16

46 14 1
                                    

Selama perjalanan yang terjadi hanyalah keheningan, baik Jeongin maupun Nabila memilih untuk saling diam didalam mobil yang dikendarai Jeongin.

Berada didalam satu mobil bersama dengan Nabila adalah hal yang sulit bagi Jeongin, dan itu juga berlaku untuk Nabila. Keduanya sibuk menenangkan hati masing masing yang sedang berdegup tak aturan.

"Ekhem...diem diem aja, ngomong kek." kata Jeongin coba memecah keheningan.

"Ngomong. Dah kan?" ucap Nabila asal.

"Yaudah iya."

"Eh btw kak,"

"Kenapa?"

"Kok tumben bawa mobil? Mau kemana sih?"

"keKUA mau?"

"Ish! Serius kak!"

Jeongin terkekeh, "Ke sawah, nanem pohon beringin."

"Ih! Ngaco mulu heran!" Nabila kesal dan memilih untuk menyadarkan kepalanya dikaca jendela sambil mengamati Jeongin yang fokus menyetir.

"Kok ganteng sih?" batin Nabila.

"Iya tau gua ganteng, gausah diliatin terus ntar suka." kata Jeongin.

"Ih orang gue liatin kaca jendela disamping lo! Gausah kepedean!" ucap Nabila malas.

Jeongin tersenyum sambil fokus menyetir, dan itu membuat hati Nabila berdegup tak karuan.

"Ni orang ngerusak kesehatan jantung gue anjir! Pake senyum segala!" batin Nabila kesal.














































































































Ting...tong...

Minho berjalan kearah pintu utama untuk membukakan pintu tersebut.

*Klek!*

"Loh? Ngapain sung kesini? Kok ga ngabarin?" tanya Minho.

"Sengaja. Gua mau minta izin nih. Boleh ngajak adek lo keluar ga? Boleh kan? Boleh lah pasti. Aman kok adek lo kalo sama gua." kata Jisung.

"Dih maksa. Yaudah ntar dulu gua panggilin si curut. Lo masuk dulu, anggep ae rumah gua." kata Minho lalu masuk dan menuju kamar Hara.

"Sedih sih pasti si Hara idup bareng kakak ga waras kayak Minho." gumam Jisung.

Jisung duduk diruang tamu, menunggu Hara. Tak lama kemudian Hara datang bersama dengan kakak tersayang.

Jisung cengo waktu liat Hara pake make up, tipis tapi kesannya cantik diliat.

"Mata lu minta gua colok sung?" tanya Minho.

Jisung geleng kepala, "Ehee...kagak ho kagak."

"Mau kemana sih kak?" tanya Hara.

"Pelaminan mau ga?"

"Anjir! Gua kudu pinjem sarungnya Mark nih, buat slepet lu sung!" kesal Minho.

"Eh kagak ho bercanda elah! Yaudah ayok ra, keburu malem." kata Jisung.

"Yaudah ayok."

Hara dan Jisung pamit ke Minho setelah itu pergi.

















































"Kak Hyunjin ini mau kemana deh?" tanya Reina.

"Ntar juga lu tau sendiri." singkat Hyunjin.

Reina mendecak kesal karena makhluk yang kini sedang memboncengkan dirinya.

"Dasar es batu!" gumam Reina.

Hyunjin melihat kearah spion, menatap Reina.

"Gua denger Rei."

"Bodo bodo bodo."

Hyunjin senyum tipis sambil fokus ngendarain motornya.




























































Garink:')
Hay kawand:') kalo baca work ini seenggaknya ninggalin vote lah:') jan kea doi, dateng teros tau tau ilang ga pake kabar:') apasih bucheen anj:') ga nyambung:') bodoamat:')

«Goodbye Road»{이별길}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang