chap 25

2.7K 215 17
                                    

"Ah Tae, Jim kita masuk saja yuk, kasian Yoongi sudah lama ahjumma tinggal tadi." Akhirnya Hana memilih untuk menghindarinya, Hana tak siap untuk membahasnya sekarang. Jimin dan Taehyung pun hanya mengangguk dan mengikuti langkah Hana menuju ruang rawat Yoongi.

"Eomma da-,  ASTAGA YOONGI!!!
.
.
.

Happy reading

Pemandangan di depan mata ketiga orang yang baru masuk kedalam sebuah ruangan itu pun sungguh bukan sesuatu hal yang bagus, pasalnya yang mereka dapati ketika baru melongok masuk adalah seorang pemuda yang sudah bersimpuh di lantai dengan tiang penyangga infus yang terbujur di sampingnya.

Dengan langkah yang dipacu sempurna Hana segera menghampiri Yoongi yang tengah meringis sambil berusaha bangkit dari posisinya.

"Apa yang terjadi, kenapa bisa seperti ini?" Mata yang sama dengan yang tengah bersimpuh itu berkilat, bukan kemarahan tapi kekhawatiran yang sudah menjulur tanpa ujung.

"A-aku hanya ingi k-ke kamar mandi," jawabnya terbata dengan terus mencoba mengangkat tubuhnya namun lagi-lagi ia jatuh terduduk.

Kini sepasang tangan tengah menelusup ke bawah kedua ketiaknya,  memberi tarikan kecil untuk membantunya menegakkan badan ringkihnya serta membawanya kembali ke atas ranjang.

Taehyung yang tadi membantu mengangkatnya kini mendorong bahunya pelan untuk membaringkannya, kakinya serasa ringan ketika ibunya mengangkatnya untuk disejajarkan di atas ranjang sedang Jimin membenarkan letak tiang infus yang tergeletak tadi dan mengaitkan kembali kantung infus yang tadinya terlepas kembali ke pengait pada tiang.

"Jangan lakukan itu lagi Yoon, kau bisa menunggu Eomma, kau tahu kan Eomma tak akan meninggalkanmu lama-lama." Hana bersumpah takkan lagi meninggalkan Yoongi sendirian, melihatnya terjatuh dan meringis sakit seperti sesaat lalu sungguh membuat hatinya teriris, mendoktrin dirinya bahwa ia bukanlah ibu yang baik. Lubang itu benar-benar tercipta perlahan. Pangkalnya tentu saja vonis yang sudah dokter katakan tentang putra keduanya itu.

"Apa yang terjadi Eomma?  Kenapa aku tak bisa menggerakkan kakiku?" Kedua pemuda lain yang berada dalam ruangan itu pun beradu tatap, masih mencerna apa yang baru saja mereka tangkap dalam pendengarannya.

"Ahjumma ... " Taehyung ikut buka suara menuntut jawab. Jika saja terjadi suatu hal yang buruk tentu bukan hanya Yoongi yang akan terpukul meskipun nantinya tiada siapapun yang lebih tersakiti selain dirinya tapi kedua sahabat karib itu juga sudah menganggap Yoongi saudara mereka sendiri terutama Taehyung yang notabene anak tunggal.

"Hiks ...." Satu lagi isakan lolos dengan mulusnya, seolah gembok yang dikunci rapat-rapat oleh Hana jebol begitu saja saat pertanyaan itu melayang bak ayunan gada besar yang telak memukul tepat sasaran pada gemboknya.

"Eomma," lirih, datar tak berintonasi, seakan tak ada emosi apapun yang tersemat di sana. Hana tahu jika sudah seperti ini tak ada cara lain selain mengatakan yang sejujurnya.

Jimin mendekat, menumpukan kedua telapak mungilnya di atas bahu wanita yang sudah dianggapnya ibu itu, mengelus dengan gerakan naik turun dari pundak hingga lengan atasnya. Jimin tahu tindakannya tak merubah apapun tapi setidaknya ia ingin wanita itu tahu bahwa mereka ---ia dan Taehyung--- akan selalu di sampingnya, mendukungnya juga Yoongi.

[ END ] Just Minute ( MinYoongi  X JeonJungkook Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang