chap 35

2.4K 200 68
                                    

"Hyung menyarankannya untuk beristirahat dulu selama dua hari." Jimin yang mendengarnya merengut sebal, kenapa lama sekali, ia kan ingin segera bertemu dengan sahabat kulkasnya.
.
.
.

Happy reading

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih lima belas menit, Hana tengah menyiapkan berbagai hidangan di atas meja makan. Langkahnya berbolak balik dari dapur menuju meja makan begitu pun sebaliknya.

"Eomma." Hana menghentikan langkahnya masih dengan membawa satu piring besar berisi udang goreng di tangannya. Tersenyum kala mendapati presensi putra bungsunya yang berjalan kearahnya sambil menguap kecil dan mengucek kedua matanya. Rambutnya acak-acakan, Hana dengan mudah menebak kalau putranya itu baru saja bangun dari tidurnya.

"Hummm ... aku sampai terbangun karena mencium aroma masakan Eomma, aku rindu masakan Eomma." celotehnya dengan mengambil piring di tangan Hana lalu meletakkannya di atas meja.

"Sudah, biar Eomma sendiri yang lakukan, kau panggil saja hyung mu, ajak dia turun." Jungkook mengangguk paham, ia bawa tungkainya untuk menapaki beberapa anak tangga menuju kamar sang kakak.

Di tengah-tengah anak tangga itu Jungkook tiba-tiba saja tersenyum, ia lantas mengubah cara berjalan santainya menjadi seperti  pencuri yang hendak memasuki rumah korbannya. Ia mengendap-endap sambil terus mematri senyuman yang menampakkan dua gigi depannya yang besar.

Jungkook tahu kalau kakaknya itu hampir tidak pernah mengunci pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook tahu kalau kakaknya itu hampir tidak pernah mengunci pintu kamarnya. Jungkook putar knop pintu bercat coklat itu pelan lalu mendorongnya dengan cara yang sama. Bisa Jungkook lihat gundukan di atas ranjang itu. Kebiasaan Yoongi yang akan menutup seluruh tubuhnya termasuk wajahnya saat tidur.

Jungkook mendekat, menarik selimut itu turun. Dipandanginya lamat-lamat wajah yang terlelap damai itu. Jungkook tersenyum kecut setelahnya,  ia bahagia bisa memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Yoongi tapi di lain sisi penyebabnya jugalah yang sekarang tengah memberi perih serta retakan dalam hatinya.

Diam-diam Jungkook meluruhkan setitik air matanya. Mengangkat tangannya dan mendaratkannya pada pipi mulus sang kakak yang sekarang sedikit berisi, ia usap sebentar.

Hangat

Ia tahu kondisi kakaknya sekarang tak akan pernah benar-benar baik tapi melihat binar mata kucing itu ketika keluarganya berkumpul dan berada di sekitarnya membuat Jungkook sedikit merasa lega. Setidaknya kakaknya tidak benar-benar tersiksa. Memang benar apa yang orang-orang di seluruh belahan bumi ini katakan, tak akan ada yang namanya badai tanpa pelangi, tak ada terang sebelum gelap, setidaknya di tengah-tengah kesakitannya ia masih bisa merasa bahagia.

"Ku harap Hyung selalu bahagia ne, aku janji tak akan pernah mengecewakan Hyung lagi." Jungkook bawa sebelah tangannya yang menganggur untuk menaut satu tangan Yoongi yang terkulai di balik selimut dengan masih mengusap lembut pipi Yoongi dengan satu tangannya yang lain.

[ END ] Just Minute ( MinYoongi  X JeonJungkook Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang