06.10am
Nabila lagi jalan dikoridor sekolah sendirian karna Mark langsung nongkrong dikantin bareng Jaemin dkk.
Kedua mata Nabila menangkap sosok lelaki yang juga sedang berjalan sendirian dikoridor. Gadis itu tersenyum lalu berlari menghampirinya.
"Cie jomblo jalan sendirian!"
"Ga tuh. Kan jalan sama lo." kata Jeongin.
"Iya juga sih. Tapi kan ga ada hubungan jadi tetep jomblo!"
"Mau banget ya lo punya hubungan sama gua?"
"Dih pede gila!"
"Tumben sendiri, Mark mana?"
"Nongkrong dikantin sama ka Jaemin dkk."
"Terus lo mau kekelas?"
Nabila geleng, "Mau cuci baju disungai!"
"Dih lawak."
"Lawak itu kan-"
"Luwak Nab luwak."
"Belom ngomong padahal:')"
"Semalem tidur nyenyak ga?"
"Ngapain tanya?"
"Basa basi aja sih."
"Tahek!"
"Seriusan ini gua tanya."
"Nyenyak kok. Emang kenapa?"
"Yaudah sih cuma tanya."
"Dah pernah nelen kutu belom kak?"
"Belom sih, gua ga kutuan soalnya."
"Penting banget ya pake kasih tau?:')"
"Ya kan lo tanya, gimana sih?"
"Yaudah iya."
"Heh,"
"Apa?!"
"Lo suka ya sama gua?"
"Apasih kak pertanyaannya ga banget."
"Lah ini buktinya lo ngikutin gua terus padahal kelas lo udah kelewat."
Nabila kaget terus celingak celinguk kayak orang ilang.
"Lah kok gue sampe sini?"
"Itu artinya raga lo suka sama gua, kalo hatinya iya engga?"
"Wuoh! Jungkook BTS bukan sih ituuu?!" teriak Nabila membuat Jeongin menoleh kebelakang.
Jeongin celingak celinguk.
"Mana dah Jungkooknya?"
Pas Jeongin balik badan Nabila udah ilang dari tempatnya.
Jeongin ketawa.
"Dikibulin tah gua."
"Woe!"
"Anjer kaget!"
"Lu ngapa kagak bangunin gua sih sat?! Untung gua ga telat!" gerutu Jisung.
"Udah mending gua izinin tidur dirumah gua, masih nyuruh nyuruh lagi."
"Serah lu ae kodok! V bities lelah!!"
"Najis sung Najis!"
"Huh lega!!" Reina keluar dari kamar mandi terus jalan mau balik kekelas.
"Hey,"
Reina noleh, "Eh kak Renjun."
"Sendirian aja?"
"Iyalah abis dari kamar mandi. Masa bareng bareng."
Renjun ketawa ganteng bikin Reina leleh.
"Gausah ketawa kak, ntar banyak yang suka loh!"
"Kalo kamu suka gak?"
"Modyar. Ya suka lah bangke!"-Reina.
"Kok diem?"
"E-eh engga kak."
"Engga apa? Gasuka ya?"
"B-bukan! Aduh gimana ya..."
Renjun senyum terus ngusak puncak kepala Reina, "Iya iya tau."
"Kakak abis darimana?"
"Perpus."
"Rajin banget ke perpus?"
"Adem soalnya."
Reina ber oh ria.
"Kamu kemarin pulang bareng Hyunjin?" tanya Renjun lembut.
Reina cengo.
"K-kamu??"
Renjun garuk tengkuknya yang sama sekali engga gatal, "Ehm iya kamu...ga nyaman ya kalo aku panggilnya pake kamu?"
"Aku? Aku-Kamu? Gue? Gue dipanggil pake kamu sama kak Renjun?? Omegadhh!! Mimpi apa gue semalem??"-Reina.
"Eum maaf deh kalo ga nyaman-"
"Eh engga! Nyaman kok kak! Santai aja hehee..."
Renjun senyum.
"Kamu juga manggilnya sama ya? Jangan gue-lo lagi. Gapapa kan?"
Reina otomatis ngangguk, "Iya kak."
"Woy! Sampish gua cariin dimana mana ternyata disini!" teriak seseorang.
"Lah? Ngapain nyari gue kak Hyunjin?" tanya Reina.
"Lo dicariin sama abang lo! Malah pacaran!"
"Ngaco! Gaada yang pacaran ya!" seru Reina. "Dimana kak Jaemin?"
"Kantin." jawab Hyunjin.
"Yaudah kak Renjun, aku duluan ya!" seru Reina lalu pergi.
"Iya hati hati!" balas Renjun.
Raut muka Hyunjin berubah datar.
"Motivasinya ngomong aku-kamu apaan?"
"Ya terserah gua dong, ga terima?"
"Sadar diri! Lu itu gaada hubungan sama Reina!"
"Oh. Emang lu ada? Cuma temen ae sombong. Sadar diri, gausah berharap. Reina itu ga tertarik sama lu." remeh Renjun.
"Terserah lu mau ngomong apa. Yang jelas jangan pernah sangkutin Reina kedalam permainan rendahan lu itu. Kalo sampe lu berani sakitin Reina, lu punya urusan sama gua!" ketus Hyunjin lalu pergi.
Renjun tersenyum miring.
"Miris ya Hyunjin? Tapi gua rasa Reina gaakan peduli sama kata kata lu."
*Kantin*
"Ngapain nyari gue kak?" tanya Reina pada Jaemin.
"Lah? Orang gua kagak nyariin elu. Mabok ya lu?"
Reina menghembuskan napas kesal, "Sialan bener Hwang Hyunjin!"
Adakah yang setuju kalo work ini diunpublish?
Setuju semwa pasti:3
KAMU SEDANG MEMBACA
«Goodbye Road»{이별길}✔
Fanfic"Heh! Diem diem bae. Galau ya?"-Jeongin "Ga kak."-Nabila. "Tumben pake 'kak'?" "Kemaren suruh sopan, sekarang udah sopan masih aja salah. Maunya apa?" "Maunya lu, gimana dong?" "Sinting!"