VASTATRIX 24

809 50 3
                                    

Happy reading boss

Vote sebelum baca ya

Lumayan panjang

Bagian atas dikenakan batasan usia ya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

****

Edrick mengambil kunci kartu hotelnya. Dia mendapatkan kamar suit dengan ukuran sangat besar dan mewah. Lampunya di buat menguning, sangat elegan. Bahkan view langsung menuju jalanan the strip membuat sang empu bebas mengawasi orang-orang di bawah, beberapa bangunan menjulang tinggi segera menyambut di sebrang jalan. Betapa padatnya kota ini.

"Kenapa senor hanya memilihku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa senor hanya memilihku"

"Tidak ada yang spesial darimu. Semua jalangku sama" jawabnya enteng, tanpa melihat. Fokusnya menatap kaca besar seraya mencukur sedikit jambang dan kumis yang mulai tumbuh sembarangan.

"Well, terlihat anda memiliki kriteria khusus. Tapi aku senang menjadi teman tidurmu malam ini"

"Siapa namamu" Edrick mengalihkan pandangan.

"Isabele"

Edrick menyingkirkan tangan Isabele yang memegang intinya, sedari tadi usapan lembutnya membuat Edrick mengeras terlebih perempuan berambut merah itu sudah tidak memakain kain apapun. Segera gelenyar nikmat menjalar, meski Edrick masih memakai bathrobe sentuhan Isabele sangat kentara. Memanjakan tubuh kekar yang di penuhi otot keras.

Sedikit melempar kasar tangan kurus itu Edrick memberinya smirk penyambutan, rambut basah yang berantakan di kening serta merta membuatnya terlihat badboy "aku tidak ingin memanjakan siapapun, cukup puaskan aku dan kau akan mendapat bayaranmu"

Isabele merangsekan tubuhnya, sedikit menggesekan kulit putih keatas bathrobe yang halus. Suara halusnya mengalun dibawah telinga Edrick "sesuai permintaan mu senor" bibir penuh, berwarna merah terang tersenyum nakal "kuharap ini tidak selesai cepat. Karena kita akan terjaga semalaman"

"Tunjukan padaku"

Kecupan lembut atas aksi bibir liar itu terasa menegangkan seluruh tubuhnya, dengan cepat sengatan demi sengatan tersalurkan. Lipstik merahnya tertinggal menghiasi leher Edrick yang penuh urat ketegangan.

Keluar dari kamar mandi jari lentik Isabele memandu menuju kasur. Bokong sekal itu terlihat mengatainya dan menantang di depan. Edrick memukul dan meremasnya, refleks wanita bertubuh molek itu memekik serta mendesah bersamaan. Dia menoleh dan tersenyum simpul.

"Aku suka matamu"

"Karena bentuknya sangat cantik?"

"Bukan" Edrick menghimpitnya di bawah, menekan tubuhnya ke tubuh Isabele membuat kasur mewah ini sedikit mengekrut di tengah "warna mata mu biru laut"

VASTATRIX Cartel (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang