024

2.7K 209 22
                                    

Selamat datang lagi di cerita ku. Jangan lupa vote dan komen🤍

 Jangan lupa vote dan komen🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Plak!..

Zaira melakukannya tanpa sadar. Mendengar suara Gibran yang lemah, kata-kata Gibran yang menyakitkan membuat Zaira tiba-tiba kesal bukan main.

Yang dipikirkannya, mengapa laki-laki dihadapannya bisa melakukan hal bodoh.

Zaira menatap telapak tangannya yang baru beberapa menit yang lalu membuat seseorang memegang pipinya karena perih mungkin. Ia menangis, menyesali apa yang telah ia lakukan barusan. Harusnya ia memberi semangat bukan malah menyiksa Gibran seperi itu.

Gibran berusaha untuk tetap tersenyum, tapi justru sakit yang dirasakan kala ia sadar gadis didepannya sedang menangis. "Jangan nangis," ucapnya parau dengan mengusap pipi Zaira lembut, menghapus air matanya dengan kedua ibu jarinya.

"Maaf gue gak maksud," kata Zaira menundukkan kepalanya.

"Gue yang salah," balas Gibran singkat.

"Makan dulu gue mau ngajak lo ngobrol," ucap Zaira mengajak Gibran untuk duduk dimeja makan.

"Lo nggak?" tanya Gibran menatap Zaira. "Makan bareng gue aja," lanjutnya.

"Tadi udah."

Gibran mengangguk lalu makan. Entah sejak kapan ia tidak bertemu nasi. Bukannya tidak mampu tapi Gibran kemarin merasa kehilangan semangatnya.

"Udah," ucap Gibran menyingkirkan piring kotornya kehadapan Zaira.

"Simpen lah sendiri, sekalian cuci."

"Istri macem apa lo nyuruh suami nyuci piring," cibir Gibran pelan dengan tertawa renyah.

"Dih, siapa juga yang istri lo," ujar Zaira sinis.

"Kalau bukan, kenapa satu atap?" tanya Gibran menatap langit-langit hotel. "Bisa-bisanya lo bawa gue ke hotel. Gak ada tempat lain?"

"Ini punya paman, jadi gue punya akses bebas disini."

"Ohhh." Gibran merespon seperlunya.

Zaira berdiri lalu mengambil piring kotor bekas Gibran makan yang langsung ia cuci.

Tidak mau banyak bicara Zaira pergi ke balkon kamar duduk menatap gelap langit yang dipenuhi bintang.

GibranAndreas

Gue tunggu lo dibalkon.

Zaira mengirimkan pesan pada Gibran dan menit berikutnya Gibran sudah ada disampingnya. Zaira cukup dibuat terkejut ketika ia melihat ada rokok diantara kedua bibir Gibran.

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang