039

2.1K 195 23
                                    

Vote dulu kuyy sebelum baca😚

Follow Instagram : jihanhrnsyh_

HAPPY READING❤️❤️❤️

***

Sebelas IPA satu seperti sudah taman kanak-kanak. Banyak siswa dan siswi berpakaiannya putih abu saling kejar dikelas dengan teriak-teriak. Ada pula kumpulan siswi yang sedang bergosip ria dengan suara cemprengnya yang tentu sangat bersisik. Sebagian siswa laki-laki lagi duduk diatas meja dengan handphone miring sedang Mabar dengan yang lainnya.

"Argh berisik banget ini kelas!" teriak Kaisha merasa kesal. Kini ia seperti bukan didalam kelas, tapi ditengah tempat wisata, "WOY KALIAN BISA PADA DIEM GAK SIH? PUSING GUE DENGERNYA, BERISIK BANGET!" omelnya berteriak. Mereka menatap Kaisha tajam lalu kembali melanjutkan aktivitasnya kembali tanpa peduli pada Kaisha.

Zaira tetap fokus pada handphonenya. Membaca cerita diwattpad dengan headset terpasang di telinganya. Aman. Tidak terlalu terdengar berisiknya kelas

"Za, keluar yuk, pening pala gue ngedenger mereka berisik," ucap Kaisha pada Zaira..

Zaira menoleh kearah Kaisha, menatap sahabatnya yang sudah jengkel. "Yaudah ayo," jawabnya akhirnya.

Mereka berdua akhirnya keluar dan memutuskan untuk pergi ke kantin. Meskipun sama-sama ramai, tapi itu sudah biasa jika di kantin. Di sepanjang koridor banyak siswa yang berlalu lalang. Mungkin karena merasa suntuk jika terus diam di dalam kelas.

"Pensi bentar lagi, lo ada mau nampilin sesuatu gak, Za?" tanya Kaisha ditengah perjalanan. Lo, kan, bisa nari sama suara lo juga oke. Kenapa gak coba nyanyi atau nari?" tanya Kaisha memberi saran.

"Gue masih perlu belajar. Masih banyak orang yang lebih hebat dari gue. Kayak Karin, noh, kan dia jago banget tuh narinya."

Karina Ardilla- Siswi sebelas IPA tiga yang terkenal dengan tubuhnya yang indah dan gerakan tarinya yang lincah. Cantik serta stylish membuatnya famous di Gunadarma. Dia juga seorang ketua cheers.

"Ya, latihan, lah dari sekarang, entar juga lo bisa lebih dari Karin."

"Lo sendiri mau?" tanya Zaira karena sahabatnya ini seperti sangat excited.

"Kagak," jawabnya cengengesan.

Mereka berdua sampai dikantin dan akhirnya memilih tempat duduk ditengah-tengah. Banyak meja yang sudah diisi oleh para siswi.

"Gue kira lo bakal ikutan, nanya kayak gitu sama gue," ucap Zaira melanjutkan obrolan mereka kembali.

"Gak pede gue nya. Lagian bakat gue apa coba?" tanya Kaisha. Zaira mengerut bingung, turut andil memikirkannya.

"Za."

Panggilan itu... Zaira tahu suara milik siapa itu.

Zaira menoleh lantas bergumam dan bertanya, "Ada apa?"

"Pengen ngobrol aja sama lo," jawab Gibran santai. "Kai," bisiknya dengan suara pelan.

Kaisha yang mengerti akhirnya mengangguk dan berdiri sebelum akhirnya suara Zaira menghentikan aktivitasnya lebih dulu.

"Duduk aja, kenapa lo harus pergi?" tanya Zaira yang berubah menjadi dingin.

"Males ah gue kalau jadi nyamuk. Mending pesen makan dulu. Ngisi perut biar kuat menghadapi kenyataan," alibi Kaisha langsung melesat pergi agar tidak tertahan lagi.

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang