Kini Nabila dan Jeongin berada disebuah kedai kecil didepan sebuah perumahan.
"Yakin Nab makan disini?" tanya Jeongin. "Padahal gua mau ajak lu makan dimall."
"Yakin lah kak! Disini tu nasgornya uenak banget! Daripada dimall makanannya mahal, udah gitu ga tentu enak dan ga bikin kenyang." kata Nabila.
"Ini neng Nabila nasi goreng sepesialnya."
Kedua mata Nabila berbinar ketika pemilik kedai meletakkan dua piring nasi goreng diatas meja.
"Huwaa makasih pak suho!" seru Nabila.
Pemilik kedai itu tersenyum, "Tumben neng bawa pacarnya kesini?"
*Uhuk!uhuk!*
"E-eh ini minum dulu kak!" Nabila memberikan minumannya pada Jeongin.
Jeongin langsung meminum minuman yang diberikan Nabila.
"Dia bukan pacar saya pak." jelas Nabila.
"Loh? Berarti saya salah ya? Wah padahal kalian cocok."
*Uhuk!uhuk!*
Nabila menepuk jidat ketika Jeongin tersedak untuk kedua kalinya.
"Aduh yasudah neng sama masnya saya kedapur dulu. Masnya teh ganteng tapi aneh! Belum makan aja udah kesedak." kata pemilik kedai sebelum pergi.
"Kak?"
"Bentar bentar masih sesek ini rasanya."
Nabila terkekeh, "Sampe nangis yaampun?"
"Malah ketawa sih?"
"Abis lucu sih."
"Lucuan juga elu."
"Apadeh kak? Gatakut kesedak lagi?"
"Perih nih tenggorokan gua."
"Makanya kalo mau minum tuh doa dulu."
"Iya iya."
"Yaudah gih cobain nasgornya."
"Suapin."
"Punya tangan kan kak?"
"Sakit."
"Yang sakit kan tenggorokannya bukan tangannya. Udah gih dimakan keburu dingin."
"Iya deh iya."
"Eh btw kak,"
"Hm?"
"Kok gue ngerasa kakak berubah ya?"
"Berubah gimana?"
"Jadi lebih lembut gitu."
"Gua lembut cuma sama beberapa orang."
"Kenapa gue termasuk?"
"Gua gatau. Bersikap lembut ke elu itu terjadi tanpa gua sadari dan gua nyaman ngejalaninnya."
"Bukan karna ada maksud kan?"
"Jangan mikir aneh aneh Nab."
"Iya deh maaf."
"Lu daritadi tanya terus sampe itu nasgor dingin jadinya. Buruan diabisin."
"Iya kak."
"Dek!"
"Ha?"
"Mau kemana?" tanya Minho.
"Keminimarket." jawab Hara.
"Titip chitato yak?"
"Mana duit?"
"Pake duit lu dulu, ntar gua tuker."
"Halah dusta!" gumam Hara lalu keluar dari rumahnya.
Drrrtt!
"Halo? Kenape?"
"Gua gabut cuk! Ps an yok?"
"Yodah sini kerumah."
"Oke. Gua mau cari permen karet dulu tapi."
"Mulung lu Jis?"
"Ya kagaklah bege! Biasalah mampir minimarket."
"Hoh yodah gua mau boker dulu. Bye!"
Tuut!
Panggilan selesai.
"Boker dulu biar masa depan always cerah!" seru Minho.
*Minimarket*
Hara lagi muter muter cari jajan diminimarket depan gang perumahan.
"Lah ini tempatnya ditata ulang apaya? Chitato mana deh?"
"Permen karetnya dimana ya?"
*Dukh!*
"E eh maaf!" seru Hara ketika tak sengaja menabrak tubuh seseorang.
"Loh?"
"Lah?"
"Temennya Nabila bukan sih?"
"Iya. Situ sapa?"
"Kakel sendiri ga kenal? Padahal gua pemes."
"Hah? Cowo kok peemes?"
"Pemes njir pemes bukan peemes!"
"Oh."
"Oh doang?"
"Ya maunya apa?"
"Ga niat kenalan gitu?"
Hara menggeleng lalu pergi untuk mencari chitato.
Jisung kaget lalu menggelangkan kepalanya, baru kali ini ia dicampakkan oleh seorang gadis.
"Wuahah...gua dicuekin? Sama adek kelas? Wuahh...gabisa dibiarin." kata Jisung.
"Ish! Siapa sih tu cowo? Sok pemes! Gue aja gatau dia siapa. Ngapain juga kenalan? Kenal aja kagak." gumam Hara.
Vommentnya jangan forget<3
Btw saya emoshi sama Hara;) pintharnya suka ga ketulungan;)
KAMU SEDANG MEMBACA
«Goodbye Road»{이별길}✔
Fanfic"Heh! Diem diem bae. Galau ya?"-Jeongin "Ga kak."-Nabila. "Tumben pake 'kak'?" "Kemaren suruh sopan, sekarang udah sopan masih aja salah. Maunya apa?" "Maunya lu, gimana dong?" "Sinting!"