Nabila duduk dilobi sekolah nungguin Minho yang masih ngurus nilai tugas dikantor guru.
Gadis itu menghembuskan napasnya bosan. Rasanya semua berbeda sekarang. Tak ada lagi senyum manis dan pelukan hangat dari Jeongin untuknya.
Baru saja membatin, Jeongin lewat dihadapan Nabila namun bersama seorang gadis. Kedua tampak bahagia dan tertawa bersama.
Rasanya masih sangat menyakitkan bagi Nabila. Apalagi ketika ia tau bahwa gadis yang tertawa bersama Jeongin adalah temannya.
Nam Gae Bi, teman yang dulu sangat akrab dengan Nabila. Keduanya dulu sering tertawa bersama. Namun kini Nabila sadar bahwa Gae Bi tak lebih dari seorang mantan teman yang tega tertawa bersama mantan pacarnya.
Dulu Nabila sering curhat tentang Jeongin pada Gae Bi. Tapi sekarang apa? Malah Gae Bi memanfaatkan perpisahan Nabila dan Jeongin untuk mendekati Jeongin.
'Glep!'
Pandangan Nabila gelap. Minho menutup pandangan gadis itu dengan tangannya.
"Jangan dilihat, nanti hati lu sakit." katanya.
Nabila melepas tangan Minho lalu memeluk lelaki itu erat dan menangis.
Minho menghela napas lalu mengelus rambut Nabila agar gadis itu sedikit tenang.
Pandangan Minho bertemu dengan pandangan Jeongin. Minho tau betul bahwa tatapan Jeongin adalah tatapan tak suka. Lantas Minho tersenyum miring.
"Kalo ga ikhlas seharusnya lu tetep bertahan sama Nabila."-Minho.
*Kamar Nabila*
"Udah atuh Nab.....ikhlasin." kata Reina.
"iya Nab jangan terlalu dimasukin hati." kata Hara. "Lo juga berhak buat bahagia Nab."
"Gimanapun juga, kalo emang kalian jodoh, kalian bakal disatuin lagi. Jangan cemas, skenario tuhan itu ga pernah salah." kata Naira.
"Kenapa Gae Bi tega? Dia tau gue sayang sama Kak Jeongin, tapi dia manfaatin keadaan ini buat deketin Kak Jeongin." Nabila terisak.
"Dari awal gue udah bilang Nab, Gae Bi itu bukan temen yang baik. Tapi lo ngeyel dan kukuh bilang dia baik. Lain kali jangan mudah menyimpulkan Nab." kata Reina.
"Bitch emang si Gae Bi!" kesal Hara.
"Udah udah lupain Gae Bi. Sekarang ayo kita seneng seneng." kata Naira.
"Gimana caranya?" tanya Nabila.
"Ekhm! Gue tuh sebenernya mau kasih tau kalian sesuatu." kata Hara. "Tapi gajadi lah, Nabila lagi sedih."
Nabila menghapus airmatanya. "Apa? Ayo kasih tau. Gue ga sedih."
"Ngibul mba?" tanya Reina.
"Hooh tu ngibul!" sambung Naira.
"Kagak! Buru dah Ra kasih tau!" kata Nabila.
Hara menghela napas, "Jadi gini..."
"Apa?" tanya Nabila, Reina dan Naira bersamaan.
"Gue jadian sama kak Jisung!"
Nabila, Reina sama Naira cengo.
"Ih muka kalian aib banget!!" kata Hara.
"KAMPRET! PEJE! PEJE ANJENG!" teriak Naira, Nabila dan Reina bersamaan.
*Kedai Pak Suho*
"Ih kak! Kok makannya ditempat kayak gini sih? Aneh banget tempatnya! Mending ke mall aja." protes Gae Bi.
Jeongin diam. Sungguh sikap Nabila dan Gae Bi ini berbeda jauh. Nabila adalah gadis baik yang sederhana dan apa adanya, sedangkan Gae Bi adalah gadis yang baik diawal saja dan benci tempat murah sekaligus manja.
"Disini enak makanannya." singkat Jeongin.
Gae Bi membolak balik buku menu, "Enak apanya? Isinya cuma nasi goreng?? Kampungan banget kak!"
'Brak!'
Gae Bi kaget ketika Jeongin bangkit dan menggebrak meja.
"Kalo lu ga terima, silahkan pergi!" ketus Jeongin.
"K-kak kamu kenapa?? Aku kan cuma bilang kalo ini makanan kampungan! Dan emang nyatanya kampungan!"
"Bacot! Lu itu cewe ga tau diri! Ga sopan! Dan gabisa ngehargai orang lain! Muak gua sama lu! Pergi dari sini! Gua jijik liat lu!" Jeongin emosi.
Gae Bi hampir menangis.
"Tega kamu kak!"
"Pergi!"
Dan dengan terpaksa Gae Bi pergi dari tempat itu.
Tinggalah Jeongin yang frustasi dengan dirinya sendiri. Ia bahkan menangis karna terlalu merindukan Nabila.
Pak Suho menyentuh bahu Jeongin yang terisak.
"Ini diminum dulu." Suho menyodorkan segelas cokelat hangat pada Jeongin. "Setelah itu cerita sama saya. Ceritakan tentang alasan kamu dan Nabila berpisah."
Jeongin meneguk segelas cokelat itu lalu menghapus airmatanya.
"Saya sangat mencintai dia."
Hiyaaaa apa ini njir?!:(
Vommentnya jan lupa ya:*
KAMU SEDANG MEMBACA
«Goodbye Road»{이별길}✔
Fanfiction"Heh! Diem diem bae. Galau ya?"-Jeongin "Ga kak."-Nabila. "Tumben pake 'kak'?" "Kemaren suruh sopan, sekarang udah sopan masih aja salah. Maunya apa?" "Maunya lu, gimana dong?" "Sinting!"