chap 43

1.8K 170 46
                                    

"Ikut aku." Ucapnya dingin.

"Kemana? Aku sedang menung-"

Sreeettt

"Akhh"

.
.
.

Happy reading

Yoongi jatuh terduduk saat Seokjin menarik keras lengannya. Seokjin yang melihat Yoongi yang tengah meringis dan mengusap pantatnya pun semakin dibuat bingung.

"Ayo ikut aku, ada yang ingin Haejin bicarakan denganmu." Yoongi hanya menatap Seokjin dengan wajah yang juga nampak kebingungan. Haejin ingin berbicara padanya? Kenapa tidak bicara langsung saja, kenapa menyuruh Seokjin menjemputnya?

"Ck, kau ini ayo cepat." Seokjin kembali menarik lengan Yoongi namun kini Seokjin yang hampir terjungkal ke depan karena Yoongi yang tak bergerak dari posisinya.

"K-kau ... ada apa denganmu?" Seokjin berjongkok di depan Yoongi, melihat lamat-lamat ekspresi apa yang tengah Yoongi pasang sekarang dan tentunya masih mengharap jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Aku lumpuh," lirih Yoongi. Seokjin membulatkan matanya kaget.

"Lu-lumpuh?"

"Tidak permanen, setidaknya untuk saat ini." Yoongi meraih kursi di belakangnya, menumpukan kedua tangannya pada kursi itu dan mengangkat tubuhnya walaupun harus menyeret kedua kakinya. Seokjin dengan sigap membantu saat melihat Yoongi yang kesulitan untuk duduk kembali di atas kursi.

"Nanti saja atau suruh saja dia menghubungiku nanti. "

"Tidak bisa, harus sekarang sebelum dia berangkat ke Jepang besok."

"Ke Jepang?" Dahi Yoongi mengerut, lalu apa hubungannya dengan dirinya.

"Ayo kubantu, kita harus cepat." Seokjin berjongkok di depan Yoongi dan memintanya untuk menaiki punggungnya. Awalnya Yoongi ragu, Jungkook juga belum datang, pasti Jungkook akan sangat panik jika mengetahui dirinya menghilang.

"Kirim saja pesan singkat untuk Jungkook, nanti biar kau kuantar pulang," ucap Seokjin yang seakan tahu bahwa Yoongi masih memikirkan Jungkook.

"Aku tak membawa ponsel, boleh pinjam ponselmu?" tanya Yoongi sambil melingkarkan kedua lengannya ke pundak lebar Seokjin. Seokjin mengangguk mengiyakan dan berjalan menuju mobilnya. Setelah mendudukkan Yoongi di kursi penumpang sampingnya, Seokjin berjalan memutar dan duduk di kursi kemudinya.

Jauh di sana Jungkook yang melihat kakaknya dimasukkan dan dibawa oleh mobil yang siapa pemiliknya tak ia ketahui karena jarak yang jauh dan pencahyaan yang kurang pun seketika menjatuhkan beberapa makanan yang ia beli tadi. Senyum yang merekah karena akan melihat kembali wajah bahagia kakaknya seketika sirna sudah dan digantikan dengan raut kecemasan.

Jungkook berlari sekuat tenaga mengejar mobil yang perlahan mulai melajukan rodanya itu. Jungkook berteriak berusaha memanggil kakaknya.

"HYUUUUNG ... TUNGGU!! HYUNG MAU KEMANA ... HYYUUUUNNGG!" jungkook menghentikan acara langkah seribunya, ia menunduk sambil menumpukan kedua tangannya di lutut. Nafasnya benar-benar akan habis rasanya. Matanya mulai memanas, bayangan-bayangan buruk tentang Yoongi yang celaka kembali memenuhi kepalanya.

.
.
.

"Eoh, ponselmu mati Jin." Yoongi menyerahkan kembali ponsel Seokjin. Baru saja Yoongi mengetik beberapa kata yang akan ia kirim pada Jungkook tapi ponselnya malah mati kehabisan daya.

"Bisakah kita kembali ketempat tadi? Jungkook pasti menungguku di sana," pinta Yoongi pada Seokjin yang masih fokus pada jalanan di depannya.

"Hanya sebentar, sekarang kita sudah dekat." Yoongi mengangguk samar seakan setuju namun dalam hatinya penuh dengan kekhawatiran terhadap adiknya.

Ckiiitttt

Tiba-tiba saja badan kedua pemuda itu nyaris terlempar ke depan jika mereka lupa mengenakan sabuk pengaman. Seokjin tiba-tiba menghentikan laju mobilnya saat sebuah mobil menyalip dan berhenti mendadak di depan mobilnya. Jin yang kesal pun keluar dari mobil berniat untuk sekedar memberi peringatan pada pengemudi ugal-ugalan itu.

"Ada apa ini?" tanya Yoongi.

"Entahlah. Aku akan keluar sebentar, biar kuberi pelajaran orang itu," jawab Seokjin yang sedikit emosi karena perjalanannya terganggu.

Pengemudi mobil itu pun turut keluar dari mobilnya. Seokjin dan Yoongi tak bisa melihat wajahnya karena ia mengenakan masker hitam dan topi, hanya sorot mata tajamnya lah yang terlihat.

"Hey kau, kalau menyetir itu-- akkhh." Baru saja Seokjin ingin mengumpatinya tapi rasa seperti tersengat dan ngilu menghampiri lehernya, selang beberapa detik tubuhnya melemas dan terjatuh di atas jalan beraspal itu. Tepat sebelum matanya tertutup sempurna, pemandangat terakhir yang ia lihat adalah seseorang dari mobil tersebut yang tengah mengangkat tubuh Yoongi yang terlihat sama lemas sepertinya melewatinya dan setelahnya Seokjin kehilangan kesadarannya.










.....

Kini Jungho tengah berusaha membangunkan Hana dengan menepuk-nepuk pelan pipi istrinya. Sebelumnya, kedatangan Jungkook yang berlarian dengan nafas yang memburu mengagetkan Jungho dan Hana. Anak itu kembali mengalami Hyperventilation, Jungho dan Hana juga panik melihat Jungkook seperti itu dan kepanikannya bertambah saat mereka tak menemukan Yoongi bersama Jungkook.

Beberapa menit saat Jungho berhasil mengatasi Hyperventilation  Jungkook, anak itu mulai bercerita kalau kakaknya pergi dibawa seseorang dengan mobil. Hana tentu kaget dan seketika tubuhnya melemas dan ambruk di pelukan sang suami.

"Yoon, Yoongi ... jangan pergi, TIDAKKK!" Hana bangun dengan nafas yang tersenggal, keringat sebesar biji jagung menghiasi dahi wanita itu. Jungho yang melihat Hana seperti itu lantas segera merengkuh tubuh istrinya.

"Tenanglah ... sstttt tenang ne." Jungho terus usap punggung yang mulai bergetar itu.

"Hiks ... Yoongi, di mana dia, kemana dia hiks Yoongi," racau Hana, ia teringat jika sebelum ia hilang kesadaran Jungkook bilang bahwa Yoonginya pergi dibawa mobil yang tak dikenal. Hana mengedarkan pandangannya, di salah satu sudut ruangan itu, ia melihat Jungkook yang tengah duduk meringkuk memeluk lututnya dengan bahu yang bergetar. Hana tahu anak bungsunya tengah ketakutan tapi ia sendiri tak mampu menenangkannya. Jangankan menenangkan Jungkook, dirinya saja tak mampu untuk ia kontrol.

"Ayo kita cari hiks Yoongi sekarang, aku tak mau hiks sesuatu terjadi padanya, palli Jungho palli," rengek Hana sambil mencengkeram kaos Jungho dan menggoyang-goyangkannya.

"Aku akan mencarinya, tapi tidak denganmu. Kau tunggu saja dirumah ne, bersama Jungkook." Hana menggeleng keras, ia harus segera menemukan putranya. Tangisnya semakin menjadi.

"Kau lihat Jungkook, dia juga membutuhkanmu, kau tega meninggalkannya sendirian dengan kondisi seperti itu? Ku mohon dengarkan aku kali ini. Aku berjanji akan segera membawa putra kita pulang dengan selamat." Jungho mencoba meyakinkan Hana, awalnya itu sama sekali tak menyurutkan niat Hana untuk ikut pergi mencari Yoongi tapi setelah berbagai bujukan dari Jungho akhirnya Hana mengalah dan itu karna Jungkook.










.....

"Mmmttthh ... Mmpphhh ...." Rontaan dari bibir yang tertutup kain dan tubuh yang tengah terikat di sebuah kursi kayu itu nyatanya sama sekali tak menggugah hati seseorang yang tengah terduduk di sofa depan seseorang yang tengah terikat itu dengan sebatang lintingan tembakau bercampur nikotin yang menyala yang tengah dihisapnya. Ia malah semakin menampakkan senyum remehnya karena tubuh di depannya ini terlihat sangat tidak berdaya di bawah kuasanya.







































"Tunggu sebentar lagi sayang, kau akan mendapat kejutan."



























.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

[ END ] Just Minute ( MinYoongi  X JeonJungkook Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang