"Aku dengar kamu akan menikah dengan Donghyuck bulan depan." Suara sang ayah masuk ke indra pendengarannya, pria paruh baya itu mengambil posisi duduk di samping putra tunggalnya. Jemari dad menjepit sebatang gulungan tembakau kering, beliau memang terkadang merokok. Mark masih memandangi Donghyuck dan mom yang sedang menanam bunga baru di halaman belakang. Pria jangkung itu tak melepas pandangannya pada wajah antusias sang tunangan.
"Ya, dia mau kita menikah di Yunani." Mark menjawab dengan ringan, kini ia saling bertukar pandang dengan sang ayah. Pria paruh baya itu mengangguk tanda mengerti, terkesima dengan putra satu-satunya yang tumbuh terlalu cepat. Putra yang sangat didambakan, meskipun ia sempat membencinya. Seiring waktu, mereka berdamai demi kebaikan di masa mendatang. Dad lebih belajar untuk menghargai keputusan Mark, tidak lagi mengekangnya seperti dulu, ia cukup membimbing dan membantunya bila kesulitan.
"Jaga dia baik-baik, Mark." Dad berucap sembari menepuk bahu putranya dua kali. Ini baru awal dan Mark sudah dibebani oleh tanggung jawab besar, memiliki tunangan yang lebih dulu mengandung alpha murni. Tak ada gunanya menyalahkan orang lain sekarang, waktunya mereka bekerja sama untuk kebaikan. Mark mengangguk dan mengiyakan perkataan sang ayah.
"Kamu tumbuh dengan cepat, Nak. Aku bahkan tidak menyangka putra tunggalku akan segera menjadi ayah." Dad berkata dengan suara yang pelan, ia menggerus ujung rokoknya di asbak yang spontan mematikan api di ujung. Mark tersenyum, pria jangkung itu juga belum menyangka bahwa semuanya akan terjadi begitu cepat. Seolah Mark hanya mengedipkan mata dan berbagai kejadian berlalu dimakan waktu. Mereka pernah merasakan titik teratas dan terendah sampai saag ini.
"Hyung, hyung! Lihat! Mom mengajariku cara menanam sunflower!" Lelaki manis itu berlari ke arah Mark yang terduduk di kursi panjang. Kedua tangan mungilnya membawa pot kuning dengan tanah gembur dan benih di dalamnya. Donghyuck menyodorkan pot itu ke Mark, pria jangkung itu tersenyum dan mengusak rambut sang tunangan karena gemas. Ia bahkan menarik Donghyuck mendekat, tidak peduli akan dad yang menertawakan mereka.
"Kita harus menunggu empat bulan, hyung. Ingatkan aku untuk selalu menyiramnya, ya?" Donghyuck berkata dengan antusias. Mark tersenyum dan mengangguk senang, ia menyematkan ciuman singkat di dahinya. Lelaki manis itu tertawa kecil, memejamkan matanya dengan tenang. Sang ibu menyusul dari belakang, beliau tersenyum senang karena berhasil melukis senyum indah di bibir tunangan anaknya.
"Tentu, sayang." Mark berucap dengan suara yang bulat. Pria jangkung utu mengusak pucuk kepala Donghyuck sekali lagi, menghirup bebas bau sampo yang melekat di surainya. Kedua orang tua sang alpha tertawa kecil, sedikit bernostalgia dengan hari lama yang telah berlalu. Kaset berisi memori lama dari mulai mereka bertemu hingga mempunyai putra tunggal bernama Mark Lee. Senja selalu punya cerita untuk mereka kenang atau sekadar diketuk jika rindu. München yang menggambarkan kepingan hati mereka dan menyimpannya lekat di benak.
☆
Kebiasaan baru selalu Mark temukan semenjak usia kandungan Donghyuck berjalan satu bulan. Ia akan lebih suka merengek jika Mark memilih untuk bekerja atau pergi ke kantor. Donghyuck juga benci tidur dengan pakaiannya sekarang. Lelaki manis itu pasti selalu menyelinap dan mengambil kaus Mark di closet. Donghyuck juga lebih banyak tertidur dan sulit untuk dibangunkan. Ia juga akan menangis jika stok es krim cokelatnya di kulkas habis.
Donghyuck belum menyentuh morning sickness, biasanya fase itu terjadi di usia kandungan enam minggu. Waktunya semakin dekat dan Mark sudah membaca lebih dari dua buku tentang kehamilan pada pria. Pria jangkung itu juga mulai membeli buku dongeng yang ia benci. Mark kecil tidak suka dibacakan dongeng sebelum tidur. Berbanding terbalik dengan Donghyuck yang sekarang hanya mau tidur jika sudah dibacakan dongeng. Mark bahkan rela meminta mom untuk mengajarkannya cara membacakan dongeng yang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sol y Luna ☆ markhyuck
Fanfiction"Kamu adalah matahari, Donghyuck." Pria mungil itu tersenyum, matanya terbenam karena lipatan pipi yang tercipta dari sebuah senyuman. "Wahai matahari kecilku, maukah kamu menikahi sang rembulan?" - story by vy ♡ #1 markchan - 8 April 2019 ⚠️ omegav...