chap 39

2K 189 19
                                    

'Apa aku tak pantas untuk dicintai?'

.
.
.

Happy reading

"Kami pulang!" teriak Jungkook sembari melangkahkan kakinya ke dalam rumah dengan pelan karena kini tubuh Yoongi hampir menumpu sepenuhnya pada Jungkook.

Mereka pulang satu jam lebih lambat dari biasanya sampai Lee ahjussi supir keluarganya yang baru ketiduran di mobil saat menunggu mereka. Ini bukan jadwal Jungkook latihan basket memang, tapi satu hal yang membuat Jungkook harus membawa pulang kakaknya terlambat.

Saat bel pulang sekolah berbunyi, kaki Yoongi masih belum bisa digerakkan, tentu di dalam kelas hanya Jimin dan Taehyung yang tahu dan beruntung para guru tak menyuruh Yoongi mengerjakan soal di papan tulis seperti biasanya karena melihat wajah Yoongi yang lebih pucat dari biasanya.

Sekarang Yoongi sudah bisa menggerakkan kembali kakinya walau belum mampu untuk berjalan sendiri. Ia sengaja menunggu agar sekolah sepi dulu karena ia tak mau orang-orang memandang kasihan terhadapnya. Jungkook, Jimin dan Taehyung tentu dengan tulus menemani Yoongi di dalam kelas meski tak ada yang mereka kerjakan, hanya memandangi raut wajah sendu milik si pemuda pucat.

"Hyung, langsung aku antar ke kamar saja ya, makan siangnya biar nanti aku antar karena sepertinya eomma sedang ke restoran, rumah sepi sekali. " Yoongi hanya menanggapinya dengan anggukan. Jujur saja tubuhnya sangat lelah walau hanya dibuat untuk berjalan dari mobil di pekarangan rumahnya sampai depan tangga ini.

"Sebentar ya, Hyung tunggu dulu akan aku ambilkan makanannya." Jungkook kembali menuruni anak tangga, berniat pergi ke dapur untuk mengambilkan makan siang untuk sang kakak.

Langkahnya terhenti saat ia melewati pintu kamar orang tuanya yang letaknya di lantai satu persis di samping tangga.

"Hiks ... aku tak mau kehilangan lagi." Samar-samar Jungkook mendengar suara ibunya yang kedengarannya seperti, memangis?

Jungkook beranikan diri untuk membuka pintu bercat coklat itu. Mendengar suara pintu terbuka, Hana yang memang sedang berada di kamar itu buru-buru menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.

"Eomma, kenapa  Eomma menangis?" Jungkook mendekat, mematri wajah ibunya lekat-lekat. Wanita itu mengusap jejak air matanya kasar.

"Tidak Jungkook, Eomma hanya--"

"Eomma itu apa? Wooaahh ... liontin, mirip seperti punya Kookie ya Eomma. " Hana yang sibuk memyembunyikan tangisnya tadi tak sadar saat genggamannya mengendur dan membuat benda yang ia sembunyikan tadi terjatuh di lantai.

Dengan cepat Hana mengambil liontin itu sebelum Jungkook berhasil memgambilnya. Jungkook mengernyit, seperti ada yang disembunyikan oleh ibunya.

"A-ah ne ini punya Eomma, oh kau kenapa baru pulang jam segini? Di mana hyung mu?" tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Emmhh ... itu, Eomma ta-tadi Yoongi hyung kambuh lagi saat di sekolah." Hana melebarkan matanya seketika, ia tidak mau apa yang ia takutkan dalam lamunannya tadi menjadi kenyataan. Dengan cepat ia melangkahkn kakinya menuju kamar Yoongi.







"Yoongi, mana yang sakit Nak, ma-mana obatmu, atau kita pergi ke rumah sakit sekarang." Hana benar-benar panik saat melihat putranya terbaring dengan wajah yang sama sekali tak ada ronanya.

"Eomma gwaenchanayo, aku sudah tak apa-apa, lihat aku sudah bisa menggerakkan kakiku." Senyum yang Hana tahu sekali bahwa itu karena sebuah paksaan. Putranya sangat pandai menyembunyikan kesakitannya dan itu juga yang membuat Hana terus merasa bersalah karena terlambat memahami putranya.

[ END ] Just Minute ( MinYoongi  X JeonJungkook Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang