032

2.2K 190 20
                                    

Sebelum baca vote dulu oke?

Follow Instagram; jihanhrnsyh_

Follow Instagram; jihanhrnsyh_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Bun, Gibran sekolah dulu, ya," pamit Gibran pada ibunya yang sedang memasak di dapur.

Losi masih dalam tahap penyembuhan. Ia bisa tiba-tiba menangis dan histeris namun bisa juga hangat seperti dulu. Tapi, bagi Gibran keadaan Losi seperti sekarang patut ia syukuri. Karena setidaknya, perlahan bundanya kembali seperti dulu lagi.

"Iya sayang, hati-hati dijalan, ya, Nak," pesan Losi pada putranya. "Jian pergi sama kamu?" tanyanya.

"Nggak. Dia dianter Mang Deni perginya."

Mang Deni- supir baru dirumah Gibran. Supirnya yang lama ikut bersama Rama karena memang sudah mengabdi kepada Rama dari dulu. Dan Rama mengirimkan supir baru untuk mengantar Jian sekolah.

Segala keperluan masih ditanggung oleh Rama. Meskipun Gibran sempat menolak mentah-mentah pemberian itu, tapi Gibran tidak bisa egois. Masih ada Jian yang membutuhkannya. Karena bagaimanapun, dirumahnya tidak ada yang bekerja. Gibran masih harus fokus pada sekolahnya.

"Oh, yasudah kalau begitu," kata Losi mengangguk.

"Bunda jangan sampai kecapean. Banyakin istirahat. Jangan banyak pikiran. Kalau bisa, pergi keluar aja bareng temen-temen Bunda kayak biasanya," ucap Gibran.

Losi tersenyum mendengar nasihat-nasihat yang diberikan anaknya yang begitu perhatian. "Iya."

"Bi!" teriak Gibran agar terdengar sang asisten rumah tangga yang sedang berada ditaman belakang rumah.

Bi Yeni- Asisten rumah tangga keluarga Gibran menghampiri ke dapur dengan cepat.

"Iya, Den, ada apa?"

"Kalau nanti ada apa-apa sama Bunda, telpon Gibran langsung, ya," ujar Gibran dan Bi Yeni mengangguk mengerti. "Bun, Gibran sekolah dulu," pamit Gibran dengan mencium punggung tangan Bundanya dan asistennya juga.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

***

"Mas bro Gibran, masuk sekolah juga lo," sapa Henry ketika Gibran baru saja sampai diparkiran dan mendapati keempat sahabatnya sudah datang lebih dulu.

Gibran hanya diam dan tidak berekspresi apapun, sudah tahu gimana kelakuannya Henry atau Dinata yang kadang tidak waras.

"Orang tua Sandra datang hari ini?" tanya Geraldi.

Mereka berlima subuh-subuh pulang kerumah masing-masing dari rumah sakit, untuk mandi dan pergi ke sekolah. Di sana sudah ada Vadian yang menjaga ikut menginap dan hingga sekarang sepertinya belum juga pulang.

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang