chap 37

2.1K 194 27
                                    

"sepertinya aku mulai menikmati kesakitan ini"

.
.
.

Happy reading

Haejin menghempas kasar tangan Hoseok yang tengah mencengkeram tangannya. Tak begitu kuat seperti tadi, kini cengkeraman itu hanya seperti genggaman biasa. Mereka telah sampai di salah satu sudut sekolah, tepatnya belakang perpustakaan samping toilet. Sekolah sudah nampak sepi karena semua siswa sudah masuk ke dalam kelas masing-masing meskipun bel baru akan berbunyi 3 menit lagi.

"Berhenti Oppa ... aku sudah tak bisa menahannya lagi!" bentak Haejin dengan suara yang berusaha ia tekan serendah mungkin.

"Oh ... sudah berani rupanya, sudah tak sayang lagi pada Yoongi?" tanya Hoseok dengan senyum remehnya.  Haejin tampak menghela nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan Hoseok.

"Tidak akan pernah, aku tidak akan pernah berhenti menyayangi Yoongi oppa." Senyum di wajah tampan itu hilang seketika digantikan dengan bentuk rahang yang menegas, ia geram bukan main mendengar jawaban Haejin. Matanya berkilat marah, kedua tangannya ia kepal di sisi tubuhnya.

"Jika aku tak bisa mendapatkanmu,  tidak juga bagi Yoongi. Kau hanya tinggal menunggu berita dari orang terkasihmu itu."

"Tentu saja tidak, Yoongi oppa memang tak akan pernah bisa bersamaku begitu juga dengan kau. Aku akan pergi," ucap Haejin tegas. Entah di mana rasa takutnya selama ini, kini ia benar-benar lantang mengucapkannya. Ia sudah tak peduli lagi pada amarah Hoseok karena setelah ini Yoongi akan aman dengan keputusannya.

"Aku akan tinggal bersama helmoni dan haraboeji di Jepang. Jadi kau tak perlu khawatir aku akan bersama Yoongi oppa. Tapi satu yang harus kau ingat, jangan sekali-kali kau berani menyentuh apalagi melukainya," jelas Haejin. Hoseok hanya bungkam. Tiba-tiba saja kepalan tangannya tadi merenggang begitu pula dengan sorot matanya kini berubah kosong.

Ia akan merasa kehilangan kembali, orang yang ia cintai akan pergi meninggalkannya untuk yang kedua kali, setelah Song Hyera dan sekarang Kim Haejin juga ingin pergi menjauh darinya.

"Ha-haejin, k-kau bercanda bukan?" tanyanya dengan suara yang sedikit bergetar. Dadanya terasa sesak sekali.

"Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Bukankah bagus, sekarang kau tak perlu lagi berfikir tentang rencana busukmu itu untuk menyakiti Yoongi oppa. Aku akan sangat berterima kasih jika Hoseok oppa mau mengabulkan permintaanku. Mungkin suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali dan aku akan tetap mengingatmu."

Hoseok masih bungkam, tubuhnya masih bergeming. Mendengar dengan jelas apa saja yang Haejin katakan. Ia jadi berpikir, apakah selama ini ia keterlaluan?

"Haejin," panggilnya lirih, ia angkat sebelah tangannya, berusaha menggapai pipi mulus Haejin.

"Setidaknya ini untuk membuktikan rasa cintamu padaku. Kau tak perlu merelakanku untuk orang lain tapi relakanlah untuk kebahagiaanku. Untuk ketenangan hatimu, aku harap setelah ini Oppa mendapatkan gadis yang lebih baik dariku." Haejin menutup matanya saat satu tangan besar Hoseok menyentuh pipinya. Ia bisa merasakan apa yang Hoseok rasakan dari sentuhannya.





.....

Kriiiiingggg Kriiiiingggg

Bel tanda istirahat berbunyi, para siswa dengan segera berhambur keluar kelas. Ada yang langsung menuju ke kantin, ada yang pergi menuju perpustakaan, toilet, taman sekolah ataupun lapangan olahraga. Tapi tidak dengan satu siswa di kelas XII-A. Ya, dia Min Yoongi.

[ END ] Just Minute ( MinYoongi  X JeonJungkook Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang