43

53 10 5
                                    

Sudah hampir seminggu Nabila melewati hari tanpa sosok Jeongin. Walaupun begitu ia tetap berusaha tegar dengan Minho yang kini sering berada disampingnya.

Soobin? Nabila memilih untuk melupakan lelaki itu dan menjauh sebaik mungkin. Soobin pun sadar bahwa keberadaannya memang tak diinginkan maka ia pergi.

"Heh!" Minho menyenggol lengan Nabila yang berjalan dengan tatapan kosong. "Jangan bengong ntar kesambet. Kan galucu kalo pagi pagi kesambet."

Nabila sadar dari lamunannya lalu menggelengkan kepalanya dan menghela napas.

"Fyuh! Nabila kembali!" seru gadis itu riang atau lebih tepatnya pura pura riang.

Minho merangkul pundak Nabila lalu tersenyum, "Gausah sok bahagia kalo emang ga bahagia. Lu itu ga pinter boong!"

Nabila cemberut.

"Apaan cemberut gitu? Minta dikucir itu bibirnya?" tanya Minho.

"Heh ngawur!"

Minho terkekeh lalu mengusak puncak kepala Nabila membuat gadis itu kesal.

"Wanjing! Berantakan kak rambut gue!"

"Hush! Itu mulut kotor banget ye? Mau gua sikat?"

"Sini sikat sini!"

"Pake apa nih? Bibir kane kayaknya?"

"Yeu! Hentai!"

"Gua ini alim ye kagak tau begituan!"

"Minta dislepet sarungnya kak Mark ya??"

Minho langsung geleng kepala.

"Baunya bikin ibu hamil keguguran!" kata Minho.

Nabila tertawa. Minho tersenyum. Bersyukur hari ini ia mampu membuat gadis itu tertawa.

































*Istirahat*

"Woh anjeng! Sekarang berduaan terosss!!" sindir Jaemin yang baru datang kekantin dan duduk dihadapan Minho dan Nabila.

"Apasih apasih? Jomblo iri aja kerjaannya!" kata Nabila.

"Songong lu kampret!" kesal Mark.

"Modyar sia~" kata Jaemin.

"Berisik lu Jaem, Mark. Minggat ae sono!" kata Minho merasa terganggu.

"Wah ni orang ngajak gelud ya?" tanya Mark.

"Hayu gelud dimane? Gua jabanin!" kata Minho.

"Wah saik nih! Gua jadi wasitnya!" seru Jaemin.

"Gue penonton deh." kata Nabila. "Menonton kegoblokan kalian:)"

"Anjay.." kata Mark, Jaemin dan Minho bersamaan.










































"Kak Hyunjin! Balikin bolpen gue anjir! Belom selesai ini yang nyatet!" kesal Reina saat Hyunjin mengambil bolpennya lalu mengangkatnya tinggi.

"Ga! Nyatetnya nanti lagi. Sekarang itu jam istirahat. Lu liat kan? Dikelas ini tinggal ada lu doang yang sibuk nyatet sampe lupa makan. Sekarang lu ikut gua kekantin." kata Hyunjin.

"Ih gamau! Ga laper setan! Kembaliin ih kak! Gue mau nyatet nih!" Reina berjinjit jinjit meraih bolpennya sampai tak sadar bahwa jarak diantara kedua sudah sangat dekat.

Hyunjin menahan pinggang Reina, membuat gadis itu melotot kaget.

Sedetik kemudian Hyunjin memojokkan Reina ketembok dan menatapnya lekat.

«Goodbye Road»{이별길}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang