*Villa Jaemin*
Jaemin dan yang lain sedang mengistirahatkan tubuh mereka diruang tengah villa tua itu setelah lelah menempuh perjalanan panjang dan langsung bersih bersih.
"Oke gaes! Jadi gini, kamarnya cuma ada 5 dan gua udah bagi adil. 1 kamar dua orang.
Kamarnya dilantai atas semua. Kamar paling awal itu depannya ada kamar lagi. Terus sampingnya ada lagi yang hadap hadapan dan yang terakhir kamar tengah yang hadep depan.
Dua kamar awal masing masing diisi dua orang, Nabila sama Naira. Minho sama Jeongin.
Kamar hadap hadapan sebelahnya itu diisi Hara sama Reina. Jisung sama Hyunjin.
Dan kamar tengah yang hadap depan itu punya gua sama Mark.
Udah gitu. Gausah protes." jelas Jaemin.
Fiks, Nabila kesel pengen pulang aja rasanya. Kenapa dia harus satu kamar sama Naira dan kenapa kamarnya harus berhadapan sama kamarnya Jeongin?
Tanpa bicara, Nabila mengambil kopernya lalu pergi kekamarnya. Lebih baik ia menata barang barangnya lalu tidur daripada ribut dengan perasaannya.
Yang lain tatap tatapan.
"Udah, gapapa." kata Jeongin.
05.30pm
Nabila duduk sendiri diteras villa sambil memandangi indahnya pantai.
"Sendirian aja nih?"
Nabila menoleh lalu kembali menatap pantai.
"Menurut kakak aja deh." singkatnya.
"Kamu kenapa?" tanya Jeongin.
"Aku ga kenapa napa."
"Didalem pada bikin sate buat nanti malem, kamu gamau bantu?"
"Yaudah ayo." kata Nabila lalu berjalan masuk menuju dapur diikuti Jeongin.
"Woe maemunah! Sini bantuin gua motong daging!" kata Mark lalu Nabila menghampiri dan membantunya.
"Asek nih ntar malem kita bakar bakar dideket pantai!!" seru Jisung.
"Ih gue bawa lampu kecil kecil unyu anjir bagus buat hias pohon!" kata Hara.
"Apaan? Lampu dirumah lu copotin dek?" tanya Minho.
"Sembharanghan! Gue beli ya ini diolshop!"
"Lampu apaan dah? Lampu bohlam? Lampu taman?" tanya Jaemin.
"Lampu lalulintas kak! Puas hah puas?!" Hara emosi.
"Akh!" rintih Naira.
Jeongin langsung menghampiri Naira. Memegang tangan gadis itu.
"Kamu gapapa?" tanya Jeongin.
Naira mengangguk, "Gapapa kak cuma ketusuk dikit."
'Brak!'
Nabila membanting pisaunya lalu mencuci tangan dan masuk kedalam kamarnya.
"Waluyo waluyoo!!" Mark heboh. "Gua ga ikut ikut!"
"Gua ga liat gua lagi nusuk daging bukan nusuk temen." kata Hyunjin.
"Ee si kampret mulutnya." Jaemin pengen nampol Hyunjin.
Nabila duduk diatas ranjang sambil memeluk kedua kakinya dan menangis.
kenapa jadi begini? Apa mungkin Jeongin tidak mencintainya lagi?
Nabila lelah, kenapa hari ini begitu banyak airmata yang jatuh? Kenapa rasanya begitu menyakitkan?
Waluyo waluyooo ada apa ini???
Vote+Commentnya ditunggu<3
KAMU SEDANG MEMBACA
«Goodbye Road»{이별길}✔
Fanfiction"Heh! Diem diem bae. Galau ya?"-Jeongin "Ga kak."-Nabila. "Tumben pake 'kak'?" "Kemaren suruh sopan, sekarang udah sopan masih aja salah. Maunya apa?" "Maunya lu, gimana dong?" "Sinting!"