006

4.1K 317 8
                                    

Semesta seolah sedang bercanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta seolah sedang bercanda. Aku yang sedang tidak ingin berjumpa tapi kenyataan selalu saja mempertemukan kita.
***

"Za didepan ada temanmu yang jemput, cepetan keluar udah nunggu dari tadi," teriak ibunya dari luar kamar Zaira.

Ibu Zaira— Inggrid Kasih Neava, mengetuk pintu sang putri bungsunya yang masih tidak keluar-keluar kamar. Seorang istri dari lelaki bernama Ardan Randitana.

"Bentar," balas Zaira yang juga berteriak.

"Cepetan yah. Ibu mau ke dapur lagi," ucap Inggrid lalu meninggalkan kamar sang putri.

Zaira terdiam sebentar, siapa yang dimaksud Ibu? Ia tidak memiliki janji untuk berangkat sekolah bersama dengan siapapun. Lagi pula kemarin ibunya yang bilang bahwa dia akan diantar jemput oleh abangnya.

"Lo kuliah bang?" tanya Zaira ketika ia keluar dari kamar berbarengan dengan abangnya yang keluar kamarnya. Kamar keduanya memang sengaja bersebelahan.

"Nggak, gue mau nganterin Via kuliah pagi," jawabnya.

Viandra adalah kekasih abangnya, sudah tiga bulan mereka menjali hubungan.

"Oh," balas Zaira singkat. Kini keduanya turun bersama dari lantai atas.

"Lo bareng gue, 'kan?" Helmi menoleh kearah Zaira.

"Nggak tau, kata ibu ada yang jemput Za."

Helmi menaikkan kedua alisnya. "Siapa?"

"Gak tau."

"Aneh lo," cibir Helmi.

Keduanya sekarang sudah berada diruang tamu. Dimana ada pria yang sedang duduk menunduk memainkan handphone miliknya.

"Eh udah beres?" tanyanya canggung.

Gibran. Pria itu jelas didepan mata Zaira sekarang berada dirumahnya dan berdiri menyambut kedatangannya. Zaira cukup terkejut tetapi abangnya malah menatapnya heran.

"Eh lo Gib? Mau jemput Zaira?" tanya Helmi terdengar santai.

Kini Zaira menatapnya bingung, ia memikirkan dari mana mereka saling kenal?

"Hm" jawab Gibran seadanya.

"Udah lama?" tanya Helmi.

Gibran melirik jam ditangannya. "Lumayan," jawabnya.

"Kalian ... saling kenal?" tanya Zaira menunjuk keduanya bergantian dengan kebingungan.

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang