjin dan anak anak lainnya."
Reina mengangguk paham. "Jadi ini alasan kak Hyunjin bersikap dingin?"
"Kamu tau? Kamu cewe pertama yang Hyunjin ajak kesini."
Reina agak kaget.
"Padahal dulu Hyunjin bilang kalo dia cuma mau bawa cewe yang dia sayang buat kesini. Tapi ibu kaget, ternyata hubungan kamu sama Hyunjin cuma sebatas temen ya?"
Reina gatau harus jawab apa.
"Apa kamu yakin Hyunjin cuma anggap kamu teman?"
"Reina gatau bu. Yang Reina tau, Reina sebatas teman sama Kak Hyunjin."
So Jung senyum, "Akhir akhir ini, Hyunjin lebih sering senyum dan suka ngelamun sendiri. Ibu pikir dia lagi demam, ternyata engga."
"Kak Hyunjin mah gitu bu, suka kumat gilanya."
So Jung terkekeh, "Gila karna kamu ya?"
"H-hah engga lah bu." Reina salting.
*Brak!*
So Jung geleng, "Pasti Hyunjin ini..." katanya.
Reina ngikutin So Jung yang jalan kedapur.
Disanalah Hyunjin, niup niup tangannya yang kena panci panas.
"Kamu ini ngapain sih Hyun? Yaampun..."
"Itu bu mau matiin kompor." kata Hyunjin.
"Kenapa ga panggil ibu aja?"
"Ibu sih asik ngobrol sama Reina."
So Jung geleng kepala, "Reina, kamu obatin Hyunjin ya, ibu mau bersihin ini dulu."
"Iya bu." jawab Reina lalu menarik Hyunjin keruang tamu.
"Duduk!"
Hyunjin nurut.
"Obatnya dimana?"
"Itu loh nempel didinding gede banget masa ga liat?"
Reina noleh kebelakang ternyata ada kotak P3K nempel ditembok.
Reina ambil salep buat obatin tangan Hyunjin.
Dengan teliti, Reina ngobatin luka ditangan Hyunjin.
Hyunjin bukannya kesakitan malah mau bersyukur karna ini, dia bisa merhatiin Reina dari deket.
"Apa liat liat?!"
Hyunjin geleng, "Dih pede! Orang gua liatin tangan gua."
"Oh." Reina beranjak dari duduknya, tapi ditarik sama Hyunjin.
"A-apanih tarik tarik??"
Hyunjin senderin kepalanya dibahu Reina.
"Gini aja bentar."
Raganya Reina sih gapapa, cuma jiwanya itu udah lari larian kesana kemari dan tertawa.gg
Hyunjin genggam tangan Reina terus mejamin matanya.
"Kita temen ya sekarang?"
"Ya setan! Emang temenan kudu begini hah?!"-Reina.
"Kok ga jawab?"
"Serah lah."
"Atau mau jadi pacar gua aja?"
"Bodo kak bodo!"
Hyunjin senyum, Reina sekarat.
Terettettereteretterettetteretteret uwooo betawa bahagianya hatiku saat kududuk berdua dengamu~
Berjalan bersamamu~
Eh taunya just a dream~
Ahaq membwodoh:0
Vote+Commentnya juseyooo:*
KAMU SEDANG MEMBACA
«Goodbye Road»{이별길}✔
Fanfiction"Heh! Diem diem bae. Galau ya?"-Jeongin "Ga kak."-Nabila. "Tumben pake 'kak'?" "Kemaren suruh sopan, sekarang udah sopan masih aja salah. Maunya apa?" "Maunya lu, gimana dong?" "Sinting!"