achtundzwanzig

8.6K 824 147
                                    

⚠️

𝘼𝙡𝙡 𝙜𝙤𝙤𝙙 𝙗𝙤𝙮𝙨 𝙜𝙤 𝙩𝙤 𝙝𝙚𝙖𝙫𝙚𝙣
𝘽𝙪𝙩 𝙗𝙖𝙙 𝙗𝙤𝙮𝙨 𝙗𝙧𝙞𝙣𝙜 𝙝𝙚𝙖𝙫𝙚𝙣 𝙩𝙤 𝙮𝙤𝙪

⚠️

"Kenapa? Ingin berlari, hm?" Tubuh jangkung itu berjalan mendekat. Tangan kanannya memblokir jalan keluar, sementara tangan kirinya dengan lancang menyusup ke balik pakaian yang melekat di badan Donghyuck. Berbagi panas yang membakar sekujur tubuh, membuat Donghyuck menyentak tak suka karena demi Tuhan! Tangan Mark kini benar-benar sepanas api.

"Sudah lama aku menahan hasrat untuk menyetubuhimu, Haechan. Mark memang terlalu bodoh untuk menyadari semuanya dari awal." Suara berat itu menghantui gendang telinga sang submisif. Bulu romanya menegak tatkala lidah itu menjilat kulit lehernya. Berulang kali seperti anjing yang haus akan susu. Donghyuck ingin menangis ketika melihat Mark memperlakukannya seperti ini. Ia ingin berteriak tolong, tetapi suara di benaknya memberontak tak setuju.

"Baumu terlalu manis untuk ukuran manusia. Membuat libidoku meningkat cepat, kau membuatku gila." Alpha itu berujar dengan nada dalam nan serak. Memberhentikan jilatan itu untuk kembali mencumbunya. Ciuman memaksa dan menuntut, tempo yang terburu nafsu. Donghyuck hampir gila ketika lidah itu menari dengan lihai, menelusuri tiap rongga mulutnya. Tak ada kesempatan untuknya bernapas.

"Tubuh kecilmu, bokong sintalmu mengundangku untuk menghajarnya habis-habisan." Suara itu kembali datang dari mulut sang dominan. Tangannya beralih fungsi untuk meremas bokong Donghyuck yang masih terbalut celana. Lenguhan kecil lolos dari bibirnya yang sudah memerah, ada sedikit darah karena gigitan yang terus diberikan.

"Para alpha adalah maniak seks, Haechan. Penggila nafsu yang berkedok menjaga manusia. Tapi aku bukan bajingan, aku hanya akan bercinta denganmu seumur hidup." Alpha itu berujar lagi dengan nada yang stabil. Ia mendorong tubuh Donghyuck ke depan, sengaja menggesekkan kelaminnya yang mengeras.

"Aku akan menghamilimu, Haechan. Kamu dan anak kita akan menyandang margaku. Aku pemilik tubuh ini, kau mengerti sekarang?" Alpha itu berujar final, ia menatap netra Donghyuck lurus-lurus. Seolah terhipnotis, pria mungil itu hanya sanggup mengangguk. Memang takdirnya seperti itu, bukan? Menjadi penyalur seksual alpha, membawa anak mereka, dicap sebagai hak milik. Semuanya sama seperti apa yang ayah lakukan pada ibu dulu.

"Jangan takut, aku akan bertanggung jawab. Aku tidak pergi seperti bajingan lain yang hanya mencari manis, lalu membuang sepah yang telah pahit." Suara itu berubah, menyerupai nada berbicara Mark yang teduh. Warna manik matanya tak berubah, itu masih alpha milik Mark. Tetapi entah kenapa, perilakunya berbeda. Tidak seperti ayah yang kasar saat alpha nya mengambil alih.

"Kamu pasti berpikir jika aku akan bertindak kasar seperti ayahmu, bukan? Aku berbeda, Haechan." Masih suara teduh yang sama milik alpha itu. Tangannya yang mulai menghangat mengelus pipi Donghyuck perlahan. Pria mungil itu menangis ketika alpha itu terus meyakinkannya untuk menaruh percaya. Ia bingung setengah mati, di satu sisi tentu dirinya akan selalu memercayai Mark, tetapi ini bukan Mark.

"Kau tak percaya karena aku bukan Mark? Ingin berbicara dengan Mark?" Lagi-lagi pikirannya terbaca dengan mudah di bawah kendali sang alpha. Donghyuck mengangguk cepat setelah mendengar tawaran itu, ia merindukan Mark, ia ingin segera memukul pria itu karena tidak pernah bercerita tentang masalah ini sebelumnya. Alpha itu mengangguk, kemudian membiarkan Mark kembali mengambil alih.

Sol y Luna ☆ markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang