Ekstra Part 01

1.5K 112 40
                                    

Extra Part. 01

Tidak ada yang benar-benar selesai jika kita mau kembali memulai.
Sandra Fransnada

***

Awal pelajaran baru dimulai. Gerbang SMA Gunadarma telah dibuka lebar karena sudah banyak siswa yang datang pagi-pagi. Khususnya, siswa baru yang akan melaksanakan mos. Untuk kelas sebelas dan dua belas dari siswa ambis sengaja datang pagi-pagi agar kedapatan meja paling depan dikelas.

Hal itu juga yang dilakukan Gibran. Bukan untuk dirinya, melainkan untuk Zaira. Sengaja subuh-subuh ia bangun dan langsung mandi, tanpa sarapan lebih dulu juga. Menentang satu lembar kertas ia berjalan masuk kedalam kelas baru Zaira.

Sekolah di Gunadarma jika sudah masuk disatu kelas, sampai lulus pun akan berada dikelas bersama orang-orang yang sama. Jadi dengan percaya diri Gibran masuk.

Beruntungnya hanya ada beberapa orang yang sudah masuk kelas. Buru-buru ia menempelkan kertas yang sengaja ia bawa dimeja urutan kedua. Tulisannya “MEJA PUNYA ZAIRA!”.

“Woy nitip ya. Kalau ada yang nyopot lapor ke gue,” ucap Gibran entah untuk siapa karena tidak ada yang mendengarnya dan malah fokus pada kegiatan masing-masing.

Gibran langsung keluar dari kelas Zaira dan meluncur segera menuju kantin karena teman-temannya sudah menunggu disana.

“Selamat pagi kawan-kawan semua,” sapa Gibran saat sudah sampai di kantin.

“Kemana aja lo?” tanya Henry yang sedari tadi fokus merapihkan rambut barunya. Laki-laki itu kemarin habis potong rambut atas perintah ibunda karena sudah terlalu panjang.

“Biasa, urusan rumah tangga,” jawab Gibran santai. “Gue duduk sendiri, ya, sekarang. Paling belakang. Gue bisa tebak kelas dua belas bakal banyak kelas tambahan. Dibanding belajar, mending gue tidur, 'kan?”

“Gak bisa.” Suara perempuan tiba-tiba terdengar begitu saja. Itu suara milik Zaira. Disampingnya ada Kaisha. Gareta sudah tidak di Indonesia lagi. Perempuan itu sudah kembali ke negara asalnya, dan melanjutkan pendidikan disana.

“Aku udah booking tempat dikelas kamu. Jadi, kamu sama temen-temen kamu duduknya didepan, gak bisa dibelakang karena udah aku kasih ke yang lain,” ucap Zaira.

Gibran, Henry, dan Dinata melongo. Sedangkan Geraldi dan Nanda diam saja.

“Gampang, tinggal minta tuker, beres urusannya,” balas Henry sudah sadar dari bengongnya.

Kaisha menatap Henry garang. “Gue pukul sampai lo minta tukeran! Gue sama Zaira udah dateng pagi-pagi, awas kalau gak kalian hargain!” ancamnya.

“Lagian, Za. Pacar lo 'kan Gibran. Kenapa lo atur juga kita?” tanya Dinata.

Jari telunjuk Zaira terangkat, mengetuk-ngetuk keningnya pura-pura mikir. “Karena kalau kalian gak bener, dia juga gak bener. Berterimakasih lah sama gue harusnya. Gue itu udah bantu kalian menuju kebaikan. Udah mau lulus masa gitu-gitu aja. Berubah dong!”

Setelah mengatakan kalimat panjang, Zaira duduk disebelah Gibran, diikuti Kaisha yang ikut duduk disampingnya.

“Ral, gimana sama Gareta?” tanya Kaisha.

Libur kenaikan kelas kemarin 5 laki-laki dan 3 orang perempuan itu memutuskan untuk berlibur bersama ke pantai dan menginap beberapa hari disana.

Dan dihari terakhir tiba-tiba saja Geraldi meminta Gareta untuk menjadi pacarnya. Hanya saja, bukannya meminta jawaban, Geraldi malah bilang seperti ini, “Setelah sekian lama gue nggak pacaran, akhirnya gue suka sama lo, Ret. Hari ini kita resmi pacaran.”

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang