VASTATRIX 25

790 58 5
                                    

Ahirnya bisa update juga. Kenapa jarang? Gini ya, ibarat mendaki gunung. Segini tuh udah ngos-ngosan.

Makanya semangatin dong.

Hayo hayo klik bintangnya.

Happy reading

****

"Sial, Edrick menghubungi ku sebelum kita menemukan Arllete"

"Jangan di terima. Tolak saja" Jay terlihat rusuh

"Itu akan membuatnya curiga. Kau tahu dia sangat peka"

Percy menerima telpon

"dimana Arllete. Aku ingin bicara" suara Edrick terdengar datar seperti biasa.

Menetralkan dulu kegugupnnya dan menerima semangat dari theo, Percy membuka mulut "dia sedang memancing"

"Memancing?"

"Iya" Percy merasa bodoh menepuk jidatnya sedangkan jay dan Theo melongo habis.

"Baiklah" sahutannya datar.

Edrick mematikan telpon sepihak.

"Alasan yang sangat bagus dude. Bagaimana Edrick akan percaya" Jay berkata tidak yakin.

"Buktinya dia percaya"

"Seriously dia mencing?" Theo masih melongo

Percy menyeringai "memancing keributan" percy mengambil jaketnya tegesa "cepatlah kita harus temukan Arllete sebelum pisau dari Amerika mencongkel matamu satu demi satu"

"Tunggu-tunggu" percy mejeda lari mereka.

"Oh god, Damn it! Matilah kita dan terkutuklah dewi fortuna jika tidak memihak kita!"

Raut ketegangan cepat merambati satu persatu wajah mereka. Percy menunjukan poto yang di kirim Edrick.

"Shit! Dimana keluarga Dolares tinggal dulu?!" Percy menyentak.

Beberapa waktu sebelumnya.

"Kenapa wajah cantik mu sendu begitu?"

Arllete menoleh, percy sudah di sampingnya. Ia tidak menjawab memilih melihat Miguel di bantu anaknya Yoselin dengan kaki setengah di seret sedang memasukan barang dan bahan untuk membuat altar di rumah dan ofrenda di makam ke dalam mobil.

"Apa ini karena keluarga Miguel yang akan cuti hari ini? Tidak perlu khawatir kau jangan takut kesepian. Aku disini"

Hembusan nafas berat membuat Percy mengerutkan kening, ada apa dengan Arllete sebenarnya. Bahkan Percy belum pernah melihat wajah sendunya setebal ini.

"Día do muertos tepat hari ini. Biasanya orang-orang akan mengunjungi makam keluarganya dan membuat altar, serta akan ada karnaval yang penuh kecerian di jalan-jalan"

*Día de Muertos bahasa Spanyol yang artinya Hari Peringatan bagi Orang-orang yang Telah Meninggal.

Percy paham apa alasan murungnya gadis ini. Semuanya berhubungan dengan kematian keluarganya. Yah Percy ingat saat bom itu meledak di rumah Arllete dan membunuh seluruh keluarganya. Masa itu menjadi paling sulit bagi Arllete dan harus tinggal bersama orang asing sepertinya. Mata hazel Percy turut meredup sendu jika mengingat itu.

Tangan Percy perlahan mengelus punggungnya, entah mengapa tapi dirasa perlu melakukannya.  Lagi pula Arllete tidak menolak. Tidak banyak yang Percy tahu tentang wanita apalagi menghadapi kesedihan mereka. Tapi entah mengapa melihat Arllete sendu begini bahkan hampir menangis membuat Percy tergerak untuk mendekapnya. Memberinya perlindungan dari kesedihan dan menjadi tempat menampung beban berat gadis ini.

VASTATRIX Cartel (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang