Yeeyyy chapter 50 👏
Tau gk setiap kalian ngevote atau komen aku selalu bilang dalam hati "terimakasih"
Happy reading 💜
***
"Memang kenapa jika aku berbicara dengan dokterku?"
"Pembicaraan apa itu?"
"Aku tahu yang kau sembunyikan. Aku sedang mengandungkan" ceplosnya to the point. Namun seperti godam bagi Edrick.
Matanya melesat tajam kepada Andreas, dokter itu langsung menggeleng kalut menyangkal.
Edrick mencoba tenang "jangan konyol tahu dari mana kau Mazza?"
"Dokter apa anda akan berbohong?" Tuntutnya.
Andreas masih tetap menggeleng kalut seraya mengangkat tangan penolakan "tapi aku tidak mengatakan hal seperti itu, anda hanya bertanya tentang seberapa parah penyakit anda tadi"
"Maksudku apa anda akan berbohong sebagai dokter? Bagaimana dengan sumpah yang sudah anda ucapkan!"
"Hentikan Mazza!" Tegur Edrick.
Arllete menatap mata hitam Edrick kecewa. Sementara mata birunya sendiri tengah menahan air mata yang hampir jatuh karena bentakan nyaring bahkan beberapa penjaga ikut menoleh "sekarang aku paham. Kau sendiri tidak menginginkan anak ini, aku sangat mengerti kenapa kau berusaha keras menyembunyikannya. Tidak perlu repot biarkan aku pergi dan membesarkannya sendiri" cercanya merasa tertekan.
"Bisa anda tinggalkan kami" titah Edrick karena ini privasinya.
Andreas mengangguk buru-buru pamit untuk menghindari masalah. Mobilnya langsung minggat keluar dari gerbang. Baru kali ini dia bertemu lelaki rupawan yang memiliki mata tajam dengan daya tarik menakutkan. Aura intimidasi itu sangat kuat mendominasi lawan. Andreas bahkan sampai lupa untuk bernafas. Selama ia menjadi dokter dan bertemu orang banyak tidak pernah melihat wajah begitu berkarakter kuat, ini kali pertama. Kartel narkoba memang menakutkan, harusnya Andreas tidak menerima tawaran untuk menjadi dokter bagi mafia. Tapi melihat jumlah bayarannya siapapun bisa mengesampingkan apapun.
"Hentikan kekonyolan mu mengatakan kau hamil. Aku tahu dokter itu tidak mengatakannya"
"Dia tidak berani mengatakannya karena kau melarangnya. Mana berani dia mengatakannya yang ada besok dia hanya tinggal nama" Arllete mencabut jarum infusnya dan melemparkan botol infusnya sembarangan merogoh sakunya dia mengambil dua test pack memegangnya dikedua tangan menunjukannya di depan wajah Edrick "lihat garisnya ada dua. Kontrasepsi hanya 99% berhasil, aku menganggap 1% nya itu adalah aku yang gagal. Manusia bisa berbohong apa alat bisa berbohong?!"
Edrick cukup terbelalak, ternyata Arllete sudah tahu bahkan sebelum Edrick tahu. Dia sudah mengetesnya diam-diam tanpa siapapun tahu. Edrick seperti si dungu yang mebohongi orang yang tahu kebenarannya. Pasti dalam hati Arllete tengah mencemoohnya.
Arllete melanjutkan "aku cukup mengerti dengan apa yang kau mau. Kau boleh pilih dirimu sendiri dibanding anak ini, silakan lanjutkan hidupmu dengan damai" setelahnya Arllete meninggalkannya putus asa. Tungkainya terlalu lemas untuk dibawa lari dari kenyataan. Edrick tidak menginginkan anak ini hingga berani membohonginya dan tidak menganggap keberadaanya. Arllete takut jika sampai Edrick tidak menginginkanya dia bisa melakukan hal bejat untuk menyingkirkannya. Bagaimanapun meski Arllete belum merasakan detak jantungnya namun dia sudah sangat menyayangi malaikat kecil ini meski hanya membayangkannya.
"Kau sendiri yang tidak menginginkannya!" Edrick berteriak membuat langkah Arllete terjeda dari jauh "kau yang ingin memakai kontrasepsi!" Edrick berteriak seolah hanya mereka berdua disana. Penjaga-penjaga itu langsung melengos tidak enak dan menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
VASTATRIX Cartel (Complete)
Action#Seri ke 1 di VASTATRIX series (mandiri) (CERITA LENGKAP) BERHENTILAH DI SINOPSIS JIKA KAMU TIDAK INGIN KECANDUAN. *Action romance* ⚠🔞Adult content Vastatrix adalah kartel narkoba yang hampir menguasai setengah daratan meksiko. Atas kekuasaan besar...