026

2.6K 239 17
                                    

Enjoy. Semoga suka. Jangan lupa vote yaw>_<

Mungkin hubungan mereka telah usai tapi tidak ada yang tahu jika mereka akan kembali memulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin hubungan mereka telah usai tapi tidak ada yang tahu jika mereka akan kembali memulai.

***

Zaira masih kebingungan karena hingga jam pulang pun Zaira tidak tahu apa yang terjadi pada Gibran. Teman-temannya Gibran tidak kunjung buka suara untuk memberi tahu.

Disetiap koridor yang sedang ramai Zaira tidak melihat Gibran dan Monik. Ternyata benar, mereka sama-sama keluar dan tidak kembali lagi.

"Eh." Cegat Zaira ketika melihat salah satu wanita yang akhir-akhir ini sering bersama Monik, sepertinya dia teman sekelas Monik dan juga Gibran.

"Ada apa?" tanyanya ketus, tidak suka dicegat begitu saja oleh Zaira.

"Lo temennya Monik, kan?"

"Iya, ada apa emang?"

"Monik gak masuk?"

"Masuk cuman pulang tadi pagi."

"Kenapa?" tanya Zaira tidak sabaran.

"Gue gak tau lo tanya langsung aja sama dia. Gue mau pulang ganggu aja lo," ucapnya lalu pergi.

Zaira mendengus sebal atas sikapnya yang sangat sombong. Andai saja dia tidak membutuhkan informasi, malas sekali berbicara padanya tadi.

Dalam hati ia ingin kerumah Gibran untuk sekedar memastikan, tapi sama sekali Zaira tidak mengetahui rumahnya dimana. Untuk sekedar bertanya, Kaisha sudah pulang lebih dulu tadi.

Koridor sekolah mulai berangsur sepi, banyak dari mereka sudah meninggalkan sekolah untuk pulang kerumah.

Ketika sudah didepan gerbang Zaira melihat gadis yang tak asing dari penglihatannya. Seragamnya yang berbeda membuat dirinya terlihat paling menonjol diantara yang lainnya.

Tanpa Zaira pikirkan gadis itu menghampirinya lalu tersenyum. Pikiran Zaira terus berputar mengingat siapa wanita dihadapannya ini.

"Ehhhh kemarin gue liat lo di turnamen basket," ucapnya membuat Zaira menaikkan alis. "Gue Sandra," ucapnya lagi dengan mengulurkan tangan mengajak berkenalan.

Satu detik... Dua detik... Tiga detik...  tertegun, namun akhirnya Zaira kembali sadar.

"Zaira," balas Zaira tersenyum canggung dan membalas uluran tangannya.

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang