010

3.3K 293 8
                                    

Gimana kabar hari? Tetap jaga kesehatan yah🙌

Sebelum baca, vote dulu kuy!💚

Sebelum baca, vote dulu kuy!💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Gunadarma. Sekolah dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Menghukum para siswanya yang melanggar peraturan sekolah meskipun dianggap kecil. Namun tetap saja, ada sebagian siswa tidak peduli dengan hal itu.

"Lo gak telat," ucap Gibran setelah mereka sampai di depan gedung SMA Gunadarma.

"Udah tau. Thanks yah." Zaira memberikan helm yang tadi ia gunakan dan merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan karena memakai helm.

Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka ketika mereka memutuskan untuk menuju kelas berduaan. Rangkulan Gibran pada pundak Zaira yang menjawab alesan kenapa mereka menatap keduanya.

Tentu saja apapun yang berhubungan  dengan Gibran Andreas Rifaldi akan selalu menjadi pusat perhatian. Laki-laki itu memang miliki pesona yang sayang untuk dilewatkan.

"Tatapannya ampun, repot banget yah cuman jalan sama lo doang. Gimana kalau nanti lo punya pacar, kayaknya pacar lo nanti bakal diterkam abis sama mereka semua." Zaira menggeleng dengan memperhatikan orang-orang di koridor yang sedang memperhatikan mereka.

"Gak bakal, kan ada gue yang nantinya bakal sepenuh hati menjaga pujaan hati," ujar Gibran memegang dadanya dengan kedua tangannya.

"Alah lebay," balas Zaira dan tangannya mengusap kasar wajah Gibran. Sontak hal itu semakin menjadi pusat perhatian.

'Eh kok pegang-pegang?'
'Ganjen banget sih jadi cewek pegang-pegang cowok.'
'Kamu cantik tapi sayang kamu gatel.'

"Kenapa? Iri?" tanya Zaira menatap sekumpulan orang yang paling banyak menghujatnya barusan. "Bye, gue mau ke kelas dulu," ucap Zaira pada Gibran sebelum pergi.

Gibran menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis yang mulai mengusik hatinya itu dan membiarkan gadis itu pergi dari hadapannya.

"Ketemu entar di kantin ya!" teriak Gibran karena tubuh Zaira yang kian menjauh.

"Lo kira hutan apa? Teriak-teriak kayak gitu."

Mendengar seseorang berbicara disampingnya, reflek Gibran menoleh dan mendapati Henry yang baru saja tiba.

"Baru dateng lo? Tumben sendiri, Dinata mana?" tanya Gibran karena tau Henry dan Dinata tidak dapat dipisahkan, kemanapun mereka pasti selalu bersama, termasuk datang ke sekolah.

"Gak masuk, sakit katanya."

"Sakit apaan? Bisa sakit emang itu orang?" Gibran dan semuanya tahu laki-laki itu kadang sekali jatuh sakit, sekalinya izin sakit pasti itu bohong.

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang