VASTATRIX 35

824 66 28
                                    

Jangan lupa vote dan komen manteman 😲

Gua sick. Baru bisa nongol 😆

Follow my account Arnesius
Dan ig : lika.28_11_98

***

Bayangkan kamu hidup di Jumanzi dan memiliki sisa satu nyawa. Kamu salah melangkah maka game over. Kalau kamu tidak melangkah permainan tidak akan pernah berakhir dan kamu terjebak. Pilihan selalu ada ditangan.

~Vastatrix~
Cartel
***

Dua orang itu menaiki tangga. Villa yang Edrick sewa cukup luas dan memiliki banyak kamar tidur. Edrick mengantar Arllete ke kamar atas.

"Masuklah"

"Kau juga"

"Aku tidak akan tidur disini"

"Kenapa?"

"Ada yang harus aku kerjakan bersama teman-teman. Mungkin aku akan tidur di sofa bawah, sudah larut cepat masuk dan tidurlah. Yoseline juga sudah diantar Jay park ke kamarnya jadi jangan khawatirkan dia"

"Ada yang salah?" Tanya Edrick begitu Arllete tak kunjung masuk "apa aku harus menemanimu sampai tidur?"

Arllete tertawa garing "untuk apa? Ini hari kebebasanku tidur tanpa mu, pasti aku akan tidur nyenyak. Good night" pintu di tutup tergesa bahkan sebelum Edrick membalas.

Arllete meluruhkan bahu nafasnya terhela berat, ia berjalan gontai menuju kasur berukuran king size itu. Selimbutnya begitu lembut saat diraba dan begitu empuk saat di duduki. Kamar ini sangat nyaman dipadukan dengan warna pastel yang elegan. Bukankah ini cukup membuatnya nyaman, tapi entahlah ia merasakan kekosongan. Mungkin semacam kesepian.

Tubuhnya dihempaskan ke kasur, matanya menyorot langit-langit kamar lalu kepala cantiknya menoleh kesamping tempat dimana biasanya terisi.

Bulu mata lentiknya menutup, mencoba terlelap perlahan. Satu jam kemudian ia masih terjaga padahal sudah mencoba banyak posisi nyaman. Ia menoleh lagi kesampingnya dan mecebik kesal, entah untuk apa.

Pintu kamar terdengar dibuka, langkah kaki terasa mendekat. Selimbut ditubuhnya terasa dinaikan. Keningnya terasa disentuh sesuatu.

Astagaa.... Edrick menciumnya.

"Good night Mazza, sleep well" bisiknya halus bahkan sangat halus hampir tak terdengar, namun mampu memecah kesunyian atau kesepian yang mendekap.

Arllete baru bisa membuka mata setelah terdengar pintu di tutup.
Matanya membuntang seketika. Apa barusan itu mimpi? Tuhan, kenapa itu begitu nyata. Ini pertama kalinya Edrick melakukan itu. Tapi tunggu, apa ini pertama kalinya? Mereka tidur di kasur yang sama apa ini kali pertama atau mungkin tidak. Jantungnya terasa bertaluan seketika sampai-sampai ia meletakan tangannya di dada untuk menenangkan ritmenya. Arllete menggigit bibir ia ingin berteriak akan rasa senang yang perlahan merasuki akal sehat, seperti air bening yang di tetesi tinta. Sudut bibirnya mendobrak ingin tersenyum. Akhirnya Arllete menahan segala raut emosionalnya dengan mengerutkan kening, ia merasa kacau diatas pendirian.

Membulak balikan tubuhnya tak kunjung membuatnya tidur, malah ia semakin terjaga. Arllete terduduk frustasi bahkan ini sudah lewat dari tengah malam tapi sedikitpun rasa ngantuk itu tidak ada. Ia berdiri lalu berjalan meninggalkan kamar. Mencari keberadaan Edrick disofa namun hanya Percy yang terlelap disana. Arllete terkikik ternyata Percy bisa seimut itu jika tidur, dia tidak seperti mafia tapi seperti anak kecil yang tertidur pulas setelah minum susu.

VASTATRIX Cartel (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang