Setelah puas berlibur, Minho dan yang lain pulang kerumah Mark.
Mengistirahatkan raga mereka yang lelah dengan tidur berjam jam tanpa diusik. Ada yang tidur diruang tengah ada juga yang tidur didalam kamar.
Namun berbeda dengan Naira. Gadis berkacamata itu tidak merasakan lelah dan daripada tidur dirumah, ia lebih memilih untuk berjalan jalan disekitar perumahan.
Naira pergi ke minimarket dan membeli ice cream lalu menikmatinya ditaman kecil samping minimarket.
Gadis berhoodie biru itu menyantap ice creamnya sambil mengayun pelan diayunan.
'Krek!'
Naira menoleh saat seorang lelaki berambut blonde duduk diayunan sebelahnya.
Tapi sesaat kemudian Naira memilih untuk tidak peduli. Barangkali lelaki itu juga sedang gabut sama sepertinya.
"Ck. Dasar bocah." kata lelaki itu sambil tersenyum sinis.
Naira menoleh, "Siapa?"
"Ya lu lah."
"Gue bocah? Engga gue udah SMA."
"Makan ice cream paddle pop sambil main ayunan ditaman, anak SMA apa anak Paud?"
Naira kesel.
"Ya suka suka gue dong! Apa urusannya sama lo?!"
"Gaada sih. Gasuka aja gua liat anak SMA kelakuan masih kayak bocah."
"Siapa lo? Kenal aja engga!"
"Lu Kang Naira kan?"
Naira sedikit kaget.
"Tau darimana lo? Oh jangan jangan lo penggemar rahasia gue ya?"
"Haha...ngimpi lu!"
"Lah terus kok lo bisa kenal gue? Padahal gue ga kenal sama lo."
"Gua Bangchan. Dah kan sekarang lu kenal gua."
"Idih buat apa? Gaada guna."
"Ck. Terserah lu ae, gua mau pulang." kata Chan lalu beranjak.
Namun ia menghentikan langkah dan menoleh, "Oh ya, seharusnya lu itu ga sekolah di SMA JYP soalnya ga pantes. Mending lu pindah keTadika Mesra ae bareng upin ipin!" katanya remeh lalu pergi.
"ANJING! BANGCHAN SIALAN!!" Naira kesal.
Dan diam diam Bangchan tersenyum tipis.
*Teras belakang.*
"Astagfirullah! Kaget gua_- ngapain lu disini sendirian?" tanya Mark.
"Jangan ngomong sama gue dulu kak! Gue lagi kesel!" kata Naira sambil remes remes boneka kesayangannya dengan emosi.
Mark narik boneka yang dibawa Naira terus dia duduk disamping Naira sambil meluk boneka babi pink punya Naira.
"Kesel kenapa dah?"
"Ihh!! Siniin bonekanya!!"
"Cerita dulu baru gua balikin."
"Intinya tadi gue ketemu orang ngeselin banget. Pengen gue santet aja rasanya."
"Siapa namanya?"
"Bangchan. Sok akrab banget lagi, orang gue aja ga kenal."
Mark agak kaget.
"Lu ga kenal Bangchan?"
"Iyalah!"
"Dia satu sekolah sama kita. Satu angkatan sama gua. Suka bikin masalah disekolah, dan pernah ngebully adek kelas sampe keluar dari sekolah."
"WHAT?! jadi dia kakak kelas gue??"
Mark ngangguk.
"Jangan berurusan sama dia. Jauhin dia kalo lu gamau kena masalah."
"Gue juga gamau punya urusan sama dia." kata Naira. "Yaudah sini bonekanya balikin."
Mark berdiri terus geleng sambil meluk bonekanya erat.
"Buat gua aja ya?"
"Kak Mark!! Gamau ihh!! Balikin sini!!!" Naira ngejar Mark yang lari kehalaman.
"Gamau ah buat gua aja Nai!!" Mark ngangkat tinggi bonekanya biar Naira engga bisa ambil.
"Gamau ih!! Balikin!!" Naira jinjit buat ambil bonekanya.
Akhirnya Naira bisa ngeraih bonekanya tapi setelah itu semua berhenti.
Naira dan Mark sadar kalau jarak mereka sangat dekat.
Keduanya saling menatap dan membuat pipi Naira bersemu.
Mark menahan pinggang Naira dan membuat mereka semakin dekat.
Lelaki itu perlahan mendekatkan wajahnya pada Naira.
Dekat!
Semakin dekat!
Sangat dekat!
Dan...
"WOE ANJENG ZINA KALIAN ZINA!!!" teriakan Jaemin terdengar sampai ujung perumahan.
Mark dan Naira reflek menjauh. Lalu keduanya canggung.
Naira berlari masuk kedalam rumah sambil mengatur detak jantungnya yang berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Yah yah yah si goblok! Mau zina kan lu?! Istighfar Mark!! Astagfirullah!! Kane ga tu tadi??"
"Yeu anjir lu Jaem! Jangan mikir macem macem! Naira tu cuma mau ambil bonekanya." bantah Mark.
"Alah alesan bae lu Markonah! Ada hubungan apa lu sama Naira?"
"Gaada apa apa Jaem! Gausah sebar gosip!"
Eaaaakkkkk:3
Vote sama Commentnya jangan lupa ya<3
KAMU SEDANG MEMBACA
«Goodbye Road»{이별길}✔
Fanfictie"Heh! Diem diem bae. Galau ya?"-Jeongin "Ga kak."-Nabila. "Tumben pake 'kak'?" "Kemaren suruh sopan, sekarang udah sopan masih aja salah. Maunya apa?" "Maunya lu, gimana dong?" "Sinting!"