040

2.3K 191 33
                                    

Vote dulu oke, gak?
Follow juga nih Instagramnya acuuuu : jihanhrnsyh_

Maaf banget kemaleman update nyaa, baru selesai makan aku wkwk. Kalian jangan lupa makan yaa🤍

HAPPY READING❤️❤️

***

Suara musik dangdut terdengar diseluruh penjuru kamar dengan suara yang cukup keras. Ulah siapa lagi kalau bukan Dinata, si fans musiman yang sekarang lagi suka dengan lagu Via Vallen.

Dinata dengan percaya dirinya joged didepan tv mengikuti alunan gendang. Benar-benar sangat menikmati. Teman-temannya mengabaikan gilanya Dinata dan fokus dengan urusan masing-masing. Nanda yang main game online dihandphone nya, Henry main Ludo bersama Geraldi sambil nyemil, dan Gibran yang duduk dimeja belajar Nanda menatap handphone nya tidak minat.

"Gue kalau sampai nikah sama penyanyi dangdut, bakal mabok gendang tiap hari kayaknya," kata Dinata masih dengan pinggulnya yang ia goyang.

"Serah lo, Nat. Mau nikah sama tukang gendangnya juga terserah! Ora urus!" Geraldi menimpali tanpa menoleh, tetap fokus pada permainannya bersama Henry.

"Gue nikah gak gue undang lu!" ancam Dinata yang tidak berarti apa-apa.

"Pss, pss." Henry memberikan kode pada teman-temannya agar ia dijadikan pusat perhatian.

Yang menoleh hanya Geraldi, Nanda, dan Dinata. Mereka memasang wajah tanda tanya pada Henry.

Henry mengambil satu snack yang langsung ia lemparkan kearah Gibran. Gibran menoleh sebentar, tidak bicara sedikitpun. Sekalipun itu protes.

"Bengong mulu. Mikirin apa lo?" tanya Henry.

Gibran tersenyum singkat. "Zaira," jawabnya singkat.

"Astagfirullah, huru-hara apa lagi yang menimpa rumah tangga lo, Gib? Banyak banget guncangannya," kata Geraldi.

"Huru-hara, guncangan, kata-kata lo tinggi banget, Ral." Dinata mengulang beberapa kata yang diucapkan Gerladi tadi.

Geraldi menepuk dadanya dan tersenyum bangga. "Biar nambah berdamage kedengarannya."

"Kenapa sama cewek lo?" Memang Nanda yang paling waras diantara yang lainnya. Ia bertanya dengan tenang tanpa terpengaruh teman-temannya yang membicarakan hal tidak bermanfaat.

"Dia tau gue ketemu Monik kemarin," jawab Gibran pelan.

"Si anjing."

"Si goblok."

"Udah gue bilang juga kemarin, kata lo aman." Henry menatap Gibran kesal. Mentang-mentang dia paling lemot diantara yang lain bisa-bisanya Gibran tidak mempercayainya.

Gibran memutar kursi, yang tadi membelakangi teman-temannya sekarang menatap mereka. "Karena gue gak tau bakal ada yang mata-matain gue."

"Maksud lo?" Geraldi bertanya heran, mewakili yang lain, yang juga tidak mengerti.

"Ada yang foto gue sama Monik."

"Terus apa masalahnya? Kalau cerita yang jelas, jangan setengah-setengah," ucap Henry kesal.

"Disitu gue pelukan sama Monik, yang posisinya bener-bener kayak orang lagi ciuman."

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang