"Ada makanan yang kau inginkan? Ayo, kita harus berjalan-jalan hari ini." Mark mengajak Donghyuck yang baru saja diizinkan keluar dari rumah sakit. Kemarin ia hanya terkena serangan kejut, semua yang mengandung alpha murni akan merasakan itu pada awal. Sedari pagi mereka tidak beranjak dari ranjang. Donghyuck memeluk erat Mark, enggan untuk melepaskan lengannya dari tubuh tunangannya yang bertelanjang dada. Setiap tidur, Mark memang lebih senang melepas kaus.
"Hm, tidak ada. Mau memeluk hyung seharian saja," lelaki manis itu membalas dengan nada yang menggemaskan. Ia sedikit berguling hingga berada di atas badan Mark seutuhnya. Mukanya sengaja ditelungkupkan di atas bahu, mencari sisa parfum yang Mark semprotkan. Lengannya memeluk erat tubuh Mark dengan posesif, inilah salah satu alasan kenapa mereka tidak beranjak sedari tadi. Walaupun usia kehamilan Donghyuck masih tergolong sangat muda, alpha nya sudah bisa merasakan sekat yang memisahkan.
Saat mereka berpelukan, ada hal lain yang juga ikut bersama di tengah. Anak mereka yang kini menjadi bagian hidup keduanya. Mark bahkan merasa semua ini sebatas mimpi yang benaknya karang sendiri. Terlalu indah, sampai Mark takjub dengan fakta yang tersuguh di depan matanya sekarang. Mungkin untuk saat ini, ia cukup menuruti keinginan Donghyuck untuk mengendap di ranjang. Mark mengusap lembut pucuk rambut Donghyuck, tak lupa mengecup lama dahinya.
"Hyung, ayo menikah!" Donghyuck tiba-tiba mengangkat kepalanya hingga tatapan mereka bersirobok. Manik matanya mengkilap penuh semangat, begitu terang sampai Mark dibuat sepenuhnya terkesima. Pria dominan itu memang sudah mulai memikirkan pernikahan mereka, tetapi Donghyuck lebih dulu mengandung. Tentu Mark sangat ingin mengikat janji bersama di altar, memiliki seluruh hidup Donghyuck. Ia tersenyum, menyisir pelan surai rambut yang lebih muda dengan jemari.
"Bagaimana dengan bulan depan?" Mark melemparkan pertanyaan dengan enteng, masalah biaya bukan hal yang sulit di sini. Masih ingat cara Mark melamar Donghyuck tepat di hari ia mengatakannya? Ya, Mark cukup menghubungi rekan-rekannya untuk mengurus. Tetapi rasanya, untuk kali ini, ia mau mereka ikut campur dalam memilih dan menentukan. Ia ingin semuanya sesuai dengan kemauan mereka agar berkesan sepanjang hidup. Sekali seumur hidup, tak apalah jika Mark harus repot sedikit kali ini.
"Ada tempat khusus yang kamu mau? Mungkin Perancis, Spanyol, atau Italia? Atau mungkin yang lain?" Mark bertanya dengan nada lembut. Ia membiarkan Donghyuck memilih tempat yang ia suka untuk pernikahan mereka. Hal paling mendasar untuk mengurus visa dan lain-lain. Donghyuck yang mendegar deretan nama negara tersebut terdiam, ia bahkan tidak pernah berpikir tentang menikah lebih jauh dari Korea dan Jerman. Jerman saja sudah menjadi suatu keajaiban baginya karena diberi kesempatan untuk tinggal di sini.
"Aku tidak tahu bagaimana rupa negara yang hyung sebutkan." Donghyuck membalas pelan, mengerucutkan bibir karena pengetahuannya tentang tempat lain sangat terbatas. Mark tersenyum, meraih ponsel dibalik bantalnya dan mulai menunjukkan beberapa foto. Donghyuck terlihat antusias sekali saat melihat, mengatakan semua tempat yang Mark tunjukkan sangat menakjubkan. Kini lelaki manis itu bingung memilih.
"Greece is my personal fave. Cukup terkenal dengan Santorini, tetapi aku pribadi lebih suka Mykonos. Di sini bukan sekadar pemandangan luar biasa, Greece will teach you history as well." Mark berujar kepada Donghyuck. Pria jangkung itu tersenyum manis ke arah Donghyuck yang mengangguk tanda mengerti. Ia kembali melihat foto di layar ponsel Mark, menggeser ke kanan kiri beberapa kali. Langit biru muda dengan hamparan air sejernih kanvas angkasa yang memikat hati.
"Ayo." Donghyuck berujar sembari memeluk dan menyembunyikan wajah di ceruk bahu Mark. Lelaki manis itu tampak malu saat mengatakan keinginannya untuk memilih Yunani sebagai tempat pernikahan mereka. Terlebih Yunani sangat ramah dengan gay dan Mykonos merupakan salah satu gay scene yang terkenal sampai mancanegara. Rasanya akan pas sekali jika mereka menikah di sana. Mark dengan cepat mengiyakan permintaan Donghyuck. Membuat lelaki manis itu tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sol y Luna ☆ markhyuck
Fanfiction"Kamu adalah matahari, Donghyuck." Pria mungil itu tersenyum, matanya terbenam karena lipatan pipi yang tercipta dari sebuah senyuman. "Wahai matahari kecilku, maukah kamu menikahi sang rembulan?" - story by vy ♡ #1 markchan - 8 April 2019 ⚠️ omegav...